Data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyebutkan, kunjungan wisatawan mancanegara ke Papua, melalui pintu masuk Jayapura, terus meningkat. Pintu masuk ke Jayapura adalah Bandara Ngurah Rai, Bali, dan Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan.
Tahun 2013, jumlah wisatawan melalui Bandara Ngurah Rai sebanyak 3,2 juta orang, meningkat dibandingkan dengan tahun 2012 yang 2,9 juta orang. Melalui Bandara Sultan Hasanuddin juga meningkat, dari sekitar 17.000 orang tahun 2012 menjadi sekitar 23.000 orang tahun lalu. Tahun 2014 pun diperkirakan meningkat. Pertumbuhan wisatawan mancanegara naik sekitar 10 persen, dari 7,5 juta orang tahun 2012 menjadi 8,3 juta orang tahun lalu.
Festival Danau Sentani adalah peristiwa wisata terbesar di Papua, selain Festival Raja Ampat yang baru dimulai. Asal negara para wisatawan itu antara lain Singapura, Malaysia, dan Australia.
Data pertumbuhan wisatawan itu menunjukkan eksistensi dan lompatan daya tarik wisata Papua di kancah nasional dan internasional. Papua juga menyiapkan diri menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) tahun 2020. Sejumlah festival dan ragam kegiatan budaya digelar untuk menghidupkan suasana di Papua.
Danau Sentani
Pengunjung semula mengira ada upacara seram yang berurusan dengan kepala manusia. Namun, ternyata ritual itu semacam rapat adat untuk memulihkan utang piutang antarsuku karena perkawinan. Kepala adalah simbol tentang malu. Jika komitmen pembayaran utang akibat perkawinan, sejenis mahar, belum diselesaikan, seluruh suku akan menanggung malu.
Wisatawan mancanegara lebih tertarik mengamati atraksi lukis kulit kayu sepanjang 1 kilometer yang dicatatkan di Museum Rekor-Dunia Indonesia (Muri); pameran benda adat, termasuk pusaka berusia ratusan tahun serta disimpan oleh kepala suku dan disakralkan; ataupun batuan yang digosok dan bisa menjadi alat transaksi.
Menurut Ketua Panitia Chris K Tokoro, Festival Danau Sentani memicu pergerakan ekonomi di Jayapura, terutama di wilayah sekitar Danau Sentani. Setiap kali kecantikan alamnya ditampilkan, wisatawan berdecak kagum. Danau Sentani seluas 9.630 hektar menjadi harapan hidup bagi warga dari sekitar 20 suku yang berada di sekitarnya.
Duta Besar Tunisia untuk Indonesia Mourad Belhassen di tepian Danau Sentani mengemukakan rasa takjubnya pada potensi besar pariwisata Papua. Ia menggambarkan bentang Papua seperti permadani hijau (hutan). Festival itu juga dihadiri duta besar dari India, Kazakhstan, dan Ghana, serta Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono.
Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Nasdem Kabupaten Jayapura Ramses menambahkan, Papua memiliki jangkauan pergaulan internasional yang jauh. Festival Danau Sentani yang selama ini mengandalkan pintu masuk dari wilayah barat Papua, yakni Makassar, Bali, dan Jakarta, kini juga mengembangkan pintu dari arah timur, yaitu negara di Pasifik. ”Kawasan Pasifik juga menjadi pusat kedatangan turis. Kami harap nantinya pintu wisatawan datang ke Papua juga dari Hawaii, Amerika Serikat, langsung,” kata dia.
Selain potensi wisata alam, Festival Danau Sentani juga didorong menjadi pemicu wisata konvensi di Papua tumbuh. Jayapura dan Papua memiliki potensi itu, dan menurut Mathius, Pemerintah Kabupaten Jayapura menjalin kerja sama dengan Pemerintah Jepang untuk mewujudkan impian itu. Jepang memiliki hubungan emosional dengan Papua karena leluhurnya sebagian dimakamkan di Jayapura semasa Perang Dunia II.
Mathius menambahkan, kunjungan wisata ke Jayapura selama ini terdongkrak Festival Danau Sentani dan terus meningkat dari sekitar 72.000 orang tahun 2012 menjadi sekitar 87.000 orang tahun 2013. Khusus wisatawan mancanegara meningkat dari 1.012 orang (2012) menjadi 1.268 orang (2013). Untuk memperkuat pesona Danau Sentani, Pemerintah Kabupaten Jayapura membentuk desa wisata sagu di tepian danau itu dan wisata gerabah di kampung Abar, salah satu pulau di Danau Sentani. Jalur jalan dari bandara ke Sentani dan Jayapura pun diperbaiki dan semakin layak.
Agung Laksono juga mendukung upaya pengembangaan potensi wisata di Jayapura dan Papua. Ke depan, jalur transportasi laut perlu dikembangkan sehingga juga mampu mendukung pengembangan pariwisata di kawasan timur Indonesia. Pengembangan itu mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat di kawasan timur, yang hingga kini masih tertinggal dibandingkan dengan saudaranya di barat.
Masa depan Indonesia
Direktur Jenderal Pemasaran Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Esthy Reko Astuti meyakini masa depan pariwisata Indonesia berada di timur, antara lain di Papua. Oleh karena itu, Festival Danau Sentani di lokasi yang strategis, dekat dengan Jayapura dan Bandara Sentani, pantas dilanjutkan. Juga disusul dengan andalan baru, Festival Raja Ampat di Papua Barat, yang akan digelar akhir Agustus ini.
Buku Peningkatan Kapasitas Papua memperkirakan risiko adat berhadapan dengan negara. Tertulis, masyarakat adat sadar dalam posisi transformasi dari tahap masyarakat tradisi–subsistem, mistis, dan paham kuasa Ilahi, menuju masyarakat modern, terstruktur politik ideal, dan demokratis. Muncul kesadaran, masyarakat adat sekadar berperan sebagai pendukung struktur modern. Dalam lingkup demikian, partisipasi masyarakat adat hanya dimengerti sebagai mobilisasi. Tersentralisasi, serta dianggap tunduk dan berorientasi vertikal (negara). (Dody Wisnu Pribadi)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.