Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terungkap Alasan Spanduk Soto Lamongan Pakai Kain yang Dilukis

Kompas.com - 03/06/2017, 03:07 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com - Anda yang menggemari street food malam hari, pastinya familiar dengan spanduk kain soto lamongan, pecel lele, atau seafood. Spanduk ini serempak menggunakan kain, dan dilukis secara manual.

Di tengah dunia percetakan yang sudah modern, membuat spanduk ala Soto Lamongan tidak lahsulit. Namun para pengusaha soto yang sudah tersebar di berbagai kota di Indonesia ini lebih memilih menggunakan kain yang dilukis secara manual.

Ternyata hal tersebut bukan tanpa alasan, bukan pula hanya melestarikan tradisi terdahulunya. Namun ada fungsi hingga kualitas yang dijaga, dan tidak didapat dari spanduk hasil print digital.

"Ciri khas lukisan di spanduk ini asalnya memang dari Lamongan, dulu jauh sebelum soto lamongan terkenal kayak sekarang," ujar Hartono, seorang pengerajin spanduk lukis Soto Lamongan di Bekasi kepada KompasTravel, Kamis (1/6/2017).

BACA: Kenapa Spanduk Soto Lamongan Bisa Sama?

Hartono mengatakan spanduk kain buatannya tetap digemari di tengah mudahnya membuat spanduk print ialah karena mayoritas pedagangnya berjualan saat malam. 

Menurutnya spanduk plastik di malam hari akan memantulkan cahaya dari kendaraan dan lampu penerangan jalan. Sehingga tulisan yang tertera di spanduk akan samar.

"Kalau kain itu sifatnya lebih menyerap cahaya, jadi begitu tersorot lampu kendaraan masih kelihatan. Bahkan kalau lampu di dalam tenda makanannya itu terang, tulisan dengan warna stabilonya akan keluar. Di situlah aura Soto Lamongan, pecel lele maupun seafood terlihat menarik," ujarnya.

KOMPAS.com/Muhammad Irzal Adiakurnia Hartono mengerjakan spanduk lukis Soto Lamongan dan Pecel Lele dari hulu ke hilir bersama isterinya Sri Ningsih, Rabu (1/6/2017)
Selain itu, tinta yang digunakan pada spanduk print menurutnya kurang awet untuk pemakaian tahunan. Ia sendiri dalam memproduksi spanduk lukis menggunakan racikan tinta sendiri, dari pigmen warna, perekat, dan extender-nya. Racikan tersebut diklaim bisa tahan dua hingga lima tahun jika dirawat dengan baik.

Aktivitas buka tutup warung tenda pun sangat riskan jika menggunakan spanduk print berbahan flexi yang sulit untuk dilipat-lipat. Sedangkan kain, menurut Hartono, lebih fleksibel.

BACA: Kisah Si Pembuat Spanduk Soto Lamongan...

Arief, salah satu pengguna spanduk kain soto lamongan di Bogor, membenarkan bahwa spanduk kain akan lebih kuat dan awet. Tantangannya ialah menjaga kebersihan spanduknya.

"Musuhnya spanduk kain itu bukan hujan bukan panas, karena kuat. Tapi musuhnya jamur, di mana kalau abis kehujanan langsung dilipat kemudian pulang, akan keluar jamur bintik hitam, jadi harusnya dijemur dulu," ujarnya pria asli Lamongan yang sudah berjualan soto mulai 1999, Kamis (1/6/2017).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Travel Update
Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Travel Update
Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Travel Tips
Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat 'Long Weekend'

Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat "Long Weekend"

Travel Update
Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Hotel Story
3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

Travel Tips
Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Jalan Jalan
Area Baduy Dalam Buka Lagi untuk Wisatawan Setalah Perayaan Kawalu 

Area Baduy Dalam Buka Lagi untuk Wisatawan Setalah Perayaan Kawalu 

Travel Update
5 Wisata di Bandung Barat, Ada Danau hingga Bukit

5 Wisata di Bandung Barat, Ada Danau hingga Bukit

Jalan Jalan
Aktivitas Bandara Sam Ratulangi Kembali Normal Usai Erupsi Gunung Ruang 

Aktivitas Bandara Sam Ratulangi Kembali Normal Usai Erupsi Gunung Ruang 

Travel Update
5 Cara Motret Sunset dengan Menggunakan HP

5 Cara Motret Sunset dengan Menggunakan HP

Travel Tips
Harga Tiket Masuk Balong Geulis Cibugel Sumedang

Harga Tiket Masuk Balong Geulis Cibugel Sumedang

Jalan Jalan
Tips Menuju ke Balong Geulis, Disuguhi Pemandangan Indah

Tips Menuju ke Balong Geulis, Disuguhi Pemandangan Indah

Travel Update
Serunya Wisata Kolam Renang di Balong Geulis Sumedang

Serunya Wisata Kolam Renang di Balong Geulis Sumedang

Jalan Jalan
Nekat Sulut 'Flare' atau Kembang Api di Gunung Andong, Ini Sanksinya

Nekat Sulut "Flare" atau Kembang Api di Gunung Andong, Ini Sanksinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com