Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi Perang Ketupat di Bangka Barat Digelar 3 Maret 2024, Simbol Lawan Bajak Laut

Kompas.com - 27/02/2024, 15:03 WIB
Heru Dahnur ,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

BANGKA BARAT, KOMPAS.com - Tradisi perang ketupat kembali digelar di daerah Tempilang, Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung.

Atraksi yang menjadi simbol perlawanan terhadap para lanun itu bakal digelar berbeda dibanding tahun sebelumnya.

"Ini akan menjadi kegiatan yang besar dan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bangka Barat Muhammad Ali kepada Kompas.com, Selasa (27/2/2024).

Baca juga: 5 Kegiatan di Pesanggrahan Menumbing Bangka Barat, Tempat Pengasingan Bung Hatta

Ia melanjutkan, perang ketupat bakal digelar Minggu (3/3/2024) di lokasi yang sama dengan tahun sebelumnya yakni di Pantai Pasir Kuning, Tempilang.

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kompas Travel (@kompas.travel)

Acara dimulai pukul 09.00 WIB yang diawali dengan tarian pembuka, larung sesajen ke laut dan puncaknya berupa perang ketupat.

Perang ketupat

Perang ketupat dilakukan dua tim yang saling berhadapan satu sama lain dengan durasi waktu sekitar lima menit.

Ada beberapa sesi perang yang disiapkan dengan tim yang secara tradisional dimantrai terlebih dahulu oleh dukun kampung setempat.

"Akan banyak tarian kolosal nantinya, begitu juga dengan ornamen yang mengisahkan tentang perang ketupat," ujar Ali.

Baca juga: Agenda Wisata di Bangka Barat, Perang Ketupat hingga Sembahyang Rebut

Kegiatan tahunan yang menjadi ciri khas daerah Tempilang, Bangka Barat itu diprediksi akan menimbulkan kemacetan di jalan menuju pantai.

Sebab pada hari yang sama masyarakat setempat juga menggelar tradisi ruahan. Semacam lebaran kampung, setiap rumah membuka pintu lebar-lebar untuk menerima tamu. Kemudian, para tamu dipersilakan mencicipi hidangan yang disediakan tuan rumah.

Selain di rumah-rumah, ruahan juga digelar di sejumlah masjid dengan dulang berisi makanan dibawa masyarakat dan kemudian disantap bersama-sama.

Tradisi perang ketupat di Tempilang, Bangka Barat, Minggu (27/3/2022).KOMPAS.com/HERU DAHNUR Tradisi perang ketupat di Tempilang, Bangka Barat, Minggu (27/3/2022).

"Memang perang ketupat dan tradisi ruahan itu bersamaan. Banyak warga yang datang bertamu dan berkunjung sekaligus mereka nanti menyaksikan perang ketupat," beber Ali.

Pengunjung diperkirakan mencapai ribuan orang yang tidak hanya dari Bangka Belitung, tapi juga dari provinsi lainnya. Nantinya panitia juga dikerahkan untuk mempersiapkan kantong parkir di dekat lapangan yang menjadi lokasi perang ketupat.

Nah, bagi kamu yang baru kali pertama menyaksikan perang ketupat, disarankan datang lebih awal atau di bawah pukul 09.00 WIB. Dari Kota Pangkalpinang atau dari Bandara Depati Amir, perjalanan menggunakan minibus akan memakan waktu sekitar 90 menit.

Baca juga: Pantai Tikus Emas di Bangka, Pilihan Tempat Wisata Keluarga Besar

Perjalanan lebih awal akan membantu anda menghindari macet. Selain itu, Anda bisa berkeliling pantai menikmati pemandangan dan kemudian mencari tempat menonton yang pas pada sebuah perbukitan yang menghadap langsung ke lapangan perang ketupat.

Anda tidak perlu membawa bekal makanan, karena di lokasi acara banyak pedagang kuliner. Ada pempek, otak-otak, bakso hingga lempah kuning yang siap memanjakan lidah anda.

Di lokasi acara anda hanya dikenakan tarif parkir Rp 2.000 untuk sepeda motor dan Rp 5.000 untuk kendaraan roda empat. Sedangkan untuk sewa satu minibus per hari berkisar Rp 250.000-Rp 300.000.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Malang Dreamland, Wisata Keluarga Favorit dengan Pemandangan Hijau

Malang Dreamland, Wisata Keluarga Favorit dengan Pemandangan Hijau

Jalan Jalan
WSL Nias Pro 2024 Digelar, Targetkan Gaet 30.000 Wisatawan Domestik

WSL Nias Pro 2024 Digelar, Targetkan Gaet 30.000 Wisatawan Domestik

Hotel Story
Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com