Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menelusuri Jejak Kesuksesan Indonesia di Museum KAA

Kompas.com - 25/01/2015, 15:21 WIB
BANDUNG tidak hanya identik dengan wisata kuliner, alam dan belanja. Kota terbesar di Jawa Barat itu juga memiliki banyak tempat bersejarah yang agaknya cukup menarik dan mendidik untuk dijadikan tujuan wisata.

Salah satunya adalah Museum Konferensi Asia Afrika (KAA). Museum yang terletak hanya beberapa puluh meter dari Alun-Alun Bandung ini berada di Gedung Merdeka.

Dari alun-alun kota, mereka yang hendak ke museum yang berlokasi di dalam sebuah gedung yang dibangun pada 1922 oleh arsitek Van Gallen & C.P.W. Schoemaker itu harus menyeberang jalan melalui jembatan penyeberangan untuk menghindari lalu lalang kendaraan di ruas Jalan Asia Afrika yang ramai.

Setelah tiba di seberang jalan, lalu berjalan kaki lagi lurus di sepanjang trotoar sampai tiba di depan pintu masuk gedung yang di zaman Kolonial Belanda bernama "Societeit Concordia" dan di era pemerintahan Presiden Soekarno pernah menjadi Gedung MPRS ini.

Sebelum menaiki tangga di depan pintu masuk gedung yang berada di Jalan Asia Afrika No.65 ini, terpampang papan pengumuman waktu kunjungan dimana museum ini dibuka Selasa sampai Kamis dari pukul 08.00-16.00 WIB sedangkan Jumat pukul 14.00-16.00 WIB dan Sabtu-Minggu pukul 09.00-16.00 WIB.

Dengan kata lain, museum yang dilengkapi ruang pameran tetap, diorama, perpustakaan dan audio visual serta menfasilitasi riset bagi kalangan peneliti dalam dan luar negeri ini tutup pada Senin dan hari-hari libur nasional.

Saat berkunjung ke museum ini, Rabu (21/1/2015) pagi, seorang petugas keamanan gedung (satpam) membukakan pintu dan lalu mengarahkan setiap pengunjung ke meja registrasi yang berada di sisi kiri.

Di meja registrasi para pengunjung itu, Elda Tartilla yang sehari-hari bertugas sebagai pemandu museum dengan ramah melayani para pengunjung. Di antara mereka yang pada hari itu datang berkunjung adalah Imas Shohifah Ali, wali kelas 6 SD Babakan Ciparai, Jalan Caringin, Kota Bandung.

Ibu guru berkerudung ini mendampingi 26 orang muridnya untuk mengikuti program ekskursi bertema sejarah KAA sebagai bagian dari pelajaran IPS selama satu jam di museum yang berdiri sejak 24 April 1980 itu.

Elda Tartilla pun meminta 26 anak-anak SD yang datang dengan berseragam putih-merah itu untuk duduk di lantai persis di depan patung Bung Karno yang sedang berpidato di konferensi yang pada 18 April 1955 diikuti para delegasi dari 29 negara itu.

"Adik-adik, untuk apa museum didirikan?" tanya Elda kepada para pelajar SD Babakan Ciparai itu.

Dia pun menjelaskan sejarah pendirian, peran dan fungsi serta koleksi-koleksi yang ada di museum ini dalam bahasa yang mudah dimengerti anak-anak.

Menurut Elda, museum yang dilengkapi koleksi benda-benda tiga dimensi yang menggambarkan suasana sidang pembukaan konferensi itu tidak hanya dikunjungi kalangan pelajar dan mahasiswa serta peneliti tetapi juga wisatawan asing. "Pada setiap hari kunjungan, selalu ada tamu asing," katanya.

Bagi turis Belanda, yang menjadi fokus mereka umumnya adalah bangunannya, sedangkan para tamu dari Tiongkok tertarik ke Museum KAA karena sosok Chou En-Lai (Zhou Enlai), Perdana Menteri Tiongkok yang hadir di perlehatan yang menghasilkan Dasa Sila Bandung itu.

"Ada pun fokus para pengunjung asal Amerika Serikat, Jepang maupun negara-negara Asia Tenggara seperti Vietnam lebih melihat aspek sejarahnya," kata Elda menjelaskan tentang perbedaan karakteristik para pengunjung asing dari pengalaman memandu mereka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Serunya Camping Keluarga di Arjasari, Kabupaten Bandung

Serunya Camping Keluarga di Arjasari, Kabupaten Bandung

Jalan Jalan
Arjasari Rock Hill, Lihat Sunset dan City View Bandung dari Ketinggian

Arjasari Rock Hill, Lihat Sunset dan City View Bandung dari Ketinggian

Jalan Jalan
5 Hotel Indonesia Masuk Daftar Hotel Terbaik di Asia 2024 Versi TripAdvisor

5 Hotel Indonesia Masuk Daftar Hotel Terbaik di Asia 2024 Versi TripAdvisor

Travel Update
[POPULER Travel] 5 Kolam Renang Umum di Depok | Barang Paling Banyak Tertinggal di Bandara

[POPULER Travel] 5 Kolam Renang Umum di Depok | Barang Paling Banyak Tertinggal di Bandara

Travel Update
8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

Jalan Jalan
5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

Travel Tips
Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Jalan Jalan
Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com