Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bienial Venesia, Seni Rupa Menghidupkan Kota

Kompas.com - 01/09/2015, 09:11 WIB
SATU jam menjelang tengah malam, ribuan turis tak beranjak di Piazza San Marco, alun-alun utama Venesia, Italia, yang dikelilingi bangunan berseni arsitektur tinggi. Pada siang hari, mereka menghabiskan waktu menikmati bienial seni. Seni telah menghidupkan warga dan ”kota air” Venesia.

"Ini produk Italia. Harganya 1,5 euro,” kata Ann, penjual suvenir di salah satu deretan toko di pinggir Piazza San Marco, Selasa (18/8/2015) malam itu. Ann melayani pembeli suvenir tempelan kulkas bergambar panorama Venesia yang dikatakannya asli buatan Italia.

Serbuan suvenir produk Tiongkok, menurut Ann, cukup meresahkan karena harganya selalu lebih murah. Hingga larut malam, Ann masih tetap membuka toko dan meraup lebih banyak hasil penjualan dari para wisatawan. Ann menjadi salah satu warga Venesia yang dapat menikmati manfaat kegiatan seni rupa untuk menghidupkan kota Venesia yang ada sejak berdirinya Republik Venesia antara abad IX dan abad XVI.

Ann, warga asli Venesia, masih mengingat kata ”selamat datang” dalam bahasa Indonesia untuk menyapa pelanggan dari Indonesia.

Tidak jauh dari toko itu, terdapat sebuah kafe yang menggelar pertunjukan musik di luar ruang. Para pengunjung kafe duduk di kursi. Tepat pukul 22.00, musik itu berhenti. Tetapi, pengunjung tetap saja tak mau beranjak. Setelah menikmati musik, giliran lainnya menikmati keindahan panorama Alun-alun San Marco.

Basilika San Marco, sebuah gereja bergaya Romawi-Bizantium yang dibangun abad X, menjadi salah satu panorama indah yang dapat dinikmati dari alun-alun itu. Seni arsitekturalnya unik dan dihiasi lukisan klasik di dindingnya. Ini sisi lain dari karya seni yang menghidupi kota ini.

Kota Venesia tak pernah sepi. Tak hanya mengandalkan keindahan sebuah kota air tua dengan lika-liku kanal dan bangunan indah yang romantis, pengunjung pun mengalir karena berbagai kegiatan seni. Pameran pun berdurasi panjang. Dari 9 Mei hingga 22 November tahun ini, misalnya, diselenggarakan Bienial Venesia untuk seni. Puluhan negara terlibat.

Pameran

Ajang pameran utama Bienial Venesia menyajikan 159 karya dari 136 seniman yang berasal dari 53 negara. Sebanyak 89 seniman dari sejumlah negara tersebut untuk pertama kali dilibatkan. ”Sebanyak 159 karya itu mengekspresikan kondisi tahun ini yang membuka ruang bebas untuk dialog,” kata Presiden Bienial Venesia Paolo Baratta.

Sebanyak 89 negara mendirikan paviliun, termasuk dari Indonesia. Dari jumlah itu, 29 negara di area Giardini, taman publik yang dibangun Napoleon Bonaparte setelah menundukkan Republik Venesia pada 1797.

Sebanyak 31 negara menempati area Arsenale, bekas galangan kapal yang dibangun abad XVI. Sebanyak 29 negara lain tersebar di beberapa tempat di sekitar Arsenale dan Giardini.

Kemudian ada 44 pameran kolateral seni rupa yang tersebar di beberapa tempat. Pameran kolateral ini diselenggarakan organisasi nonprofit.

Kurator Bienial Venesia 2015 Okwui Enwezor memaparkan, Bienial Venesia mengeksplorasi sejarah dan di luar konteks sejarah atau kontrasejarah untuk divisualkan dan menjadi sebuah ”orkestra”. Bienial bertemakan ”All The World’s Futures” atau Masa Depan bagi Seluruh Dunia memiliki tiga lapis penyaring yang saling beririsan, yaitu persoalan gangguan yang muncul pada taman seni rupa, durasi epik yang dibangun, dan membaca dunia kapitalisasi.

Orkestra yang dibangun, seperti di Giardini, di sisi kanan jalur masuk terdapat Paviliun Jepang yang menyajikan instalasi rajutan benang wol berwarna merah untuk menggantungkan ribuan anak kunci. Judulnya, ”The Key in the Hand”, karya seniman Chiharu Shiota.

Di dekatnya, Paviliun Inggris dengan visualisasi patung, dengan figur manusia dan genitalnya, karya Sarah Lucas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com