Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Festival Danau Sentani, Papua Ada

Kompas.com - 09/08/2014, 17:11 WIB
SETELAH berjalan selama tujuh tahun, Festival Danau Sentani di dekat Bandar Udara Sentani dan ibu kota Provinsi Papua, Kota Jayapura, makin tumbuh sebagai peristiwa wisata. Hal itu setidaknya terlihat dari peningkatan jumlah wisatawan ke Papua.

Data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyebutkan, kunjungan wisatawan mancanegara ke Papua, melalui pintu masuk Jayapura, terus meningkat. Pintu masuk ke Jayapura adalah Bandara Ngurah Rai, Bali, dan Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan.

Tahun 2013, jumlah wisatawan melalui Bandara Ngurah Rai sebanyak 3,2 juta orang, meningkat dibandingkan dengan tahun 2012 yang 2,9 juta orang. Melalui Bandara Sultan Hasanuddin juga meningkat, dari sekitar 17.000 orang tahun 2012 menjadi sekitar 23.000 orang tahun lalu. Tahun 2014 pun diperkirakan meningkat. Pertumbuhan wisatawan mancanegara naik sekitar 10 persen, dari 7,5 juta orang tahun 2012 menjadi 8,3 juta orang tahun lalu.

Festival Danau Sentani adalah peristiwa wisata terbesar di Papua, selain Festival Raja Ampat yang baru dimulai. Asal negara para wisatawan itu antara lain Singapura, Malaysia, dan Australia.

Data pertumbuhan wisatawan itu menunjukkan eksistensi dan lompatan daya tarik wisata Papua di kancah nasional dan internasional. Papua juga menyiapkan diri menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) tahun 2020. Sejumlah festival dan ragam kegiatan budaya digelar untuk menghidupkan suasana di Papua.
Danau Sentani

KOMPAS/DODY WISNU PRIBADI Pembukaan upacara Festival Danau Sentani ke-7, 2014, dilakukan dengan upacara dan semacam arak-arakan adat di atas perairan Danau Sentani.
Pembukaan Festival Danau Sentani VII/2014, beberapa saat lalu, diwarnai tarian kolosal yang melibatkan sekitar 500 orang, bernama ”Gema Tifa Harmoni Kehidupan”, dan penampilan 63 atraksi etnis. Penampilan itu membuat wisatawan yang datang menjadi sangat sibuk mengabadikannya dengan kamera, smartphone, dan tablet. Selain itu, ada sebuah panggung besar di tepian danau yang menjadi pusat kegiatan. Salah satu sajian yang menarik pengunjung adalah ritual ”bayar kepala” oleh Ondofolo Heram.

Pengunjung semula mengira ada upacara seram yang berurusan dengan kepala manusia. Namun, ternyata ritual itu semacam rapat adat untuk memulihkan utang piutang antarsuku karena perkawinan. Kepala adalah simbol tentang malu. Jika komitmen pembayaran utang akibat perkawinan, sejenis mahar, belum diselesaikan, seluruh suku akan menanggung malu.

Wisatawan mancanegara lebih tertarik mengamati atraksi lukis kulit kayu sepanjang 1 kilometer yang dicatatkan di Museum Rekor-Dunia Indonesia (Muri); pameran benda adat, termasuk pusaka berusia ratusan tahun serta disimpan oleh kepala suku dan disakralkan; ataupun batuan yang digosok dan bisa menjadi alat transaksi.

Menurut Ketua Panitia Chris K Tokoro, Festival Danau Sentani memicu pergerakan ekonomi di Jayapura, terutama di wilayah sekitar Danau Sentani. Setiap kali kecantikan alamnya ditampilkan, wisatawan berdecak kagum. Danau Sentani seluas 9.630 hektar menjadi harapan hidup bagi warga dari sekitar 20 suku yang berada di sekitarnya.

Duta Besar Tunisia untuk Indonesia Mourad Belhassen di tepian Danau Sentani mengemukakan rasa takjubnya pada potensi besar pariwisata Papua. Ia menggambarkan bentang Papua seperti permadani hijau (hutan). Festival itu juga dihadiri duta besar dari India, Kazakhstan, dan Ghana, serta Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono.

