Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

April 2017, Pendaki Dilarang Bawa Dua Benda Ini ke Gunung Gede Pangrango

Kompas.com - 21/12/2016, 07:11 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), Jawa Barat melarang pendaki membawa air minum dalam kemasan (AMDK) sekali pakai dan tisu basah mulai 1 April 2017. Hal itu lantaran membeludaknya sampah di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.

"Larangan itu akan diberlakukan pada 1 April 2017. Nanti masa percobaan 1 bulan mulai 1 April sampai 1 Mei. Selama tiga bulan ini kami sedang sosialisasi dulu," kata Kepala Seksi Wilayah 1 TNGGP Ardi Andono saat dihubungi KompasTravel di Jakarta, Selasa (20/12/2016) siang.

(BACA: Ini Syarat Mendaki Gunung Gede Pangrango Lewat Rute Selabintana)

Ia menyebut larangan tersebut berlaku bagi pendaki di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango melalui tiga jalur pendakian resmi yakni Cibodas, Gunung Putri, dan Salabintana.

"Nanti di pintu pendakian, petugas akan periksa. Kalau bawa botol air minum kemasan dan tisu basah, tidak bisa naik. Untuk ganti air minum dalam botol kemasan, bisa bawa hidropack atau botol-botol minum pribadi," jelasnya.

Menurutnya, jumlah sampah seperti air minum dalam kemasan sekali pakai di area TNGGP berkontribusi lebih dari 50 persen. Berdasarkan data sampah TNGGP, Ardi menyebut 63 persen sampah di area TNGGP adalah sampah AMDK sekali pakai.

KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO Para pendaki di Lembah Surya Kencana, Gunung Gede, Jawa Barat, Minggu (13/11/2016).
"Kami melakukan kajian dari tingkah laku pendaki kemudian sampai memilah sampah. Dari memilah sampah, jumlah-jumlah botol itu 63 persen dari total sampah di atas maupun di bawah (Gunung Gede dan Pangrango). Itu dari dari teman-teman yang operasi bersih gunung selama tahun 2015," jelasnya.

Selain itu, tisu basah juga menjadi masalah yang tak lepas dari kegiatan pendakian di TNGPP. Menurut Ardi, tisu basah banyak digunakan oleh pendaki untuk membersihkan diri setelah buang air besar maupun kecil.

"Tisu basah, sudah banyak di sana (TNGGP). Kalau kita operasi bersih, 'jebakan batman' banyak. Mau diambil jijik. Itu tisu basah banyak penyakitnya. Seharusnya ditimbun, malah dilempar ke sungai. Sekarang juga trennya kencing di botol dan ditinggal di atas. Mau ambil juga jijik," tambahnya.

Ardi menjelaskan selama ini sampah-sampah AMDK banyak diangkut oleh masyarakat sekitar kawasan TNGPP. Hal itu dilakukan demi bisa menjual sampah-sampah AMDK itu dan mendapat uang.

KOMPAS/HARRY SUSILO Hamparan tanaman edelweis di Lembah Mandalawangi Gunung Pangrango, Jawa Barat, Minggu (6/12/2015).
"Masyarakat mau ke atas mau pungut itu botol plastik, karena bisa dijual. Kita akui itu membantu (TNGGP).  Namun, itu tidak mendidik bagi pendakinya," jelas Ardi.

Dengan adanya peraturan ini, Ardi berharap pihak TNGGP bisa ikut mengedukasi pendaki tentang sampah AMDK dan tisu basah. Diharapkan kawasan TNGGP bisa lebih bersih setelah penerapan larangan sampah AMDK dan tisu basah itu.

"Itu sampah kan dinamis, kalau kita tidak ada upaya preventif, selalu naik turun operasi bersih, tak akan bersih," ujarnya.

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango menawarkan wisata pendakian ke Gunung Gede dan Gunung Pangrango. Gunung Gede dan Pangrango terletak tak jauh dari kawasan Jakarta, Bekasi, Bogor, dan Tangerang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tips Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri, Jangan Kesiangan

Tips Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri, Jangan Kesiangan

Travel Tips
Tips Atas Bengkak Selama Perjalanan Udara, Minum hingga Peregangan

Tips Atas Bengkak Selama Perjalanan Udara, Minum hingga Peregangan

Travel Tips
Harga Tiket Wisata Pantai di Bantul Terkini, Parangtritis hingga Pandansimo

Harga Tiket Wisata Pantai di Bantul Terkini, Parangtritis hingga Pandansimo

Travel Update
Ada Pungli di Curug Ciburial Bogor, Sandiaga: Perlu Ditindak Tegas

Ada Pungli di Curug Ciburial Bogor, Sandiaga: Perlu Ditindak Tegas

Travel Update
Menparekraf Bantah Akan Ada Pungutan Dana Pariwisata kepada Wisatawan

Menparekraf Bantah Akan Ada Pungutan Dana Pariwisata kepada Wisatawan

Travel Update
Sandiaga Dukung Sanksi Tegas untuk Penyulut 'Flare' di Gunung Andong

Sandiaga Dukung Sanksi Tegas untuk Penyulut "Flare" di Gunung Andong

Travel Update
Waktu Terbaik untuk Beli Tiket Pesawat agar Murah, Jangan Mepet

Waktu Terbaik untuk Beli Tiket Pesawat agar Murah, Jangan Mepet

Travel Tips
Taman Burung-Anggrek di Papua: Lokasi dan Harga Tiket Masuk

Taman Burung-Anggrek di Papua: Lokasi dan Harga Tiket Masuk

Travel Update
5 Air Terjun di Probolinggo, Ada Air Terjun Tertinggi di Jawa

5 Air Terjun di Probolinggo, Ada Air Terjun Tertinggi di Jawa

Jalan Jalan
4 Festival di Hong Kong untuk Dikunjungi pada Mei 2024

4 Festival di Hong Kong untuk Dikunjungi pada Mei 2024

Jalan Jalan
Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Jalan Jalan
Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Travel Update
5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

Travel Tips
Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com