Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Pasar Loak, Buku Masakan Indonesia Ini Dihargai Rp 2,5 Juta

Kompas.com - 15/08/2016, 19:30 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Siapa sangka jika buku resep masakan Indonesia terbitan tahun 1967, berjudul Mustika Rasa bisa begitu mahal harganya. Di pasar loak, menurut sejarawan JJ Rizal, harga buku Mustika Rasa terbitan pertama kini mencapai Rp 2,5 juta.

"Tiga tahun lalu buku itu berharga Rp 1.200.000. Kalau sekarang pasaran bisa mencapai dua sampai tiga juta rupiah," kata JJ Rizal di acara peluncuran kembali buku Mustika Rasa di Kedai Tjikini, Jakarta, Minggu (14/8/2016).

(BACA: "Mustika Rasa", Cara Soekarno Mewujudkan Kebinekaan lewat Kuliner)

Buku Mustika Rasa ini memang buku istimewa. Tercatat sebagai satu-satunya buku dokumentasi masakan di Indonesia yang dibuat oleh negara Republik Indonesia, tepatnya pada zaman pemerintahan Soekarno.

Kala itu Soekarno meminta istrinya, Hartini untuk merangkum buku tersebut. Dikumpulkanlah pamong praja desa sampai ahli gizi untuk menyusun segala dokumentasi mengenai masakan Indonesia. Hingga akhirnya tahun 1967 buku tersebut diterbitkan secara terburu-buru di akhir masa jabatan Soekarno sebagai Presiden RI.

"Buku ini tampil dengan keunikan zamannya sendiri, zaman Soekarno. Soekarno terkenal akan Panca Azimat Revolusi, tetapi tak banyak yang tahu kalau Soekarno punya mustika, yaitu buku Mustika Rasa," kata Rizal.

(BACA: Mustika Rasa, "Kitab" Kuliner Indonesia Warisan Soekarno Terbit Kembali)

Saat ini Rizal bersama Komunitas Bambu merilis kembari buku yang memiliki 1.123 halaman tersebut. Hanya ada 800 eksemplar buku yang dicetak.

Rizal sebenarnya telah memiliki buku Mustika Rasa cetakan pertama sejak zaman kuliah. "Sejak dapat tahun 90-an itu saya diamin saja, saya yakin suatu saat pasti ada gunanya. Waktu saya baca ini saya bingung ada buku begini. Buku masak kenapa ada speech (pidato) banyak sekali. Bahan masakan, sampul segalanya aneh. Saya terbius, terpesona, tapi tak pernah membayangkan akan menerbitkan," kata Rizal.

Hingga akhirnya ketika ia menulis tentang Soekarno, Rizal sadar jika buku ini adalah warisan Soekarno yang berharga. "Saya pikir seorang ibu akan menemukan memorinya kembali tentang dunia dapur yang hilang, kekayaan kuliner Indonesia kita yang lenyap, resep yang hanya kita temui di masa lalu," katanya.

Melalui buku ini, Rizal ingin mengingatkan jika kuliner Indonesia dianggap sangat serius oleh negara di zaman Soekarno sampai kini. 

Buku Mustika Rasa terbitan tahun 2016 dijual di Kedai Tjikini di Jalan Cikini Raya Nomor 17, Jakarta Pusat seharga Rp 400.000. Hal yang membedakan buku Mustika Rasa terbitan 1967 dengan tahun 2016 terletak pada ejaan bahasa Indonesia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com