Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menikmati Hijaunya Agrowisata Kebun Teh Tambi Wonosobo

Kompas.com - 16/08/2014, 18:05 WIB
MENYUSURI sepanjang jalan 15 kilometer dari Kota Wonosobo tidak begitu terasa lantaran keindahan alam perkebunan teh Tambi. Hamparan hijau layaknya permadani memanjakan dan menyegarkan mata siapa saja yang melihat.

Perkebunan teh Tambi memang menjadi satu destinasi wisata alam di Jawa Tengah yang wajib dikunjungi. Membentang di lahan seluas 800 hektar lebih dan suhu 15 derajat celcius, Anda dipastikan betah berlama-lama menikmati keindahan dan kesejukan kawasan ini.

Perkebunan teh ini terletak di Desa Tambi, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Jaraknya hanya 20 menit dari objek wisata Dataran Tinggi Dieng. Tambi bisa ditempuh menggunakan kendaraan pribadi dari Kota Wonosobo yang hanya berjarak 16 kilometer ke arah utara. Angkutan umum juga ada. Anda bisa menggunakan bus jurusan Wonosobo-Dieng dan turun di Desa Tambi, lalu melanjutkan perjalanan yang berjarak 200 meter dari jalan utama.

Perkebunan teh ini berdiri tahun 1885 dibawah komando Belanda, dengan nama Bagelen Thee & Kina Maatschappij. Saat Indonesia merdeka, perkebunan ini diambil alih Pemerintah RI. Saat ini, perkebunan teh Tambi dikelola PT Tambi.

Tribun Jateng yang menjelajah perkebunan ini bersama rombongan Dinas Kebudayaan dan Parsiwisata Provinsi Jateng belum lama ini dibuat kagum. Begitu pula puluhan turis asing yang juga tergabung dalam rombongan.

"Wow, bagus sekali tempat ini. Saya ingin tinggal lebih lama di sini," ucap Ramona Viglione (23), turis asing asal Italia begitu melihat hamparan kebun teh.

Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan Ramona dan teman-temannya langsung mengeluarkan kamera dari dalam tas dan mengabadikan gambar. Mereka bergantian mengambil gambar di sela-sela pohon teh yang tingginya hampir setengah badan orang dewasa. Tak puas mengabadikan gambar, topi dan keranjang rotan yang disediakan di lokasi pun disambar. Masing masing diberi kesempatan memanen teh.

"Bagaimana caranya, cuma dipetik seperti ini?" tanya Ramona dalam bahasa Indonesia yang masih terbata bata.

Seorang pemandu yang menemani dengan sabar menjelaskan cara memanen pucuk pucuk teh yang benar. Setelah mendapatkan penjelasan, mereka mulai mempraktikkan.

"Ini baru pertama kali saya melihat langsung kebun teh, sangat mengesankan," ujar Ramona dalam bahasa Inggris yang kemudian diartikan pemandu wisata.

Puas memetik pucuk teh, Ramona beserta teman-temannya diajak ke pabrik pembuatan teh. Di pabrik ini, pucuk-pucuk teh yang telah dipetik dimasukan ke dalam bak berukurang 1 kali 20 meter yang mampu menampung 1 ton daun teh. Ditempat ini, daun teh yang telah dipetik disemai dan dikeringkan. Setelah kering, daun teh dimasukkan ke dalam lubang yang tersambung langsung ke mesin penggilingan.

Sayang, rombongan kami tidak bisa masuk ke dalam ruangan mesin untuk melihat langsung proses pembuatan teh. Dari penjelasan yang kami terima, teh yang sudah melalui proses pembuatan ini dipisahkan menurut kualitas. Teh dari Tambi ini juga telah diekspor ke luar negeri seperti Amerika, Rusia, Belanda, Timur Tengah, India, dan Jepang. (Muh Radlyz/Anita K Wardhani)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Travel Update
Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Travel Update
6 Hotel Dekat Beach City International Stadium Ancol, mulai Rp 250.000

6 Hotel Dekat Beach City International Stadium Ancol, mulai Rp 250.000

Hotel Story
4 Hotel Dekat Pantai di Cilacap, Tarif Rp 250.000-an

4 Hotel Dekat Pantai di Cilacap, Tarif Rp 250.000-an

Hotel Story
5 Wisata Air Terjun di Karanganyar, Ada Ngargoyoso dan Jumog

5 Wisata Air Terjun di Karanganyar, Ada Ngargoyoso dan Jumog

Jalan Jalan
Pengalaman ke Desa Wisata Koto Kaciak, Coba Panen Madu Lebah Galo-Galo

Pengalaman ke Desa Wisata Koto Kaciak, Coba Panen Madu Lebah Galo-Galo

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com