Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain Enak, Gudeg Juga Baik untuk Kesehatan

Kompas.com - 19/11/2016, 13:10 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

KOMPAS.com - Gudeg tak hanya menjadi ikon kuliner, tapi juga identitas bagi Yogyakarta. Seporsi gudeg selalu menjadi incaran wisatawan baik saat sarapan, makan siang, atau makan malam.

Bagi warga Yogyakarta, gudeg seperti sudah mendarah-daging dalam kehidupan. Eksistensi gudeg sudah ada sejak abad ke-16, saat para prajurit Kerajaan Mataram menemukan banyak pohon nangka dan kelapa saat sedang membelah hutan. Resep gudeg kemudian 'mewabah' dari lingkaran keluarga prajurit Mataram, ke rumah-rumah hingga jadi suguhan spesial di Keraton.

Di balik sejarah dan keistimewaannya, seporsi gudeg rupanya memiliki kandungan gizi yang tidak sedikit. Hal itu diungkapkan Murdijati Gardjito, seorang profesor sekaligus peneliti di Pusat Kajian Makanan Tradisional (PMKT), Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM.

"Sudah diteliti secara keilmuan, gudeg memiliki banyak kandungan serat baik yang larut maupun tidak larut yang cukup tinggi," tutur Murdijati kepada KompasTravel, Rabu (16/11/2016).

Kandungan serat yang terdapat pada gudeg baik yang berbahan dasar nangka, rebung, atau manggar (bunga kelapa yang masih muda) berkhasiat untuk mengikat racun dan memperbesar volume feses.

"Dengan begitu serat akan membersihkan usus besar. Ini mengapa orang Yogyakarta sangat minim menderita kanker usus besar," tutur Murdijati. 

Selain itu, serat akan mengikat racun sehingga keluar lewat pencernaan. Penulis buku berjudul 'Gudeg, Sejarah dan Riwayatnya' itu menambahkan, gudeg juga menjadi sumber kalsium dan fosfor.

"Memperbaiki metabolisme, memperkuat tulang. Fosfor akan membentuk energi," tambahnya.

Sebagai makanan sehari-hari, gudeg menyumbang angka harapan hidup bagi masyarakat Yogyakarta. Murdijati mengungkapkan, angka harapan hidup warga Yogyakarta adalah salah satu yang tertinggi di Indonesia.

"Angka harapan hidup rata-rata di Indonesia adalah 67 tahun. Sementara itu di Yogyakarta angka harapan hidupnya mencapai 77,7 tahun. Salah satu penyebabnya adalah konsumsi gudeg yang cukup tinggi," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com