Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harajuku, Basis Ninja yang Jadi Pusat Fesyen

Kompas.com - 18/08/2014, 09:22 WIB
Wisnubrata

Penulis

TOKYO, KOMPAS.com - Hari masih pagi ketika bus yang kami tumpangi berhenti di kawasan yang dikenal dengan sebutan Harajuku, di Tokyo, Jepang. Daun-daun pohon ginkyo (Ginkgo biloba) yang berjejer di jalanan memantulkan warna hijau keemasan tertimpa hangatnya sinar matahari di Minggu (17/8/2014) pagi. Jalanan yang bersih dan suara burung-burung gagak mengesankan Harajuku adalah wilayah yang tenang.

Namun selepas pukul 09.30, mulai terdengar suara pintu-pintu toko dibuka. Jalanan yang semula lengang pun mulai dipenuhi langkah remaja-remaja yang turun dari kereta di Stasiun Harajuku. Dan setelah pukul 10.00, kawasan Harajuku menjadi penuh orang, sekaligus penuh warna.

Mendengar kata Harajuku, orang seringkali membayangkan gaya berbusana modern yang sedikit nyleneh. Pandangan itu ada benarnya, karena di Harajuku kita akan bertemu banyak orang yang berbusana “berani”, dalam artian berani memadukan warna, potongan, dan aksesoris dalam berbusana. Warna ngejreng yang ditabrakkan dengan warna yang tak senada seakan sah dilakukan di Harajuku.

Soal gaya dan potongan baju pun tak kalah seru. Sepatu-sepatu hak tinggi, atau sol setinggi batu bata ditemui hampir di setiap langkah. Kaos-kaos kaki panjang di atas lutut yang dipadu rok atau celana ketat super mini pun mondar-mandir di jalanan. Namun benarkah Harajuku adalah sebutan untuk gaya busana super rame itu?

Harajuku sendiri sebenarnya adalah sebutan populer untuk kawasan yang membentang dari bagian selatan wilayah Sendagaya ke Jingumae-machi. Atau menurut warga Tokyo, kawasan Harajuku dimulai dari Stasiun Harajuku hingga Omotesando. Meski demikian, Harajuku bukanlah sebutan resmi untuk menunjukkan alamat.

Japan National Tourism Organization menyebutkan, setelah Olimpiade Tokyo tahun 1964 banyak butik fesyen dibuka di wilayah itu. Sejak itulah Harajuku menjadi tempat berkumpul anak muda Jepang yang memakai busana-busana unik.

Padahal menurut sejarahnya, wilayah Harajuku sempat menjadi basis para ninja. Ceritanya, sebelum zaman Edo, wilayah itu menjadi kota penginapan (juku) bagi orang yang bepergian melalui jalur utama Kamakura. Pada 1590, Tokugawa Ieyasu, shogun pertama dari keshogunan Tokugawa menghadiahkan  wilayah Harajuku dan Onden kepada para ninja dari Provinsi Iga sebagai balas budi karena para ninja itu pernah membantunya melarikan diri dari Sakai ke Mikawa dalam insiden Honnoji.

Para ninja kelompok Iga ini kemudian mendirikan markas di Harajuku untuk melindungi kota Edo (kini disebut Tokyo) karena letaknya yang strategis. Selain ninja, kelompok samurai shogun juga tinggal di Harajuku.

Pada periode berikutnya, wilayah Harajuku semakin berkembang karena menjadi jalur yang menghubungkan Tokyo dengan daerah sekitarnya. Pada tahun 1906, Stasiun Harajuku dibuka sebagai bagian dari perluasan jalur kereta api Yamanote. Lalu ketika Kuil Meiji didirikan, dibangunlah jalan yang kini disebut  Omotesando (jalan utama ke kuil) pada tahun 1919.

Kompas.com/Wisnubrata Salah satu gang di wilayah Harajuku yang dipadati pengunjung pada Minggu (17/8/2014)

Ketika toko-toko dan butik dibuka di Harajuku -- yang pada 1965, namanya diubah menjadi Jingumae -- banyak gadis-gadis muda Jepang mengunjungi wilayah itu dengan dandanan dan pakaian yang mengacu pada majalah fesyen setempat. Gadis-gadis dengan gaya fesyen yang unik itu kemudian menarik banyak orang untuk datang dan melihatnya.

Kini Harajuku menjadi identik dengan remaja-remaja berbusana unik dan menjadi tempat berkumpul bagi mereka yang ingin memamerkan gayanya, sekaligus mereka yang ingin menonton “peragaan busana jalanan” itu. Butik-butik yang menjual barang-barang dari merek-merek terkenal pun bermunculan.

Bila kita berkunjung ke Harajuku hari ini, kita masih bisa melihat pintu Stasiun Harajuku dalam bentuk aslinya. Di dekat stasiun, sekitar 5 menit jalan kaki, kita juga akan menjumpai Kuil Meiji yang megah dalam keheningannya. Namun keberadaan ninja yang berpakaian serba hitam telah digantikan oleh remaja-remaja dengan pakaian mencolok dan unik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com