Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Menpar Soal Antisipasi Gangguan Pariwisata Akibat Erupsi Gunung Agung

Kompas.com - 29/06/2018, 19:54 WIB
Anggita Muslimah Maulidya Prahara Senja,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan Kementerian Pariwisata telah menyiapkan rencana mitigasi bencana untuk antisipasi terganggunya industri pariwisata akibat erupsi Gunung Agung Bali.

“Dari sisi pariwisata, yang bisa kita lakukan adalah melakukan antisipasi cepat, agar informasi bulat, tidak simpang siur, saling melengkapi, dan tidak ada celah untuk berspekulasi yang bisa menimbulkan salah persepsi,” kata Arief kepada KompasTravel, Jumat (29/6/2018).

Ia melanjutkan, antisipasi tersebut terlihat dari kejadian di hari ini dengan adanya informasi dan data dari lapangan yang begitu cepat juga lengkap.

Hal tersebut pula membuat keputusan dan recovery diambil dengan cepat,

Untuk proses recovery sendiri, menurut Arief harus dilakukan dengan cepat juga untuk offline di lapangan, terutama akses transportasi udara.

“Ini sudah dilakukan dengan baik oleh Angkasa Pura I, yang akan me-recovery cancellation penerbangan hari ini. Dan juga online, mengabarkan ke seluruh masyarakat bahwa situasi benar-benar sudah pulih,” pungkasnya.

Adapun secara resmi Bandara I Gusti Ngurah Rai yang sebelumnya ditutup lebih dari 11 jam kembali dibuka mulai pukul 14.30 Wita.

Keputusan dibukanya operasi bandara setelah Otoritas Bandara Wilayah IV Bali Nusa Tenggara menggelar rapat evaluasi pada Jumat siang.

Setelah dibuka kembali, Bandara Ngurah Rai akan melakukan proses pemulihan selama 24 jam untuk normalisasi jadwal penerbangan. Namun, evaluasi akan terus dilakukan sesuai dengan kondisi Gunung Agung dan arah angin.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com