Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bernostalgia Bersama Dian Pramana Putra di Kaki Ijen

Kompas.com - 20/11/2014, 10:41 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BONDOWOSO, KOMPAS.com - Dian Pramana Putra berhasil membawa penonton bernostalgia dengan lagu lawasnya di acara yang bertajuk Jazz de Ijen yang digelar di Sempol Perkebunan Jampit, Bondowoso, Jawa Timur, Sabtu (15/11/2014) malam lalu. Diiringi dengan gitar akuistik, Dian Pramana Putra membuka malam itu dengan lagu yang berjudul Gelisah lalu dilanjutkan dengan 9 lagu yang sempat ia populerkan pada tahun 1980-an. Dilanjutkan dengan dua lagu dinyanyikan secara medley oleh teman duet Dedy Dhukun itu yaitu lagu yang berjudul Oh Ya dan Bohong.

Dua lagu yang berirama riang tersebut mampu membuat penonton bergoyang di antara perkebunan kopi yang berada di Kecamatan Sempol diselimuti suhu dingin khas pegunungan. Saat bernyanyi, Dian mengaku lupa membawa jaket sehingga merasa kedinginan. "Ternyata dingin juga ya di sini. Masih semangat kan?" katanya menyapa para penonton yang sebagian juga berasal dari Kabupaten Jember dan Kabupaten Banyuwangi.

Selanjutnya Dian membawakan lagu yang pernah ia nyanyikan ulang dengan penyanyi muda Sammy Simorangkir yang berjudul Kau Seputih Melati. Lalu berturut-turut masih diiringi dengan gitar akuistik, lelaki kelahiran Medan Sumatera Utara 2 April 1961 membawakan lagu Melati di Atas Bukit lalu membawakan secara medley lagu yang berjudul Sakura dan Semua Jadi Satu.

Tepuk tangan meriah saat Dian Pramana Putra mengajak Bupati Bondowoso Amin Said Husni berduet dengan membawakan lagu yang berjudul Biru. Lagu yang romantis tersebut membuat seluruh penonton kompak ikut bernyanyi dan mengangkat tangan. Akhirnya di akhir acara, Dian Pramana Putra menutup Jazz de Ijen yang baru pertama kali digelar oleh Pemkab Bondowoso tersebut dengan lagu andalannya Masih Ada.

Kepada Kompas.com, Dian Praman Putra mengaku tidak melakukan persiapan khusus untuk tampil pada acara yang masuk dalam Festival Muharam tersebut. "Saya sengaja tidak membawa band tapi membawakannya secara akuistik dengan gitar. Tidak menyangka seantusias ini sambutan masyarakatnya. Kalau ditanya berbeda pasti iya, karena di sini cuacanya sangat dingin," jelasnya.

KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO Petambang memikul belerang seberat lebih dari 70 kilogram. Mereka harus menempuh jarak sejauh 3 kilometer dari kawah Gunung Ijen menuju Pos Paltuding di kawasan Ijen, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Masyarakat sekitar Gunung Ijen kini sudah mengantisipasi gejala bencana dari kawah tersebut.
Selain itu ia mengaku tetap akan mendukung kegiatan apa pun yang berkaitan dengan kecintaan pada alam termasuk pagelaran musik Jazz di bawah kaki Gunung Ijen. "Ini adalah salah satu cara untuk menunjukkan kepedulian kita pada alam. Apalagi tadi ada penyerahan bantuan bibit Cemara Gunung yang akan ditanam di sekitar Gunung Ijen," katanya.

Sementara itu, Bupati Bondowoso dalam sambutannya mengaku awalnya Jazz de Ijen akan digelar di Paltuding Ijen. Namun karena Paltuding masuk wilayah konservasi maka Pemerintah Bondowoso memindahan di wilayah Perkebunan Jampit yang berada di bawah kaki Gunung Ijen. "Kita cinta Ijen, kita sayang Ijen. Kita menikmati Ijen tapi tidak dengan cara memperkosanya. Apalagi mulai dulu secara tradisonal pendakian gunung Ijen melalui Kabupaten Bondowoso," katanya.

Pada acara tersebut, Pemkab Bondowoso juga menyerahkan bibit Cemara Gunung Ijen dengan tajuk "Semiliar Pohon untuk Ijen" kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah III Jawa Timur. "Nanti harapannya (bibit cemara) akan ditanam di sekitar wilayah Gunung Ijen. Dan kegiatannya ini akan kami agendakan setiap tahun," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com