Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Lebih Dekat Pembuatan Belak khas Timor Leste

Kompas.com - 06/02/2015, 17:08 WIB
DARI jalanan berkerikil, mobil yang saya tumpangi merangkak melewati tanjakan. Terik siang itu membakar kulit penduduk pun saya yang berdiam di kursi belakang kendaraan ini. Keringat masih bercucuran membasahi baju saya. Dari rumah Lina Ribero di Ermera, kami kembali ke Bobonaro.

Jika di Indonesia, tempat ini terlalu kecil untuk menjadi sebuah kota provinsi. Tak banyak kendaran yang lalu lalang. Melewati kota ini, nostalgia saya malah bangkit akan pusat kecamatan di Flores. Kala itu beberapa hari saya tinggal di sebuah penginapan sederhana tak jauh dari pusat kesehatan masyarakat. Kota ini pun serupa, waktu berjalan lambat di Bobonaro.

Hampir satu minggu sudah perjalanan saya berkeliling Timor Leste untuk pembuatan buku warisan budaya negeri ini untuk lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa, UNESCO. Kali ini tempat yang saya tuju belumlah jelas. Pemandu lokal menyarankan kami untuk bergerak ke selatan menjauh dari Bobonaro untuk menemui pembuat belak.

“Sebentar, kita mau isi bensin dulu di pangkalan,” Zelia, staf lokal UNESCO yang menemani perjalanan saya saat itu. Kami berhenti di bangunan kecil seperti warung pemberhentian sederhana di jalan lintas timur Sumatera. Dindingnya dari seng, tembok yang sudah mau runtuh di depan pangkalan minyak ini dibiarkan terbengkalai. Ini salah satu stasiun pengisian minyak sederhana di kota kecil ini.

Petugas pengisian mengatakan jenis bahan bakar yang dijual di sini masuk dari Atambua. Memang jarak antara tempat ini ke Atambua lebih dekat jika dibanding ke Dili. Tapi saya tak menanyakan lebih jauh bagaimana alur masuknya bahan bakar tersebut.

Kami melanjutkan perjalanan menjauh dari kota. Melewati pos pasukan keamanan, mobil kami bergerak melambat. Di tengah jalan ban-ban bekas dibiarkan menjadi penghalang guna memperlambat laju kendaraan yang lewat. Jalanan di sini sangat lengang.  

Saya memasuki jalanan tak beraspal. Melewati sebuah gereja, sebatang pohon dengan lonceng tergantung menghiasi halamannya. Anak-anak ramai bermain di halaman. Tepat di seberang, suasana duka menyelimuti sebuah rumah. Peti berukir salib sudah bersiap diberangkatkan dari teras rumah duka. Kami melanjutkan perjalanan hingga ujung jalan tanah ini.

Zelia bilang, kita sudah sampai. Di depan saya, rumah berdinding kayu dan lantainya belum sepenuhnya disemen menjadi pemberhentian. Inilah rumah pembuat belak.

Perawakan lelaki Timor bernama Jose Noronha ini sungguh kekar. Dari Zelia yang fasih berbahasa lokal, saya berkenalan dan memohon izin untuk mengenal lebih dekat proses pembuatan belak.

Belak merupakan perhiasan yang digunakan saat upacara besar juga hari besar di Timor Leste, negeri yang dulu pernah menjadi bagian dari Indonesia. Selain digunakan dalam upacara adat, belak juga digunakan saat acara lamaran. Biasanya laki-laki membawa belak kepada pihak perempuan saat acara lamaran. Jika pihak laki-laki tidak membawa, maka akan dikenakan denda berupa uang. Ya, denda tersebut lumayan.

Mungkin di Indonesia, negara dengan beraneka ragam suku tentunya hal seperti sudah tak asing lagi. Ibarat keris, atau mungkin sanggul khas suku Minangkabau yang tak bisa lepas dari adat suatu daerah.  

Saya datang ke sini untuk mendokumentasikan proses pembuatan Belak. Pembuatan belak ini biasanya dilakukan oleh para pengarajin yang menekuni kepandaian ini dari turun-temurun. Salah satu pengerajinnya adalah Jose Noronha di Kampung Tunubibi, Desa Tapomemo, Malina, Distrik Bobonaro tempat saya mengabadikan foto ini.

“Orang tua mengajari saya membuat belak. Ini kepandaian turun temurun,” ujar Jose yang diterjemahkan oleh Zelia ke bahasa Indonesia. Alat yang digunakan dalam pembuatan belak pun masih menggunakan alat yang digunakan generasi sebelumnya.

Yunaidi/National Geographic Traveler Indonesia Alat-alat untuk membuat belak.
Proses pembuatan belak ini dimulai dengan memasak perak yang dibeli dari Atambua. Ya mungkin memakan waktu lebih kurang enam jam perjalanan darat dengan angkutan umum dari pusat kota ini.

Potongan perak ini kemudian dibakar hingga mencair di dalam wadah yang sudah dibuat sedemikian rupa. Dengan suhu maksimal potongan perak yang mencair kemudian dituang kedalam batu cetakan atau acnu.  

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com