Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Enaknya Anak-anak Zaman Sekarang, Tinggal Tunjuk Doang...

Kompas.com - 08/04/2016, 16:50 WIB
M Latief

Penulis

KOMPAS.com - Tak ada celah kosong. Ke mana pun mata memandang, barang-barang atau perlengkapan alam bebas itu memenuhi hampir seluruh ruang pameran Indonesia Outdoor Festival (Indofest) 2016, Kamis (7/4/2016), di Istora Senayan, Jakarta. Gedung sebesar itu sesak oleh rak-rak barang dan orang lalu lalang berburu barang incaran.

Apa saja, asalkan mau dan punya uang, tinggal tunjuk. Ransel, sepatu gunung, tenda, kantung tidur, dan perlengkapan pendakian lainnya ada di situ. Dari dayung hingga perahu arung jeram pun tak ketinggalan menghiasi rak-rak gerai di ruangan itu. (Baca: Nih... Beragam Diskon Menarik di INDOFEST 2016!).

"Enak banget. Asalkan punya duit, mau apa juga ada. Kalau dulu, boro-boro. Punya duit banyak, barangnya belum tentu ada," ujar Satria Fajar (52), pengunjung pameran.

Ingatan Satria kemudian melayang ke era tahun 80-an, ketika dia masih anak muda yang doyan kelayapan di alam bebas. Jangankan pada libur panjang sekolah, tutur dia, saban libur Sabtu-Minggu pun bersama kawan-kawan seiringnya pasti sudah tidak ada di Jakarta. 

"Kalau enggak kemping, ya naik gunung. Cuma, ya itu, tenda yang kami punya cuma tenda pramuka yang dibuat dari parasit tipis. Kalau hujan pasti rembes. Kompornya pun kalau tidak parafin, ya kompor minyak. Itu sudah top banget bisa punya kompor minyak. Ranselnya pakai ransel monyet, yang ada rangka di luarnya," tutur Satria.

Sambil bercerita, Satria terbahak mengingat-ingat zaman itu. Dia akui, ketika masih duduk di bangku SMA, sangat susah cari outdoor equipment (perlengkapan bergiat di alam bebas), tak terkecuali di Jakarta. Kalau tidak berburu di toko-toko perlengkapan militer, dia dan teman-temannya harus pergi ke Bandung untuk membelinya.

"Brand paling ngetop di zaman itu Jayagiri. Kemudian, masuk tahun 90-an sempat beken nama Alpina. Itu merek-merek lokal yang banyak dicari. Tren itu banyak datang dari anak-anak Bandung," ujarnya.

Hal serupa juga dituturkan Santi Wahyuningsih (39), pengunjung pameran asal Jakarta Timur. Santi berkisah, selain barang "longsoran" atau warisan dari kakak-kakaknya yang juga doyan kelayapan, dia kerap berburu peralatan ke Bandung. Kalau ada saudara atau temannya ke pergi luar negeri, lanjut dia, itu jadi kesempatannya menitip pembelian peralatan naik gunung dengan aneka label terkenal.

"Yang namanya punya tenda dome di zaman itu sudah keren banget. Jangankan produk luar, buatan dalam negeri pun sudah bisa bikin gengsi naik, hahahaha...," kata Santi.

KOMPAS.com / RODERICK ADRIAN MOZES Pengunjung memadati Indonesia Outdoor Festival (Indofest) 2016, di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (6/4/2016). Pameran yang berlangsung hingga 10 April ini diramaikan oleh 150 stan, dengan 120 merek produk outdoor nasional maupun internasional yang berpartisipasi memberikan aneka promosi harga terbaiknya.
Produsen lokal

Digelarnya Indofest 2016 selama sepekan ini menjadi bukti bahwa zaman memang makin berubah, teknologi pun kian canggih. Tak perlu jauh-jauh ke Bandung yang pernah jadi magnit anak-anak muda tukang kemping dan naik gunung, apalagi sampai ke luar negeri, karena sekarang bertebaran toko-toko perlengkapan alam bebas di hampir semua kota di Indonesia.

Ada 120 merek yang berpartisipasi di Indofest 2016 ini, dan 35 diantaranya adalah brand lokal dari Bandung, Jakarta, Tangerang, Bogor, Semarang, dan Solo. Semua punya tawaran harga masing-masing bagi siapa pun yang sedang berburu peralatan bergiat di alam bebas. Lagi-lagi, tinggal tunjuk, mulai peralatan mendaki, telusur goa, arung jeram, selam, dan banyak lagi tersedia di sini.

"Seingat saya, awal 90-an itu sudah mulai masuk barang-barang dari luar negeri. Pas di akhir 90-an atau awal tahun 2000 itu makin banyak masuk brand sekelas North Face, EMS, Lowe Alpine, dan sebagainya. Hanya, dulu itu beredarnya eksklusif di kampus atau klub pecinta alam kampus saja, belum masuk di toko-toko outdoor seperti sekarang, apalagi ada pameran kayak begini," kata Sandy (39).

KOMPAS.com / RODERICK ADRIAN MOZES Pengunjung memadati Indonesia Outdoor Festival (Indofest) 2016, di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (6/4/2016). Pameran yang berlangsung hingga 10 April ini diramaikan oleh 150 stan, dengan 120 merek produk outdoor nasional maupun internasional yang berpartisipasi memberikan aneka promosi harga terbaiknya.
Dia mengakui, munculnya produsen asal Jakarta, Bandung, dan Bogor perlahan bisa mengimbangi kebutuhan pasar lokal yang didominasi oleh masifnya peredaran produk luar negeri. Dia menyebut nama Eiger, Consina, Avtech, dan juga Boogie yang perlahan punya pasar sendiri, terutama di Jabodetabek.

"Bukan cuma peralatan naik gunung, bahkan perkakas arung jeram dulu susah banget didapat. Saking susahnya harus beli atau pesan dari luar negeri. Sekarang, produsen lokal bisa merancang dan menjualnya sendiri. Ini cukup membantu perkembangan kegiatan alam bebas kita," ujar Sandy yang semasa kuliahnya aktif di pecinta alam kampusnya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com