Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Lewatkan, Event Jazz Panen Kopi di Takengon

Kompas.com - 26/09/2018, 19:14 WIB
Kontributor Takengon, Iwan Bahagia ,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi


TAKENGON, KOMPAS.com - Berbagai event kebudayaan terus digelar oleh banyak pihak di Dataran Tinggi Gayo, Provinsi Aceh. Meliputi Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Gayo Lues.

Saat ini berbagai kegiatan kebudayaan masih dan akan berlangsung di tiga daerah di Aceh itu. Salah satunya Gayo Alas Mountain International Festival (GAMIFest) 2018 yang telah dibuka di Takengon 14 September lalu, dan akan berakhir di Gayo Lues pada 24 November 2018.

Salah satu kegiatan yang mencuri perhatian adalah Festival Panen Kopi Gayo yang akan digelar di Gunung Suku Kampung Rawe, Kecamatan Lut Tawar, Kabupaten Aceh Tengah. Ajang yang diinisiasi oleh sejumlah anak muda ini bukan merupakan rangkaian dari GAMIFest.

"Festival tahunan ini merupakan festival kedua setelah festival pertama yang digelar pada 16-17 Desember 2017 lalu. Festival yang berbasis masyarakat ini berfokus pada pengembangan wisata berbasis komunitas di Desa Gunung Suku Rawe," kata Direktur Festival Panen Kopi, Hardiansyah, kepada Kompas.com, Selasa (25/9/2018).

Menurut Hardi, festival diselenggarakan untuk merayakan peristiwa panen raya Kopi Arabika Gayo pada bulan Oktober. Selain itu, tanah Gayo memiliki beberapa destinasi wisata potensial berupa komoditas kopi, bentang alam yang indah, serta kebudayaan yang kuat mengakar pada masyarakat.

Meski tetap saja, lanjut Hardi, hal ini tidak cukup menjadi modal utama menghadapi persaingan ketat antar wilayah. Ia menjelaskan perspektif pariwisata di era kekinian menuntut bahwa berbagai situs wisata yang ada, terlebih wisata alam atau wisata pasif, memerlukan piranti baru agar dapat terus hidup dan berkembang. 

"Festival Panen Kopi Gayo akan berperan sebagai piranti baru yang berfungsi sebagai ajang promosi berkelanjutan atas situs wisata yang dimaksud. Festival juga bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat sebagai pemilik dan tuan rumah situs wisata," ucapnya.

Kopi Gayo.KOMPAS.COM/IWAN BAHAGIA Kopi Gayo.

Kabupaten Aceh Tengah, terang dia, memiliki berbagai potensi dan hasil alam, seni pertunjukan tradisional dan modern, permainan rakyat, makanan khas dan upacara adat yang dapat diakumulasikan untuk membangun sebuah festival atau perhelatan budaya baru yang potensial. Hal ini akan mampu meningkatkan jumlah kunjungan juga pendapatan bagi masyarakat, pemerintah daerah, serta pemerintah provinsi.

Ia meneruskan, Festival Panen Kopi Gayo juga memiliki keunikan dibanding gelaran festival lainnya di Indonesia. Sebab, pada perhelatan akbar ini, pengunjung atau wisatawan yang menjadi peserta akan terlibat langsung dalam kegiatan panen kopi dan kebudayaan masyarakat Kota Takengon dan warga Gunung Suku, Rawe.

"Festival juga mengundang wisatawan untuk menginap di rumah-rumah penduduk, serta berinteraksi dan saling terlibat dalam ragam workshop seni pertunjukan dan kopi yang akan di gelar di tengah festival," ungkap Hardi.

Festival ini juga bertujuan sebagai pilot project pemberdayaan masyarakat pariwisata dengan cara kreatif, mandiri, dan berkelanjutan dengan melibatkan masyarakat sekitar sebagai penyelenggara kegiatan.

"Maka beberapa aktivitas seperti pembangunan desa, pembangunan infrastruktur pendukung kawasan wisata berbasis komunitas, peningkatan sumberdaya manusia melalui pelatihan manajemen seni pertunjukan, workshop seni pertunjukan, workshop pembuatan karya seni instalasi dan workshop pengembangan dan pengolahan kopi serta pembangunan jejaring dan promosi akan diselenggarakan secara berkesinambungan," papar Hardi.

Baca juga: Melihat Sisi Lain Aceh di Gayo Alas Mountain International Festival 2018

Rangkaian Festival Panen Kopi Gayo tahun ini akan dimulai dengan ritual tolak bala yang diyakini sebagai ritual tolak segala bala bencana dan musibah. Setelah itu pengunjung akan disuguhkan dengan berbagai pertunjukan Kesenian tradisional Gayo.

Pada tanggal 6 Oktober, pengunjung akan dibawa berwisata agro, yakni wisata kebun kopi sembari memanen kopi. Malam harinya, pengunjung akan menikmati pertunjukan Jazz bertajuk Jazz Panen Kopi yang akan diselenggarakan di pinggiran Danau Lut Tawar.

Sejumlah musisi ternama direncanakan hadir dalam gelaran tersebut, seperti Joel Tampeng yang eksis bermusik di Pulau Jawa yang biasa tampil bersama Gaya Gayo. Panitia juga telah mengundang musisi jazz Razak Rahman dari Negeri Jiran, Soerkam dari Medan, Gendang Kampung Perkusi, serta tuan rumah akan menghadirkan Gayo Coffee Blues.

Festival akan di akhiri dengan ritual Nayang, atau ritual penyuburan yang bertujuan menyuburkan seluruh tanaman komoditi pertanian di Tanah Gayo.

Selain sejumlah agenda utama, Festival Panen Kopi 2018 kali ini juga akan dimeriahkan dengan perlombaan perahu tradisional, pasar kopi, serta pameran hasil kerajinan tangan dan kuliner tradisional Gayo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com