Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sasar Penonton Muda, Wayang Pun Ikut Menyesuaikan Diri

Kompas.com - 14/09/2015, 08:12 WIB
Jonathan Adrian

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Seni wayang semakin berkurang peminat. Berbagai upaya dilakukan untuk menarik anak muda agar menyukai wayang. Hal ini menjadi salah satu tujuan Festival Wayang Indonesia (FWI) 2015. "Seni wayang sudah mengalami berbagai penyesuaian agar bisa diterima masyarakat sekarang," kata Ketua Umum Sekretariat Nasional Perwayangan Indonesia (Sena Wangi), Suparmin Sunjoyo dalam Konferensi Pers FWI, di Cafe Batavia, Kota Tua, Jakarta Barat, Sabtu (12/9/2015).

Menurut Suparmin, sejauh ini penyesuaian yang dilakukan berupa waktu. Selama ini pergelaran wayang menghabiskan waktu minimal 8 jam. Namun sekarang sudah lebih diringkas dan dipadatkan. "Satu pergelaran bisa hanya 2 jam. Bahkan ada yang 10 menit atau 5 menit," tuturnya.

Selain waktu, penggunaan bahasa juga menyesuaikan. Banyak pergelaran wayang kini menggunakan bahasa Indonesia. Ini dilakukan agar wayang dapat menjangkau semua daerah. Di luar dari bahasa, tema-tema yang diangkat juga lebih dinamis dan dekat dengan masyarakat.

Wayang sekarang tak lagi melulu membahas kisah-kisah Pandawa atau perang Baratayuda. Pergelaran wayang sekarang banyak yang mengangkat tema yang dekat dengan masyarakat. "Misalnya kisah kepahlawanan Soekarno ya," jelas Suparmin. Untuk instrumen musik juga mengalami banyak penyesuaian. Sinden misalnya sudah bisa menyanyikan lagu-lagu populer. Alat musiknya juga sudah bisa menggunakan drum dan gitar.

KOMPAS.COM/JONATHAN ADRIAN Beberapa pengunjung mengatre berfoto di booth Festival Wayang Indonesia (FWI) di Taman Fatahillah, Sabtu (12/9/2015).
Meski demikian, Suparmin menegaskan ada hal-hal yang tak bisa diubah seenaknya dalam pewayangan. Saat ini, sudah ada dua aliran dalam wayang, tradisional dan kontemporer. "Yang tradisional masih berpegang pada tradisi. Sedang kontemporer ini banyak guyon, ini kan terkadang merusak aturan ya," terang Suparmin.

Bagaimanapun wayang adalah sarana mendidik, sehingga dalam setiap pergelaran harus ada unsur pendidikan atau nilai moral yang dapat dipelajari. Selain itu wayang juga selalu mengangkat hal-hal baik atau sisi heroik karakternya. Kisah wayang selalu mengajarkan kebaikan seorang tokoh.

Hal serupa diutarakan Ananto Kusuma, Staf Ahli dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam pidato pembukaan FWI. Menurutnya selama ini wayang masih diperlakukan sebagai tontonan semata. Padahal wayang bisa dimasukkan sebagai tuntunan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

Travel Tips
Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Travel Tips
Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Travel Update
Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Travel Update
Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Travel Update
Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Travel Tips
Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat 'Long Weekend'

Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat "Long Weekend"

Travel Update
Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Hotel Story
3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

Travel Tips
Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Jalan Jalan
Area Baduy Dalam Buka Lagi untuk Wisatawan Setalah Perayaan Kawalu 

Area Baduy Dalam Buka Lagi untuk Wisatawan Setalah Perayaan Kawalu 

Travel Update
5 Wisata di Bandung Barat, Ada Danau hingga Bukit

5 Wisata di Bandung Barat, Ada Danau hingga Bukit

Jalan Jalan
Aktivitas Bandara Sam Ratulangi Kembali Normal Usai Erupsi Gunung Ruang 

Aktivitas Bandara Sam Ratulangi Kembali Normal Usai Erupsi Gunung Ruang 

Travel Update
5 Cara Motret Sunset dengan Menggunakan HP

5 Cara Motret Sunset dengan Menggunakan HP

Travel Tips
Harga Tiket Masuk Balong Geulis Cibugel Sumedang

Harga Tiket Masuk Balong Geulis Cibugel Sumedang

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com