KOMPAS/DODY WISNU PRIBADI Atraksi lukis kulit kayu sepanjang 1 kilometer pada Festival Danau Sentani 2014.
Bupati Jayapura Mathius Awoitauw menyatakan, Festival Danau Sentani merupakan hasrat bagi orang Papua untuk menunjukkan bahwa kami ada. Papua itu ada. ”Kami ingin bersama-sama hidup dan berkarya di Indonesia dan dunia internasional,” ujar mantan aktivis Sekolah Demokrasi ini.

Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Nasdem Kabupaten Jayapura Ramses menambahkan, Papua memiliki jangkauan pergaulan internasional yang jauh. Festival Danau Sentani yang selama ini mengandalkan pintu masuk dari wilayah barat Papua, yakni Makassar, Bali, dan Jakarta, kini juga mengembangkan pintu dari arah timur, yaitu negara di Pasifik. ”Kawasan Pasifik juga menjadi pusat kedatangan turis. Kami harap nantinya pintu wisatawan datang ke Papua juga dari Hawaii, Amerika Serikat, langsung,” kata dia.

Selain potensi wisata alam, Festival Danau Sentani juga didorong menjadi pemicu wisata konvensi di Papua tumbuh. Jayapura dan Papua memiliki potensi itu, dan menurut Mathius, Pemerintah Kabupaten Jayapura menjalin kerja sama dengan Pemerintah Jepang untuk mewujudkan impian itu. Jepang memiliki hubungan emosional dengan Papua karena leluhurnya sebagian dimakamkan di Jayapura semasa Perang Dunia II.

Mathius menambahkan, kunjungan wisata ke Jayapura selama ini terdongkrak Festival Danau Sentani dan terus meningkat dari sekitar 72.000 orang tahun 2012 menjadi sekitar 87.000 orang tahun 2013. Khusus wisatawan mancanegara meningkat dari 1.012 orang (2012) menjadi 1.268 orang (2013). Untuk memperkuat pesona Danau Sentani, Pemerintah Kabupaten Jayapura membentuk desa wisata sagu di tepian danau itu dan wisata gerabah di kampung Abar, salah satu pulau di Danau Sentani. Jalur jalan dari bandara ke Sentani dan Jayapura pun diperbaiki dan semakin layak.

Agung Laksono juga mendukung upaya pengembangaan potensi wisata di Jayapura dan Papua. Ke depan, jalur transportasi laut perlu dikembangkan sehingga juga mampu mendukung pengembangan pariwisata di kawasan timur Indonesia. Pengembangan itu mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat di kawasan timur, yang hingga kini masih tertinggal dibandingkan dengan saudaranya di barat.

Masa depan Indonesia

Direktur Jenderal Pemasaran Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Esthy Reko Astuti meyakini masa depan pariwisata Indonesia berada di timur, antara lain di Papua. Oleh karena itu, Festival Danau Sentani di lokasi yang strategis, dekat dengan Jayapura dan Bandara Sentani, pantas dilanjutkan. Juga disusul dengan andalan baru, Festival Raja Ampat di Papua Barat, yang akan digelar akhir Agustus ini.

KOMPAS/DODY WISNU PRIBADI Puncak acara Festival Danau Sentani ke-7, 2014, sebagaimana festival sebelumnya, berupa pemaparan tari-tarian peragaan upacara-upacara adat. Tarian umumnya mengambarkan kegiatan rumah tangga adat, yakni berburu, menjala ikan, dan bersyukur pada Sang Pencipta
Modernisasi tak bisa dihindari lagi di Papua meskipun hal ini kemudian juga mendorong tanda tanya tentang eksistensi Papua. Jejak pemikiran itu bisa dibaca dari buku peningkatan kapasitas masyarakat Papua sejak tahun 2013. Buku yang dihasilkan dari aneka kegiatan penguatan itu menimbulkan pemikiran kritis tentang posisi Papua terhadap keindonesiaan.

Buku Peningkatan Kapasitas Papua memperkirakan risiko adat berhadapan dengan negara. Tertulis, masyarakat adat sadar dalam posisi transformasi dari tahap masyarakat tradisi–subsistem, mistis, dan paham kuasa Ilahi, menuju masyarakat modern, terstruktur politik ideal, dan demokratis. Muncul kesadaran, masyarakat adat sekadar berperan sebagai pendukung struktur modern. Dalam lingkup demikian, partisipasi masyarakat adat hanya dimengerti sebagai mobilisasi. Tersentralisasi, serta dianggap tunduk dan berorientasi vertikal (negara). (Dody Wisnu Pribadi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com