Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Meriahnya Festival Tepi Sawah di Omah Apik Bali

Sebut saja, sampah plastik yang berserakan di berbagai tempat seakan menjadi menu harian tanpa terganggu dengan plastik tersebut.

Sebagian masyarakat pun nyeletuk bahwa itu bukan pekerjaannya. Ada petugas kebersihan kok, mereka itu dibayar. Sangat memprihatinkan bukan?

(BACA: Menyusuri Brugge, Kota Terindah di Belgia)

Tapi ada sebuah festival yang berinisiatif mengingatkan kita pentingnya kesadaran lingkungan yaitu Festival Tepi Sawah.

Angin berembus sejuk menyapa hati di tepi persawahan hijau. Saya duduk manis di sebuah gubuk bambu yang dinamakan Kubu. Kubu ini terletak menonjol di ujung barat yang merupakan bagian dari kawasan vila cantik yang bernama Omah Apik.

(BACA: Ubud, Bali Masuk sebagai 15 Kota Terbaik di Dunia!)

Vila ini terletak tersembunyi di lingkungan pedesaan Pejeng, Kabupaten Gianyar, Bali. Lokasinya hanya 2 km dari obyek wisata Goa Gajah.

Kehadiran saya di Vila Omah Apik ini untuk berpartisipasi dalam Festival Tepi Sawah pada 3-4 Juni 2017.

(BACA: Ini Hotel Mewah Tempat John Legend dan Chrissy Teigen Menginap di Bali)

Festival Tepi Sawah diproyeksikan sebagai sebuah pergelaran kesenian tahunan berorientasi ramah lingkungan yang melibatkan seniman beragam yang berkolaborasi, berkarya dalam kebersamaan.

Banyak seniman kondang hadir di sini hadir, dari yang tradisional hingga fenomenal, dari yang anyar hingga yang tenar. Saya pun menyelip di antara para seniman tersebut meniup suling melengking dan memainkan kendang dalam beberapa slot waktu yang disediakan.

Para seniman tersebut di antaranya: Dewa Alit, Bona Alit, Tompi, Ivan Nestorman, Nita Aartsen, Kecak Kobagi, Jasmine Okubo, Doddy Sambodo, Dodot & Barok, Gustu Brahmanta, Sisca Guhzeng, Brahma Diva Kencana, Marlowe Bandem, Janger Emoni, Fascinating Rhythm Community dan lain-lain.

Festival ini digagas oleh tiga pelaku seni yaitu Pianis Nita Aartsen, pemilik Omah Apik Eta Widiyanto dan Anom Darsana (sound engineer).

Di samping itu festival ini menawarkan suguhan aneka kuliner Indonesia, art market, workshop budaya, program edukasi Bali Bersih dan program pro lingkungan lainnya.

Nita Aartsen dan Suling Bali

Saya sangat beruntung memperoleh kesempatan tampil di Festival Tepi Sawah yang pertama kali diadakan. Ini pun berkat jalinan persahabatan dengan pianis ternama Indonesia, Nita Aartsen.

Persahabatan itu terjalin erat ketika kita berdua mengikuti acara budaya dan konser di negeri Belgia maupun  Belanda tahun lalu.

Dengan jari jemari lentik, lincah dan berenergi Nita mampu menyuguhkan kemahirannya yang memukau publik sepanjang pertunjukan.

Di samping itu pula, kepribadian yang baik, rendah hati dan bertalenta membuat para penonton bersimpati kepadanya.

Seperti biasa saya mengobral cerita cara memainkan suling, menjelaskan teknik Ngunjal Angkihan (circle breathing), yaitu teknik memainkan suling secara terus menerus tanpa terputus.

Cerita penjelasan tersebut adalah obat manjur untuk mencuri perhatian penonton agar mereka tidak ngobrol selama pertunjukan dan mengapresiasi aksi kita diatas panggung.

Alhasil, lumayan membuat penonton terbahak menjadi penasaran dan tentunya menghangatkan suasana.

