Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lepas Penat dengan Live In di Ngaduman, Permukiman Tertinggi di Gunung Merbabu

Kompas.com - 07/11/2023, 12:02 WIB
Dian Ade Permana,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

UNGARAN, KOMPAS.com - Bosan dengan rutinitas di perkotaan? Atau jenuh dengan pekerjaan dan ingin mencoba hal baru untuk melepas penat?

Apabila demikian, kunjungilah Dusun Ngaduman, Desa Tajuk Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Jawa Tengah.

Di dusun setinggi 1700 meter di atas permukaan laut (mdpl) yang berada di lereng Gunung Merbabu ini, anda akan mendapatkan pengalaman yang tak terlupakan.

Baca juga: Jalur Pendakian Gunung Merbabu Masih Ditutup Pasca-kebakaran

Ngaduman menjadi wilayah tertinggi di Gunung Merbabu yang berpenghuni. Karenanya, kabut seolah menjadi kawan setia bagi warga disini. Selain itu, hamparan awan juga sesekali menyapa seolah menjadi lautan yang ramah menyapa.

Ketua Karang Taruna Krida Bhakti Ngaduman, Yoel Dwi Teguh Santoso mengatakan, pengunjung bisa merasakan live in atau pengalaman tinggal langsung bersama penduduk desa.

"Sebetulnya program live in di Ngaduman ini sudah ada sejak 1994, tapi memang baru dikerjakan secara profesional sejak awal tahun ini, Januari 2023," terangnya, Minggu (5/11/2023).

Yoel melanjutkan, pengunjung bisa memilih sistem paket saat live in di Ngaduman yang sudah disediakan.

Baca juga: Wisata Merbabu 360, Bisa Campervan sampai Motocamp

"Minimal tiga hari dua malam, biaya Rp 100.000, itu sudah mendapat semua pelayanan atau fasilitas di desa. Untuk makan, Rp 35.000," jelasnya.

Live in di Ngaduman

Hari pertama, saat kedatangan para pengunjung akan disambut tarian tradisional. Setelah istirahat sejenak, akan langsung ke rumah warga. Biasanya, satu rumah diisi empat sampai lima orang pengunjung.

"Setelah masuk ke rumah itu, mereka akan langsung berbaur dengan pemilik rumah dan warga," kata Yoel.

Merbabu Campervan di Lereng Utara Gunung Merbabu, Rabu (18/10/2023).KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Merbabu Campervan di Lereng Utara Gunung Merbabu, Rabu (18/10/2023).

"Mulai dari bangun tidur, mandi dan sarapan, lalu ke kebun mencari rumput atau menemani proses menanam sayur. Istirahat siang lalu berkegiatan sore hari bersama-sama. Malamnya, juga aktivitas bersama," papar Yoel.

Pihaknya juga memfasilitasi jika pengunjung ingin berkegiatan bersama, untuk api unggun atau keakraban, bisa juga mini outbound.

Yoel mengatakan, sebagian besar warga Ngaduman bekerja sebagai petani. Untuk sayuran, andalannya adalah kentang dan brokoli, dan pendampingnya wortel serta jipang.

Baca juga: Rute ke Wisata Merbabu 360, Tempat Campervan di Semarang

"Kami juga memiliki kopi khas Ngaduman yang diberi merk Damalung, kopi arabica yang ditanam di lahan ketinggian 2.000 mdpl," paparnya.

Kunjungan di Ngaduman, lanjutnya, terhitung ramai. Hampir setiap bulan ada rombongan yang datang untuk live in bersama. Meski begitu, setiap bulan April, warga Ngaduman tak menerima live in karena mereka ada tradisi merti dusun yang diperingati setiap tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com