Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

200 Anak Kenalkan Tari Empat Puak di Festival Danau Toba 2016

Kompas.com - 10/09/2016, 11:09 WIB
Nursita Sari

Penulis

TAPANULI UTARA, KOMPAS.com - Di penghujung acara pembukaan Festival Danau Toba (FDT) 2016 yang digelar di Muara, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, Jumat (9/9/2016), 200 siswa-siswi SMAN 1 Muara memperkenalkan tari empat puak.

Tari empat puak merupakan tari gabungan antardaerah, yakni Karo, Pakpak Dairi, Simalungun, dan Batak Toba. Pada bagian pertama, puluhan siswi menarikan tari yang berasal dari Karo. Mereka memakai baju adat berwarna merah lengkap dengan ulos.

Kemudian, puluhan siswi lainnya masuk ke area lapangan dermaga Pelabuhan Muara dengan gerakan Tari Pakpak Dairi memakai baju adat warna-warni dan penutup kepala berbentuk kerucut dari kain warna hitam. Siswi-siswi yang pada bagian pertama menari tarian Karo menepi di sisi lapangan, namun mereka tetap menari.

Gerakan ketiga yang dipertontonkan yakni Tari Simalungun. Mereka juga menggunakan pakaian adat warna-warni, lengkap dengan penutup kepala dan selendang dari ulos. Terakhir, giliran Tari Barak Toba yang dipertontonkan di hadapan para undangan dan masyarakat yang menonton.

Para penari menggunakan pakaian adat berwarna merah serta pengikat pinggang dan selendang dari ulos. Tarian Barak Toba juga mengenalkan 3S, yakni salam, sapa, dan senyum.

Di akhir tarian, siswa-siswi SMAN 1 Muara itu membuka payung berwarna merah dan putih yang terpasang di sisi kanan pakaian mereka dan mengangkatnya ke atas. Payung itu membentuk Bendera Merah Putih apabila dilihat dari udara. Tari empat puak ini juga diiringi alunan musik yang juga dimainkan oleh beberapa siswa-siswi SMAN 1 Muara.

Salah satu koreografer dari ISI Surakarta yang turut melatih para penari, Wahyudiarto, mengatakan, tari empat puak merupakan gambaran empat suku yang digabungkan menjadi satu.

Tarian yang ditampilkan di FDT 2016 itu sengaja dimainkan oleh para remaja dari SMA untuk menumbuhkan kecintaan mereka terhadap kesenian dan budaya daerah serta menyiapkan regenerasi.

"Untuk regenerasi penari, seniman. Lebih baik dikuatkan di sini sebagai identitas, jati diri. Kalau enggak ditanamkan sejak dini, akan kehilangan itu (kesenian dan kebudayaan daerah)," ujar Wahyudiarto.

Sebanyak 200 siswa-siswi itu sudah berlatih sejak 2 bulan lalu untuk tampil di FDT 2016. Salah satu penari, Romanti, mengaku sempat kesulitan saat berlatih. "Ada gerakannya yang susah, soalnya enggak biasa, badannya enggak lentur," kata siswi kelas XI itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com