Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yogyakarta Butuh Obyek Wisata Baru

Kompas.com - 05/05/2017, 15:09 WIB
Kontributor Yogyakarta, Teuku Muhammad Guci Syaifudin

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com – Pariwisata di DI Yogyakarta terancam tak lagi menjadi destinasi wisata favorit di Pulau Jawa. Berdasarkan Indeks Pariwisata Indonesia (IPI) Kementerian Pariwisata yang diumumkan Rakornas Kepariwisataan ke-4 di Ballroom Hotel Sultan Jakarta pada 6 - 7 Desember 2016, baru Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul yang masuk 10 daerah dengan indeks pariwisata tertinggi (IPI) di Indonesia.

Kabupaten Sleman pun hanya menempati peringkat keempat dengan skor 3,72. Sedangkan Kabupaten Bantul menempati peringkat kesepuluh dengan skor 3,22.

Ketua Asosiasi Tour dan Travel Agent Indonesia (Asita) DIY, Udhi Sudiyanto, mengatakan bahwa pemerintah harus melakukan penyebaran wisatawan sehingga tidak hanya terkonsentrasi di obyek wisata yang sudah terkenal.

BACA: 5 Oleh-oleh Wajib Dibeli di Yogyakarta

Menurutnya, obyek wisata yang sudah terkenal seperti Malioboro, Prambanan, dan Keraton sudah pasti dikunjungi wisatawan yang datang ke Yogyakarta.

“Kita harus cari obyek wisata penyangganya. Contoh di Gunungkidul banyak sekali obyek wisata penyangga, seperti Gua Pindul, tapi itu juga sudah over (kapasitas),” kata Udhi ketika dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (5/5/2017).

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO Wisatawan asing menyusuri lorong bawah tanah di kompleks Istana Air Taman Sari, Yogyakarta, Jumat (5/8/2016).

Udhi menilai bahwa DIY memiliki alam yang menarik sehingga bisa menjadi alternatif bagi pemerintah untuk membuka obyek wisata penyangga baru. Kabupaten Kulon Progo misalnya, kata dia, memiliki kebun teh yang ke depannya bisa menjadi maskot baru dan menjadi obyek wisata penyangga berbasis alam.

“Sekarang itu ada dua jenis wisatawan. Pertama, wisatawan yang baru pertama masuk ke Yogyakarta. Itu pasti cari yang objek wisata yang highlight. Tapi yang untuk wisatawan repeater, mereka selalu mencari hal-hal yang unik yang belum mereka kunjungi,” kata Udhi.

Bersamaan dengan menambah obyek wisata penyangga, Udhi mengatakan, pemerintah juga harus memerhatikan aksesibilitas, fasilitas, sarana, dan prasarananya. Gunung Kidul misalnya, meski wisatanya sudah mulai menggeliat, namun ia menilai jika aksesibilitas masih menjadi persoalan.

“Mau tidak mau pasarnya ada di Yogyakarta, ketika menuju ke Gunung Kidul, wisatawan masih butuh waktu lama. Itu yang jadi masalah perlu diperhatikan. Agar akses mudah ke sana, jangan sampai habis waktu di jalan. Kalau bisa satu hari semua bisa selesai di Gunung Kidul dengan menikmati gunung, air, dan pantai,” ujar Udhi.

BACA: Yu Djum dan 4 Gerai Gudeg Legendaris di Yogyakarta

Udhi mengatakan, pembenahan aksesibilitas juga menjadi faktor menunjang penambahan wisatawan sehingga mendongkrak peringkat wisata di DIY. Sebab jika aksesnya tak segera dibenahi, ia meyakini, wisatawan enggan mendatangi objek wisata penyangga baru yang ditawarkan.

“Saya pikir DIY untuk merealiasikan menjadi destinasi unggulan di Asia tenggara tidak terlalu sulit. Bagaimanapun juga Yogyakarta masih bisa menjadi maskot pariwisata di Jawa. Saya happy juga dengan beberapa stakeholder dan pengelola obyek wisata yang sudah mulai inovatif sehingga wisatawan yang sudah ke DIY selalu ingin mencoba hal yang baru,” kata Udhi.

TRIBUN JOGJA/GILANG SATMAKA Tanjung Kesirat di Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta.

Udhi pun optimis, jumlah wisatawan baik domestik dan asing yang datang ke DIY akan terus menigkat setiap tahunnya. Terbukti, kata dia, jumlah wisatawan yang datang ke DIY pada 2016 meningkat sampai17 persen dibanding 2015. Hal itu menunjukkan objek wisata di DIY masih menjadi primadona untuk di Pulau Jawa.

“Setiap long weekend Yogyakarta itu selalu dipadati oleh wisatawan domestik dan wisatawan dari luar DIY . itu juga terbukti dengan namanya hotel-hotel terutama di ring satu itu lebih sibuk. Bahkan pada long weekend kemarin, untuk mencari penginapan cukup sulit,” kata Udhi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Swiss-Belhotel International Rebranding Swiss-Belcourt Serpong Tangsel

Swiss-Belhotel International Rebranding Swiss-Belcourt Serpong Tangsel

Hotel Story
 'Dubai, Anda Siap?': Kampanye Terbaru Dubai untuk Wisatawan Indonesia 

"Dubai, Anda Siap?": Kampanye Terbaru Dubai untuk Wisatawan Indonesia 

Travel Update
Rute Menuju ke Arjasari Rock Hill Bandung

Rute Menuju ke Arjasari Rock Hill Bandung

Jalan Jalan
Wisman Asal Singapura Dominasi Kunjungan di Kepulauan Riau Maret 2024

Wisman Asal Singapura Dominasi Kunjungan di Kepulauan Riau Maret 2024

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Jam Buka di Arjasari Rock Hill

Harga Tiket Masuk dan Jam Buka di Arjasari Rock Hill

Jalan Jalan
Harga Tiket Masuk Candi Prambanan 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Candi Prambanan 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Update
Sederet Aktivitas Outdoor di Arjasari Rock Hill Bandung

Sederet Aktivitas Outdoor di Arjasari Rock Hill Bandung

Jalan Jalan
Suhu Panas Ekstrem di Thailand, Buat Rel Kereta Api Bengkok

Suhu Panas Ekstrem di Thailand, Buat Rel Kereta Api Bengkok

Travel Update
Serunya Camping Keluarga di Arjasari, Kabupaten Bandung

Serunya Camping Keluarga di Arjasari, Kabupaten Bandung

Jalan Jalan
Arjasari Rock Hill, Lihat Sunset dan City View Bandung dari Ketinggian

Arjasari Rock Hill, Lihat Sunset dan City View Bandung dari Ketinggian

Jalan Jalan
5 Hotel Indonesia Masuk Daftar Hotel Terbaik di Asia 2024 Versi TripAdvisor

5 Hotel Indonesia Masuk Daftar Hotel Terbaik di Asia 2024 Versi TripAdvisor

Travel Update
[POPULER Travel] 5 Kolam Renang Umum di Depok | Barang Paling Banyak Tertinggal di Bandara

[POPULER Travel] 5 Kolam Renang Umum di Depok | Barang Paling Banyak Tertinggal di Bandara

Travel Update
8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com