Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Piring Terbang, Penyajian Hidangan nan Unik pada Resepsi di Solo

Kompas.com - 07/11/2017, 08:01 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Konsep 'piring terbang' bukan hal aneh jika bertamu ke resepsi pernikahan atau acara lain di Solo, Jawa Tengah. Pemilihan sebutan 'piring terbang' yang unik ini mengacu pada cara penyajian hidangan bagi para tamu yang serba cepat, seakan piring menjadi terbang saking cepatnya. Seperti apa konsep piring terbang ini?

"Konsep piring terbang sebenarnya memantulkan sesuatu hal yang tergesa-gesa tetapi ada kepraktisan juga di situ," kata Dosen Prodi Sejarah Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Heri Priyatmoko saat dihubungi KompasTravel, Senin (6/11/2017).

Heri menjelaskan jika konsep piring terbang ini mulai terkenal sejak menjamurnya jasa boga (katering) pada era 1980-an di Solo.

Konsep piring terbang ada karena pihak jasa boga mempelajari kapasitas ruang, ketersediaan waktu, dan jumlah tamu dalam sebuah resepsi.

Untuk membayangkan konsep piring terbang, tamu di suatu resepsi hanya perlu duduk manis di bangku yang telah disediakan. Pada saatnya tiba, pramusaji akan keluar menghidangkan makanan dan minuman dalam ukuran per porsi.

Dengan urutan penyajian pertama minuman dan camilan, sop, nasi dan lauk, dan terakhir minuman es atau makanan manis.

Gempol pleretTRIBUNSOLO.COM/ BAYU ARDI ISNANTO Gempol pleret

"Pada 'adegan' keluar es ini menjadi tanda bagi para tamu bahwa acaranya sudah rampung. Terkesan ngebut karena barisan tamu akan bubar serempak dengan konsep piring terbang ini," jelas Heri.

Lantas kapan waktunya tamu bercengkrama, layaknya sebuah pesta? Heri menjelaskan, justru tamu bercengkerama saat menunggu makanan dan berada di luar gedung resepsi.

Konsep piring terbang ini memiliki banyak keunggulan. Selain penyajian yang cepat, konsep ini cocok bagi para penyelenggara resepsi dengan bujet terbatas.

Selain itu makanan juga jadi tidak mubazir. Sebab baik penyelenggara resepsi dan pihak jasa boga telah memperhitungkan jumlah yang pas untuk penyajian makanan dalam hitungan per porsi.

Sampai sekarang konsep penyajian makanan 'piring terbang' masih sering dilakukan di Solo, khususnya resepsi yang dilaksanakan di gedung.

Saat ini, tambah Heri, konsep piring terbang juga mulai berkembang di pedesaan. Para muda-mudi yang berinisiatif menjadi pramusaji di hajatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com