Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kawasan Konservasi Diharapkan Menopang Perekonomian Daerah

Kompas.com - 30/08/2018, 22:10 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya mengatakan kawasan konservasi harus bisa jadi penopang ekonomi daerah. Hal itu disampaikan dalam perayaan Hari Konservasi Alam Nasional 2018, di Bitung, Sulawesi Utara.

"Konsep pengembangan taman nasional atau kawasan konservasi, harus bisa menopang pusat-pusat perumbuhan ekonomi daerah," ujar Siti Nurbaya dalam sambutannya.

Hal tersebut jadi landasan-landasan kebijakannya terkait pemanfaatan taman nasional dan kawasan-kawasan konservasi.

"Jadi sudah banyak hal yang kita komunikasikan terhadap para gubernur termasuk Sulawesi Utara, salah satunya penanganan konservasi sebagai titik potensial pertumbuhan ekonomi daerah," ujarnya.

Indahnya barisan mangrove di ekowisata Mangrove Park Bahowo di Manado, Sulawesi Utara yang dikelola oleh Kelompok Mangrove Tongkena, Manado, Sulawesi Utara, Rabu (29/8/2018). KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Indahnya barisan mangrove di ekowisata Mangrove Park Bahowo di Manado, Sulawesi Utara yang dikelola oleh Kelompok Mangrove Tongkena, Manado, Sulawesi Utara, Rabu (29/8/2018).
Salah satu perwujudan tersebut ialah dengan ekowisata yang tetap lestari. Dengan pemanfaatan ekowisata berbasis masyarakat harapannya taman nasional dan kawasan konservasi bisa semakin lesatari dan semakin mensejahterakan.

Ia mencontohkan beberapa taman nasional yang sudah bekerjasama dengan masyarakat mengolah hasil alam di kawasan konservasi dengan ramah lingkungan. Produknya dijual ke wisatawan dan akhirnya menggerakkan perekonomian.

"Selain bisa mendatangkan nilai ekonomi juga bisa mendidik masyarakat cara mencari madu yang ramah lingkungan, cara mengantar wisatawan melihat hewan langka, dan banyak lagi contohnya," ucapnya kepada KompasTravel.

Namun, ia juga menyoroti kewaspadaan pada kawasan konservasi yang tercatat memiliki biota hampir punah. Pengembangan kawasan konservasi harus lebih teliti dengan mengharmoniskan lingkungan dan pendapatan.

"Kita harus pikirkan juga, bagaimana nasib yaki (monyet hitam sulawesi) yang menurun sampai 40 persen. Maka harmonisasinya kita lakukan bagaimana menjaga kelestariannya tapi pertumbuhan ekonomi bisa terus dijalankan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tips Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri, Jangan Kesiangan

Tips Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri, Jangan Kesiangan

Travel Tips
Tips Atas Bengkak Selama Perjalanan Udara, Minum hingga Peregangan

Tips Atas Bengkak Selama Perjalanan Udara, Minum hingga Peregangan

Travel Tips
Harga Tiket Wisata Pantai di Bantul Terkini, Parangtritis hingga Pandansimo

Harga Tiket Wisata Pantai di Bantul Terkini, Parangtritis hingga Pandansimo

Travel Update
Ada Pungli di Curug Ciburial Bogor, Sandiaga: Perlu Ditindak Tegas

Ada Pungli di Curug Ciburial Bogor, Sandiaga: Perlu Ditindak Tegas

Travel Update
Menparekraf Bantah Akan Ada Pungutan Dana Pariwisata kepada Wisatawan

Menparekraf Bantah Akan Ada Pungutan Dana Pariwisata kepada Wisatawan

Travel Update
Sandiaga Dukung Sanksi Tegas untuk Penyulut 'Flare' di Gunung Andong

Sandiaga Dukung Sanksi Tegas untuk Penyulut "Flare" di Gunung Andong

Travel Update
Waktu Terbaik untuk Beli Tiket Pesawat agar Murah, Jangan Mepet

Waktu Terbaik untuk Beli Tiket Pesawat agar Murah, Jangan Mepet

Travel Tips
Taman Burung-Anggrek di Papua: Lokasi dan Harga Tiket Masuk

Taman Burung-Anggrek di Papua: Lokasi dan Harga Tiket Masuk

Travel Update
5 Air Terjun di Probolinggo, Ada Air Terjun Tertinggi di Jawa

5 Air Terjun di Probolinggo, Ada Air Terjun Tertinggi di Jawa

Jalan Jalan
4 Festival di Hong Kong untuk Dikunjungi pada Mei 2024

4 Festival di Hong Kong untuk Dikunjungi pada Mei 2024

Jalan Jalan
Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Jalan Jalan
Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Travel Update
5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

Travel Tips
Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com