Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Film hingga Penerbangan, Cara Thailand Gaet Turis China

Kompas.com - 16/06/2017, 07:14 WIB
Jessi Carina

Penulis

CHIANG MAI, KOMPAS.com - Eksekutif Direktur ASEAN South Asia and South Pacific Region, Tourism Authorithy of Thailand, Walailak Noypayak tidak membantah bahwa turis yang datang ke Thailand paling banyak berasal dari China.

Pada tahun 2016 terdapat 8,7 juta turis China yang mengunjungi Thailand. Walailak mengatakan salah satu strategi yang mereka gunakan untuk menggaet turis Cina adalah dengan "celebrity marketing".

Salah satu film dari China, yaitu "Lost In Thailand" menjadi salah satu alasan bagi turis China untuk datang ke Thailand, khususnya Chiang Mai yang menjadi lokasi syuting film tersebut.

"Turis Cina datang ke Chiang Mai untuk melihat secara langsung lokasi yang ada di dalam film itu," ujar Walailak di Chiang Mai, Kamis (15/6/2017).

(BACA: 7 Lokasi Bergaya Lanna yang Wajib Didatangi di Chiang Mai)

Jumlah kantor Tourism Authorithy of Thailand (TAT) di China juga lebih banyak dari negara lainnya. Ada 5 kantor TAT yang tersebar di sana.

KOMPAS.com/JESSI CARINA Tempat pembuatan payung, Borsang, di Chiang Mai, Thailand.
Selain itu, penerbangan dari China ke Thailand yang banyak juga memudahkan para turis yang ingin ke Thailand.

Maskapai Beijing Capital Airlines menghubungkan Hai Kou (China)- Chiang Mai (Thailand) dan Hai Kou-Chiang Rai sebanyak 1 penerbangan per minggu.

(BACA: Mengintip Proses Pembuatan Payung Warna-warni Khas Thailand)

Maskapai Hebei Airline menghubungkan Shijiazhuang (China)-Bangkok (Thailand) sebanyak 3 kali penerbangan per minggu. "Ini juga menjadi poin kenapa kami kedatangan banyak turis dari China," ujar Walailak.

Singkat kata, China merupakan pasar utama bagi Thailand. Tahun ini, TAT menargetkan 9 juta turus China datang ke Thailand dan menghasilkan 570 miliar Baht untuk ekonomi Thailand.

Persoalan menghadapi turis China

Salah seorang pemandu wisata, Suri, mengungkapkan beberapa isu tentang perilaku turis China yang banyak dikeluhkan. Misalnya mengenai mereka yang enggan mengantre saat berada di toilet.

KOMPAS.COM/SRI ANINDIATI NURSASTRI Sabtu malam, warga dan wisatawan di Chiang Mai berbondong-bondong menyambangi Wui Lai Street untuk berburu kuliner dan suvenir.
"Bila orang marah dengan sikap mereka, mereka tidak peduli karena tidak mengerti dengan bahasanya," ujar dia.

Menghadapi ini, pihak TAT memahami bahwa selalu ada tantangan dalam menghadapi turis dari berbagai negara. Terkadang, masalah-masalah terkait perilaku turis kerap muncul.

Terkait ini, TAT akan melakukan kerja sama dengan sektor publik dan wisata. Selain itu juga meningkatkan kemampuan polisi wisatawan untuk menangani turis-turis yang ada.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Naik Whoosh, Dapat Diskon dan Gratis Masuk 12 Tempat Wisata di Bandung

Naik Whoosh, Dapat Diskon dan Gratis Masuk 12 Tempat Wisata di Bandung

Travel Update
7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

Hotel Story
6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com