Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Budiana, Mengeksplorasi Ikon Spiritual dan Mistikal Bali

Kompas.com - 13/10/2014, 12:35 WIB
JARI-jari Ketut Budiana menggenggam kuas, seolah tak berhenti bergerak, menuangkan segala kegelisahan pikiran dan imajinasinya. Tepat di usianya yang menginjak 64 tahun, pelukis asal Padang Tegal, Ubud, Gianyar ini, hadir kembali dengan sejumlah karya, hasil olah kreatifnya selama bertahun-tahun.

Sebagai orang Bali, ia dinilai tidak hanya mampu menggali, memahami, dan mengeksplorasi ikon-ikon spiritual dan mistikal Bali, tetapi juga dipandang berhasil melampauinya, sehingga tidak tergelincir menjadi klenik semata.

Dalam pameran tunggalnya bertajuk Cosmos, Budiana, di Bentara Budaya Bali (BBB) yang dibuka pada Senin (6/10/2014), publik dapat menyimak ritus perjalanan sang seniman, baik dalam karya lukisan maupun seni instalasi yang dipajang di dalam dan di luar ruangan.

Budiana menyebutnya sebagai sebuah pergerakan energi yang datang dari dalam diri, bersinergi dengan energi dari luar, mikrokosmos dan makrokosmos.

Di dalam ruang galeri BBB, pada dinding bagian selatan hingga ujung barat, penuh menggantung aneka gambar yang dikelilingi oleh lilin-lilin merah kecil. Figur-figur yang ditampilkan sebagian besar wujudnya tidak mudah dikenali, imajinatif serta terasa bernuansa magis. Budiana dinilai banyak menggunakan ikon-ikon spiritual Bali seperti dalam rerajahan.

Satu di antaranya, gambar sosok menyerupai manusia, namun tanpa jari kaki dan tangan. Kepala pun terletak di bagian tengah tubuh dengan lidah menjulur panjang dan bertuliskan aksara Bali.

Barangkali karena sosok-sosok itu pula, karya Budiana dianggap di luar nalar kreatifitas orang kebanyakan. "Secara konsep ada outdoor dan indoor, di dalam dan di luar diri. Sesungguhnya mikro dan makro selalu ada. Lukisan itu sebuah perjalanan untuk kebebasan," ujar Budiana yang pernah beberapa kali berpameran di Jepang.

Menurut Budiana, di dalamnya tersirat pula adanya energi negatif dan positif yang belum terkontrol. Hanya manusia yang bisa melakukannya. "Ketika manusia bisa melakukannya, ia memiliki kebebasan yang luar biasa," katanya.

Budiana memerlukan waktu cukup lama untuk menggarap lukisan itu. Sempat beberapa saat dibiarkannya tidak selesai. Pilihan Budiana melukis dalam hitam putih, karena mampu mewakili gelap dan terang. "Keduanya kemudian melahirkan sesuatu. Gelap saja tentu tidak bisa menjadi karya," ungkapnya.

Sebelum memutuskan untuk menekuni aliran yang digeluti selama hampir lebih dari 40 tahun, Budiana mengaku pernah mencoba berbagai gaya. Namun dalam pencariannya memahami taksu Bali, akhirnya ia sadar. Sebagai orang Bali, tanah kelahiranlah yang menjadi sumber segala inspirasi.

"Setelah ditelusuri yang tidak boleh hilang adalah jiwanya, rohnya Bali. Saya memutuskan kembali pada diri. Kalau saya mengikuti yang luar, orang luar tentu jauh lebih pintar, lebih maju. Kenapa kita tidak mengembangkan yang kita punya," tuturnya. (sud)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara ke Pasar Antik Cikapundung di Bandung Naik DAMRI dan Angkot

Cara ke Pasar Antik Cikapundung di Bandung Naik DAMRI dan Angkot

Travel Tips
Larangan 'Study Tour' Disebut Tak Berdampak pada Pariwisata Dieng

Larangan "Study Tour" Disebut Tak Berdampak pada Pariwisata Dieng

Travel Update
Daftar Tanggal Merah dan Cuti Bersama Juni 2024, Bisa Libur 4 Hari

Daftar Tanggal Merah dan Cuti Bersama Juni 2024, Bisa Libur 4 Hari

Travel Update
Ada Anggapan Bali Dijajah Turis Asing, Menparekraf Tidak Setuju

Ada Anggapan Bali Dijajah Turis Asing, Menparekraf Tidak Setuju

Travel Update
Ada Kecelakaan Bus 'Study Tour' Lagi, Sandiaga: Akan Ada Sanksi Tegas

Ada Kecelakaan Bus "Study Tour" Lagi, Sandiaga: Akan Ada Sanksi Tegas

Travel Update
Jadwal Kereta Wisata Ambarawa Relasi Ambarawa-Tuntang Juni 2024

Jadwal Kereta Wisata Ambarawa Relasi Ambarawa-Tuntang Juni 2024

Travel Update
Itinerary 2 Hari 1 Malam di Badui Dalam, Bertemu Warga dan ke Mata Air

Itinerary 2 Hari 1 Malam di Badui Dalam, Bertemu Warga dan ke Mata Air

Itinerary
3 Aktivitas di Taman Sejarah Bandung, Nongkrong Sambil Belajar Sejarah

3 Aktivitas di Taman Sejarah Bandung, Nongkrong Sambil Belajar Sejarah

Jalan Jalan
Rute Naik Angkot ke Taman Sejarah Bandung dari Gedung Sate

Rute Naik Angkot ke Taman Sejarah Bandung dari Gedung Sate

Travel Tips
Hotel Accor Meriahkan Java Jazz 2024 dengan Kuliner dan Hiburan

Hotel Accor Meriahkan Java Jazz 2024 dengan Kuliner dan Hiburan

Travel Update
787.900 Turis China Kunjungi Indonesia pada 2023, Sebagian ke Labuan Bajo

787.900 Turis China Kunjungi Indonesia pada 2023, Sebagian ke Labuan Bajo

Travel Update
4 Aktivitas yang bisa Dilakukan di Hutan Kota Babakan Siliwangi

4 Aktivitas yang bisa Dilakukan di Hutan Kota Babakan Siliwangi

Jalan Jalan
Sempat Tutup karena Longsor, Kali Udal Gumuk di Magelang Buka Lagi

Sempat Tutup karena Longsor, Kali Udal Gumuk di Magelang Buka Lagi

Travel Update
Hutan Kota Babakan Siliwangi : Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Hutan Kota Babakan Siliwangi : Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Jalan Jalan
75.000 Orang Kunjungi Candi Borobudur Saat Peringatan Waisak 2024

75.000 Orang Kunjungi Candi Borobudur Saat Peringatan Waisak 2024

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com