Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Bedanya Yukata dengan Kimono

Kompas.com - 10/09/2019, 20:17 WIB
Albert Supargo,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu budaya Jepang yang diperkenalkan di Festival Jak-Japan Matsuri 2019 adalah Yukata. Yukata sendiri adalah salah satu budaya yang berasal dari Jepang.

"Di sini ada banyak booth yang memberikan pengunjung pengalaman memakai Yukata, atau baju adat Jepang untuk musim panas," kata Wakabayashi selaku Direktur Kebudayaan dan Pendidikan Kedutaan Besar Jepang sekaligus Wakil Komite Jak-Japan Matsuri 2019 saat diwawancarai KompasTravel.

Ia juga menyatakan Yukata memiliki kemiripan dengan Kimono, pakaian tradisional Jepang.

Ada beberapa hal membedakan Kimono dan Yukata. Biasanya Kimono berbahan lebih tebal, berbeda dengan Yukata yang berbahan lebih tipis. Selain itu, Kimono sifatnya lebih formal sedangkan Yukata lebih casual. 

Baca juga: Apa Bedanya Yukata dan Kimono Khas Jepang?

“Yukata biasa digunakan di musim panas karena bahannya yang lebih tipis. Selain itu harganya juga lebih murah dari Kimono dan juga lebih santai,” kata Haruka, salah satu orang Jepang yang mengunjungi festival ini dengan mengenakan Yukata.

Menurut Haruka, cara memakai Yukata lebih mudah dibanding Kimono, karena memiliki komponen pakaian yang lebih sedikit. Biasanya Yukata terbuat dari katun dan sudah berbentuk jubah.

Alat yang dibutuhkan untuk memasang Yukata adalah pita untuk mengikat lipatan pakaian dan Obi atau sabuk yang digunakan untuk mengencangkan dan mempertahankan bentuk pakaian juga sebagai aksesoris.

Ada beberapa tahap untuk memakai Yukata. Pertama, sarungkan jubah Yukata, lalu sesuaikan bagian belakang pakaian denga menyatukan dua bagian kerah ke tengah lalu tarik hingga kain terasa pas di punggung dan jahitan kain berbentuk lurus.

Selanjutnya, sesuaikan panjang kain di bagian kaki dengan cara menarik kain ke atas setinggi mata kaki. Setelah mendapatkan ukuran yang pas, balut kain ke tubuh, rapikan lipatan, lalu ambil pita dan ikatkan untuk menahan lipatan kain.

Baca juga: Jangan Salah Sebut Kimono dan Yukata, Begini Cara Membedakannya

Posisikan pita di bagian perut depan, silangkan ke bagian belakang, lalu buat simpul pita didepan. Rapikan bagian Yukata yang terlihat janggal dengan cara menarik. Kemudian ikatkan satu buah pita lagi di bagian bawah dada untuk mengunci bagian yang masih belum rapi.

Lipat dua salah satu ujung obi, sisihkan sekitar 30 – 40 cm bagian kain dan gantungkan di salah satu pundak. Lipat berbentuk segitiga bagian obi yang berada di daerah perut sehingga membentuk huruf “L” dan balutkan dua kali mengelilingi badan.

Lipat sisa kain secara diagonal dan ikatkan dengan kain yang menggantung di bagian pundak. Terakhir, simpul sisa kain membentuk kupu-kupu atau disebut simpul Bunko.

Di Jepang, Yukata dapat dibeli di toko Kimono atau department store dan lebih banyak dijual pada saat musim panas. Harga pakaian ini berkisar sekitar 10.000 - 100.000 yen tergantung kualitas bahan, set pembelian (Yukata dan Obi, dan rancangan serta motif).

Bila terasa mahal, terdapat banyak tempat yang menyediakan penyewaan Yukata untuk digunakan pada acara atau momen tertentu.

Toko seperti ini juga biasanya menawarkan penataan rambut, riasan wajah, dan juga pemotretan menggunakan Yukata.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Travel Update
Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Travel Update
6 Hotel Dekat Beach City International Stadium Ancol, mulai Rp 250.000

6 Hotel Dekat Beach City International Stadium Ancol, mulai Rp 250.000

Hotel Story
4 Hotel Dekat Pantai di Cilacap, Tarif Rp 250.000-an

4 Hotel Dekat Pantai di Cilacap, Tarif Rp 250.000-an

Hotel Story
5 Wisata Air Terjun di Karanganyar, Ada Ngargoyoso dan Jumog

5 Wisata Air Terjun di Karanganyar, Ada Ngargoyoso dan Jumog

Jalan Jalan
Pengalaman ke Desa Wisata Koto Kaciak, Coba Panen Madu Lebah Galo-Galo

Pengalaman ke Desa Wisata Koto Kaciak, Coba Panen Madu Lebah Galo-Galo

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com