Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mitos Sendok di Kari Kambing Aceh

Kompas.com - 29/01/2016, 12:17 WIB
Kontributor Lhokseumawe, Masriadi

Penulis

LHOKSEUMAWE, KOMPAS.com - Empat pekerja sibuk melayani pembeli di Warung Kari Kambing Stadion, Desa Mon Geudong, Kecamatan Banda Sakti, Lhokseumawe, Aceh, Kamis (28/1/2016) siang.

Mereka cekatan mengangkat mangkuk yang berisi kari, gelas berisi jus timun serut, nasi, dan air putih.

Di meja terhidang sejumput garam dan beberapa cabe rawit. Itulah khas kari kambing aceh. Warung itu dibuka tiga bulan lalu, letaknya terpaut sekitar 200 meter dari Stadion Tunas Bangsa, Lhokseumawe.

Karena letak itu pula, sang pemilik warung, Nawawi memberi nama warung itu “Karim Kambing Stadion”.
 
Saban hari sekitar dua ekor kambing atau 20 kilogram daging kambing disajikan untuk pengunjung. Sejak pukul 11.00-15.00 WIB, mereka menyajikan kari untuk para pembeli.

KOMPAS.COM/MASRIADI Pekerja sibuk melayani pembeli di Warung Kari Kambing Stadion, Desa Mon Geudong, Kecamatan Banda Sakti, Lhokseumawe, Aceh, Kamis (28/1/2016).
Warung ini pun menjadi tempat bersantap makan siang baru bagi warga Kota Lhokseumawe. Lokasinya strategis, sembari bersantap Anda bisa menikmati Krueng (Sungai) Cunda di depan mata.

Selain itu, lokasi parkir yang begitu luas, membuat pengunjung bisa leluasa memarkir kendaraan roda dua dan empat.

“Kami juga menyediakan jasa masak kari kambing. Untuk satu ekor kambing, kami memungut biaya jasa sekitar Rp 350 ribu. Bumbu kami yang tanggung, pemilik kambing hanya menyediakan kambingnya saja,” sebut Zamzami.

Ada mitos menarik saat memasak kari. Sang juru masak, M Jafaruddin selalu meletakkan dua sendok makan ke dalam belanga. Sendok itu diyakini membuat daging kambing lekas lunak dan enak dikunyah.

Mitos lainnya, menaruh biji ganja ke dalam masakan kari. “Kami tidak pernah menaruh biji ganja. Itu tidak boleh lah ya. Kami hanya meletakkan sendok saat memasak kari, biar dagingnya empuk,” kata Jafar.

Agar kari tidak terlalu berminyak, Jafar punya trik sendiri. Awalnya dia merebus air putih bersama daging, baru memasukkan santan dan kambing yang telah dibersihkan. “Kalau santan duluan, maka minyaknya akan banyak. Sehingga kita makan pun jadi kurang enak, karena minyak santan itu sangat banyak,” terang Jafar.

KOMPAS.COM/MASRIADI Pekerja sibuk melayani pembeli di Warung Kari Kambing Stadion, Desa Mon Geudong, Kecamatan Banda Sakti, Lhokseumawe, Aceh, Kamis (28/1/2016).
Sejak tempo dulu, usaha kari kambing memang menjadi kuliner khas Aceh. Banyak warung yang menyediakan kari kambing. Namun, tidak semua warung bisa menyajikan daging yang lembut dan nikmat.

“Jika kurang pedas, kami siapkan cabe rawit di meja. Begitu juga bagi lidah yang agak suka asinan, kami sediakan garam,” terang Nawawi.

Warung itu juga siap mengantar pesanan kari kambing ke sejumlah kantor pemerintah dan swasta. Nah, penasaran kenikmatan kari kambing khas Aceh ini? Silakan berkunjung dan menikmati sensasinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE Meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE Meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com