Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sama-Sama Cantik, Apa Bedanya Kue Jepang dan Perancis?

Kompas.com - 26/09/2019, 07:00 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jepang dan Perancis terkenal sebagai negara yang maju dalam produksi makanan pencuci mulut. Jika kamu berkunjung ke dua negara ini, ada banyak pilihan makanan pencuci mulut dan roti dengan tampilan yang cantik.  

Namun meski mirip dari segi jenis kue, sebenarnya ada perbedaan mendasar antara kue di Jepang dan kue di Perancis. 

"Bisa dilihat dari ukurannya. Kalau kue di Jepang biasanya berukuran lebih kecil dibanding kue di Perancis," Jelas Pastry Chef dari Swissotel Nankai Osaka, Jepang, Yuki Nakamura ditemui oleh Kompas.com di Hotel Fairmont Jakarta, Rabu (18/9/2019).

Ia mengatakan alasannya orang Jepang lebih suka melahap kue sekali makan saat sesi minum teh.

Baca juga: 5 Kue Terfavorit di Indonesia, dari Martabak sampai Kue Putu

Soal rasa, menurut Nakamura kue di Jepang rasanya juga lebih manis ketimbang kue di Perancis. Sebab kembali lagi, orang Jepang umumnya menyantap kue untuk pendamping minum teh yang terbilang pahit. Jadi bukan sebagai pencuci mulut sehabis makan. 

"Kalau penampilan sama, sama sama cantik kok," pungkas Nakamura.

Nakamura juga bercerita bahwa zaman dahulu orang Jepang banyak yang belajar membuat kue sampai ke Perancis. Itu juga yang jadi alasan mengapa kue di Jepang sangat beragam dan dari tampilan mirip kue Perancis.  

Baca juga: Inilah Kue Lebaran Orang Indonesia Sebelum Era Kolonial...

Salah satu orang yang belajar membuat kue ke Perancis adalah ayah Nakamura. Setelah belajar di Perancis, ayah Nakamura pulang ke Jepang dan memilih jalur profesi chef pastry.

Saat ini, Nakamura menyebutkan orang Jepang tak lagi harus belajar ke Perancis. Sebab sekolah membuat kue di Jepang sudah terbilang bagus dan justru menerima banyak siswa dari luar negeri.  

Ia sendiri menempuh pendidikan membuat kue di Jepang, untuk mengikuti ayahnya menjadi chef pastry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Travel Update
Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com