Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kala Turis Enggan Hadir di Gerbang Asia-Eropa

Kompas.com - 09/01/2017, 21:42 WIB

DUA peristiwa mengenaskan yang menimpa Turki pada awal tahun ini—serangan mematikan di kelab malam Reina di kota Istanbul dan serangan bom di kota Izmir— tampaknya bakal menjadi pukulan telak bagi negeri itu.

Tidak saja bagi keamanan, tetapi juga perekonomian makro. Di sektor pariwisata, turis asing bisa-bisa semakin enggan berkunjung ke pintu gerbang antara Asia dan Eropa itu.

Jumlah turis asing yang berkunjung ke Istanbul dan Turki secara umum anjlok sekitar 25,9 persen menjadi 9,2 juta orang sepanjang 2016.

Merujuk data yang dirilis Istanbul Culture and Tourism Directorate, awal tahun ini, penurunan jumlah turis ke kota itu menjadi yang pertama terjadi sejak tahun 2000.

(BACA: Lihatlah Turki Pasca Kudeta...)

Sebanyak 4,44 juta turis asing mengunjungi Turki pada paruh pertama tahun lalu dan 4,71 juta orang lainnya pada paruh kedua.

Namun, Desember tahun lalu, jumlah turis asing yang berkunjung ke negeri itu juga turun sekitar 18 persen secara tahunan. Memang ada penurunan angka dari tingkat penurunan terparah yang terjadi pada Juni yang tingkat penurunannya secara tahunan mencapai 35,2 persen.

Namun, patut diingat, kenaikan kunjungan turis asing ke Turki secara tahunan pada tahun lalu hanya terjadi pada Januari. Kenaikannya pun relatif tipis, sekitar 0,1 persen.

Turis asing yang berasal dari daratan Eropa menjadi turis yang paling banyak berkunjung sepanjang tahun lalu. Jumlahnya mencapai 3,9 juta orang.

Selanjutnya adalah turis asal Timur Tengah, yakni mencapai 2,3 juta turis, disusul wisatawan asal Asia, Afrika, Amerika Utara, Amerika Latin, dan Oceania.

Dilihat dari asal negara, turis asal Jerman ”menguasai” jumlah kunjungan dengan persentase mencapai 10,9 persen sepanjang tahun lalu. Berada di belakang warga Jerman adalah warga Iran (7 persen), Arab Saudi (5,2 persen), Inggris (4 persen), Perancis (3,9 persen), Amerika (3,5 persen), dan Rusia (3,2 persen).

Keamanan memang lekat dengan potensi kunjungan turis, di luar potensi negara atau wilayah yang memang layak menjadi tempat wisata.

KOMPAS/BUDI SUWARNA Monumen Kemerdekaan di Alun-alun Taksim, Kamis (8/9/2016). Ketika kudeta militer dilancarkan pada 15 Juli lalu, Taksim menjadi salah satu titik terpanas di Istanbul.
Indonesia yang menjadikan Pulau Bali sebagai tulang belakang penopang utama kunjungan turis, misalnya, pernah mengalami getirnya anjloknya kunjungan turis pasca diguncang dua kali bom bunuh diri pada 2002 dan 2005.

Relatif beruntung, perekonomian Bali kemudian bangkit seiring dengan membaiknya perekonomian nasional yang turut didorong kenaikan harga komoditas global. Hal itu menjadikan wisatawan lokal-asing relatif sejajar fungsinya sebagai pendorong perekonomian setempat.

Tantangan berat menghadang Turki saat-saat ini setelah mengalami ekspansi ekonomi tahun-tahun sebelumnya.

Selain akibat meningkatnya gangguan keamanan, menurut CNBC, reformasi ekonomi tak lancar dan ketidakpastian politik negeri itu bisa menambah runyam politik hingga ekonomi negeri tersebut.

Angka proyeksi Dana Moneter Internasional yang memperkirakan terjadinya kontraksi ekonomi Turki sekitar 2,9 persen tahun ini bisa lebih buruk. Kegagalan penanggulangan aksi terorisme akan semakin mempersulit pemulihan ekonomi. (BENNY D KOESTANTO)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 9 Januari 2017, di halaman 9 dengan judul "Kala Turis Enggan Hadir di Gerbang Asia-Eropa".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com