Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suka Basah-basahan? Ada "Perang Air" Terbesar Sedunia di Sini!

Kompas.com - 30/03/2017, 17:43 WIB
Erwin Hutapea

Penulis

KOMPAS.com - Suka main air? Mau nostalgia perang air seperti masa kecil? Mau perang air dengan "lawan" dari anak-anak sampai orang dewasa? 

Kalau jawaban untuk salah satu atau malah semua pertanyaan itu adalah "iya", Thailand bisa jadi pilihan destinasi yang sesuai. Kenapa?

Selain punya atraksi sejarah dan wisata religi, Thailand juga memiliki berbagai festival. Yang terdekat adalah Festival Songkran.

Berlangsung setiap 13-15 April, Festival Songkran merupakan perayaan Tahun Baru Thailand, merujuk pada tradisi Buddha. Nah, perang air adalah salah satu agenda acara yang sudah menjadi tradisi di festival ini.

Sudah berlangsung turun-temurun, jadwal "perang air" ini bahkan sampai jadi hari libur nasional terpenting di Thailand. Pada medio bulan tersebut, iklim Thailand juga cenderung sedang panas-panasnya.

Namun, festival tersebut juga tak cuma buat kegiatan iseng massal gara-gara kepanasan. Ada filosofi di baliknya, yang sampai jadi kajian akademis tersendiri. 

Perang air tahunan di Thailand ini mengemas sekaligus mengingatkan pentingnya filosofi sanuk. Terjemahan bebasnya, "bermain" atau "bergembira".

Buat orang Thailand, inilah festival raksasa untuk merayakan kegembiraan. Namun, lagi-lagi pengertiannya juga bukan semata bersenang-senang seperti bermain.

Dalam "kegilaan" perang air yang disebut terbesar di dunia ini, ada pesan bahwa hidup dan segala aktivitasnya—termasuk kerja—harus dijalani dengan riang sebagai etos.

Dokumentasi Tourism Authority of Thailand Festival Songkran di Bangkok, Thailand. Acara ini diselenggarakan tiap tahun pada 13-15 April.

Jika (aktivitas yang dijalani) tidak sanuk, (aktivitas) itu tidak layak " tutur Sumet Jumsai, salah satu arsitek paling terkenal Thailand, seperti dikutip BBC, Selasa (24/11/2015).

Menurut dia, orang Thailand akan memilih keluar dari pekerjaan yang dianggap tak menyenangkan sekalipun gajinya besar. 


Di luar itu, air juga punya posisi tinggi buat orang Thailand. Air dianggap simbol pembersihan jiwa, pikiran, dan tubuh.

Jangan coba-coba menjauh dari keriuhan sanuk selama Festival Songkran karena setiap orang di sana akan dengan suka cita melemparkan air kepada siapa pun yang mencobanya.


Konon, tradisi ini bermula dari kebiasaan orang-orang saling mencipratkan air saat mencuci patung Buddha. Tujuannya, keberuntungan dan rezeki tahun baru ikut menyebar, bersamaan dengan keburukan dan kesalahan pada masa lalu tidak terjadi lagi.

Sebelum bergabung dalam perang air di keramaian festival, orang-orang Thailand juga punya ritual membasuh tangan orangtua mereka sebagai simbol penghormatan sekaligus meminta restu. 

Untuk lokasi, Silom adalah "medan perang" paling ramai di Bangkok. Jalanan di daerah ini berubah jadi area pejalan kaki bagi warga dan wisatawan untuk saling menyiram air. 

Di luar Bangkok, Festival Songkran juga berlangsung tidak kalah seru, bahkan menghadirkan suasana lokal yang lebih kental. Misalnya, masih ada tradisi lain seperti persembahan buat para biksu di wihara serta warga yang serentak melepaskan burung dan ikan ke alam.

Kalau ingin menikmati Festival Songkran lebih lama, Chiang Mai bisa jadi tujuan perjalanan. Khusus di kota ini, libur perayaan Tahun Baru Thailand berlangsung selama enam hari. 
 
Siap basah-basahan dan menggenggam filosofi kegembiraan?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Larangan di Umbul Nilo, Pemandian Sebening Kaca di Klaten

Larangan di Umbul Nilo, Pemandian Sebening Kaca di Klaten

Travel Update
Ngargoyoso Waterfall, Wisata Air Terjun Baru di Karanganyar

Ngargoyoso Waterfall, Wisata Air Terjun Baru di Karanganyar

Jalan Jalan
Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Masyarakat Diingatkan Cek Kelayakan Bus di Spionam

Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Masyarakat Diingatkan Cek Kelayakan Bus di Spionam

Travel Update
7 Wisata Sejuk di Yogyakarta, Pas Dikunjungi Saat Panas

7 Wisata Sejuk di Yogyakarta, Pas Dikunjungi Saat Panas

Jalan Jalan
5 Desa Wisata Penyangga Borobudur Highland di Purworejo Dapat Pelatihan dan Pendampingan

5 Desa Wisata Penyangga Borobudur Highland di Purworejo Dapat Pelatihan dan Pendampingan

Travel Update
Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Raya Cibodas

Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Raya Cibodas

Travel Update
Hidden Gem di Batam, Wisata Sambil Olahraga ke Golf Island

Hidden Gem di Batam, Wisata Sambil Olahraga ke Golf Island

Jalan Jalan
Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Binatang Bandung

Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Binatang Bandung

Jalan Jalan
KAI Tambah 4 Perjalanan Kereta Api pada 12-31 Mei 2024

KAI Tambah 4 Perjalanan Kereta Api pada 12-31 Mei 2024

Travel Update
Planetarium Jagad Raya Tenggarong di Kaltim: Lokasi dan Tiket Masuk

Planetarium Jagad Raya Tenggarong di Kaltim: Lokasi dan Tiket Masuk

Travel Update
5 Hotel Dekat Bandara Internasional Juanda Surabaya

5 Hotel Dekat Bandara Internasional Juanda Surabaya

Hotel Story
Tiket.com Beri Promo ke Singapura, Ada Diskon hingga 30 Persen

Tiket.com Beri Promo ke Singapura, Ada Diskon hingga 30 Persen

Travel Update
Aktivitas Vulkanik Gunung Slamet Naik, Ratusan Pendaki Gagal Gapai Atap Jawa Tengah

Aktivitas Vulkanik Gunung Slamet Naik, Ratusan Pendaki Gagal Gapai Atap Jawa Tengah

Travel Update
Rute ke Gereja Ayam Bukit Rhema, Cuma 10 Menit dari Candi Borobudur

Rute ke Gereja Ayam Bukit Rhema, Cuma 10 Menit dari Candi Borobudur

Travel Tips
Kota Batu Cocok untuk Olahraga, Event Sport Tourism Akan Diperbanyak

Kota Batu Cocok untuk Olahraga, Event Sport Tourism Akan Diperbanyak

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com