Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paloh, Tempat Favorit Penyu Hijau Bertelur di Ekor Kalimantan

Kompas.com - 08/04/2023, 12:01 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kawasan pesisir Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, sudah sejak lama menjadi primadona peneluran penyu hijau di Tanah Air.

Bentang garis pantai sepanjang 63 kilometer (km) menjadikan lokasi ini sebagai habitat bagi 3.700 penyu yang berkunjung setiap tahunnya. Setengah dari jumlah tersebut bertelur di sana.

"Mungkin ini hamparan pantai peneluran penyu terpanjang di Indonesia," kata CEO WWF (World Wide Fund for Nature) Indonesia Aditya Bayunanda dalam peluncuran buku "Penyu dan Paloh: Perjalanan Konservasi di Ekor Borneo" secara online, Kamis (6/4/2023).

Baca juga: Terancam Punah, 49 Tukik Penyu Hijau Dilepasliarkan di Pantai

Ia melanjutkan, sebagian besar adalah penyu hijau yang sangat penting dan termasuk hewan yang dilindungi. Sayangnya pada 2009, hampir 100 persen telur penyu di Paloh harus hilang akibat perburuan.

"Sebelum kami (WWF) datang ke Paloh, hampir 100 persen telur penyu hilang. Namun menurut catatan saat ini hanya 5,4 saja yang terambil," ujar Aditya.

Selain perburuan, intervensi pembangunan di wilayah pesisir pantai juga turut mengancam habitat penyu. Lalu ada juga sejumlah faktor alam, seperti abrasi pantai, perubahan iklim, hingga keberadaan predator telur penyu.

Kesadaran masyarakat terhadap pelestarian penyu di Paloh

Kepala Bidang Kelautan, Pesisir, Pulau-pulau Kecil, dan Pengawasan Dinas Kelautan dan Perikanan Kalimantan Barat Dionisius Endy menjelaskan, mulanya masyarakat di sekitar kawasan konservasi beranggapan bahwa berlimpahnya telur penyu di Paloh adalah sebuah anugerah, lantaran tidak ada edukasi soal hal ini.

Anggapan tersebut membuat mereka dengan pun menjual telur penyu ke pasar seharga Rp 3.000 per butir.

"Karena tidak ada sosialisasi, jadi saat dijual buat mereka itu bukan kejahatan," ucap Endy.

Baca juga: Polisi Gagalkan Penyelundupan 15 Penyu Hijau dari Madura ke Bali

Jadi, pihaknya berupaya mengubah pemikiran tersebut, dari "menjual telur penyu dengan harga murah" menjadi "menetaskan telur penyu untuk mendatangkan multiplier efek yang lebih besar."

"Itu yang kita sosialisasi kan selama ini. Ketika telur itu ditetaskan, anda bisa mendapat keuntungan yang jauh lebih besar dari pada telur dijual, direbus, dimakan. Itu butuh waktu yang sangat panjang, pro dan kontra," ujarnya.

Sebab, ketika telur penyu ditetaskan menjadi tukik, selain menjaga kelestarian alam, itulah yang juga akan mendatangkan wisatawan untuk berkunjung ke Paloh, sehingga menggerakkan roda perekonomian setempat.

"Jadi ketika masyarakat sejahtera, merekalah yang menjadi garda terdepan penjaga penyu," ujar Endy.

Kini, di Paloh terdapat beberapa komunitas yang turut membantu pelestarian penyu, seperti Yayasan World Wide Fund (WWF) Indonesia, Kelompok Masyarakat Pengawas Kambau (sebutan penyu dalam bahasa masyarakat sekitar) Borneo, Kelompok Wahana Bahari Paloh, serta tim Monitoring Penyu Paloh.

Selain berperan dalam konservasi penyu, komunitas tersebut turut terlibat dalam pengembangan wisata pesisir di Paloh.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com