Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Makan Barapen, Belum Injak Tanah Papua...

Kompas.com - 16/09/2014, 15:51 WIB
Estu Suryowati

Penulis

SORONG, KOMPAS.com – Matahari sudah terbenam ketika kapal cepat kami bersandar di Port of Sorong, Papua Barat, Kamis (4/9/2014). Belum habis keringat dan lelah kami dari beraktivitas snorkeling di Raja Ampat, kami sudah dikagetkan dengan riuh musik dan entakan-entakan kaki. Tarian Yospan pun menyambut kami.

Yospan, sebuah tarian kontemporer yang menggambarkan pergaulan dan persahabatan muda-mudi Biak Numfor. Yospan, akronim dari Yosim dan Pancar ini muncul sekitar 1960. Rasa lelah kami seketika sirna, melihat semangat warga lokal dipandu pemimpin mereka David Kapisa, berjingkrak-jingkrak di lapangan. Berputar dan terus beputar dengan suka cita.

Tak kurang dari sejam lamanya kami terus menari, berputar, dengan gerakan-gerakan yang seirama dan kompak. Rasa lapar menyambangi perut-perut kosong kami.

KOMPAS.COM/ESTU SURYOWATI David Kapisa memimpin upacara Yospan dan Barapen, di Sorong, Papua Barat, Kamis (4/9/2014).
Di sisi lain lapangan, orang-orang dewasa menumpuk-tumpuk batu, dedaunan, singkong, dan daging serta ikan berbungkus aluminium foil. “Kalau belum makan Barapen, berarti belum injak tanah Papua,” teriak David Kapisa.

Ya, Barapen atau dalam bahasa orang Papua berarti bakar batu. Salah satu budaya tertua di tanah Papua ini, kini, masih lestari diteruskan generasi penerus. Yospan biasa dilakukan sebelum perjamuan Barapen.

David mengatakan, Barapen adalah ciri khas tanah Papua. David bilang, di daerah pedalaman tradisi makan tidak seperti umumnya. Dengan teknik membakar makanan dengan ditindih batu, masakan bisa bertahan hingga satu pekan lamanya. Bahan-bahan makanan yang dibakar batu bervariasi. Ada ubi, singkong, keladi, ketela pohon, ikan, daging, dan biasanya daging babi.

KOMPAS.COM/ESTU SURYOWATI Barapen atau bakar batu, tradisi memasak tertua di Papua, Papua Barat, Kamis (4/9/2014). Singkong, keladi, ikan, dan daging berbungkus aluminium foil dibakar dengan ditindih batu panas.
Kepada kami, Selfi, salah seorang warga mengatakan, malam ini mereka tidak menyediakan daging babi. “Ketika kita ada di Papua, maka harus kita makan Barapen. Barapen itu bukan hanya satu makanan, tapi semua makanan kita bisa masukkan bersama. Ketika masak kita akan makan bersama. Itu menyingkap bahwa persaudaraan itu akan terjalin,” ucap David. Setelah semua masakan matang, kami pun dengan lahap menyantap Barapen. Betapa nikmatnya...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE Meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE Meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com