Instrumental suling yang saya mainkan berjudul Shiwi, cerita seorang putri cantik dari bumi impian yang diciptakan Desember 2009 karya Bli Ciaaattt di kota Brussel, Belgia.

Komposisi suling ini menonjolkan wewiletan (pengembangan dari melodi pokok) yang cepat dan akurat. Piano memberi aksen kuat bergaya samba, sedikit seksi dan bergairah. Drum dan bass menyambut dengan hentakan nge-jazz kuat bernuansa Amerika Latin tapi terasa berenergi Bali.

Ketika melakukan Ngerijig dengan alunan suling, saya sering mengintip reaksi penonton, mereka terlihat tidak saja serius mendengarkan suling cepat yang saya mainkan, tetapi juga merespon positif gerak Ngerijig yang saya tampilkan.

Tompi vs Gamut

Dalam sesi berikutnya tibalah super star dalam festival ini yaitu penampilan penyanyi tenar Tompi. Saya sendiri belum kenal sama sekali dengan beliau ini yang memiliki suara emas dan indah ini.

Tiba-tiba dalam satu kesempatan, Tompi mengundang saya memainkan kendang sunda untuk berinteraktif. Saya bersiap-siap berpikir untuk meladeninya, akan tetapi jari tangan terasa sakit dan tidak mungkin menghentak lagi.

Tercuat ide saya mengambil microphone dan melantunkan aneka suara ritmis cak, aneka angsel gamelan Bali, suara gong yang dinamakan Gamut. Gamut kepanjangan dari Gamelan Mulut.

Tompi dengan menggunakan suara vokal yang unik, beradu asyik dengan Gamut. Publik sudah tercuri hatinya dengan bunyi nada yang kita padukan.

Tompi juga mengeluarkan jurus-jurus kocak, yang saya respon dengan bahasa Gamut apa adanya. Penonton benar-benar terusik dengan ulah kita yang penuh canda nan ceria. Semua itu diluar skenario pertunjukan dan hanya improvisasi interaktif dalam 5 menit.

Ternyata, penonton  sangat  mengapresiasi improvisasi tersebut, dan kita pun berpelukan sebagai ungkapan kebahagiaan bahwa improvisasi yang kita mainkan mendapat tempat di hati penonton yang setia menyaksikan. (MADE AGUS WARDANA)

https://travel.kompas.com/read/2017/08/02/114200627/meriahnya-festival-tepi-sawah-di-omah-apik-bali

Terkini Lainnya

5 Tempat Liburan Keluarga di Bandung, Ada yang Cocok untuk Piknik

5 Tempat Liburan Keluarga di Bandung, Ada yang Cocok untuk Piknik

Jalan Jalan
Promo Libur Sekolah di Rivera Outbound & Edutainment Bogor, mulai Rp 65.000

Promo Libur Sekolah di Rivera Outbound & Edutainment Bogor, mulai Rp 65.000

Travel Update
231 Penerbangan di Bandara AP II Layani Kepulangan Jemaah Haji

231 Penerbangan di Bandara AP II Layani Kepulangan Jemaah Haji

Travel Update
Ada Usulan Kenaikan Tarif Pungutan Turis Asing di Bali, Sandiaga: Harus Dilihat Dulu

Ada Usulan Kenaikan Tarif Pungutan Turis Asing di Bali, Sandiaga: Harus Dilihat Dulu

Travel Update
Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Sungai Maron Pacitan

Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Sungai Maron Pacitan

Travel Update
Taman Aglaonema Terbesar Indonesia di Sleman, Ini Jam Buka dan Harga Tiket Masuknya

Taman Aglaonema Terbesar Indonesia di Sleman, Ini Jam Buka dan Harga Tiket Masuknya

Travel Update
Visa Kunjungan Jangka Pendek di Kepulauan Riau Akan Diumumkan Segera

Visa Kunjungan Jangka Pendek di Kepulauan Riau Akan Diumumkan Segera

Travel Update
Nilai Tukar Rupiah Melemah, Kemenparekraf Dorong Tingkatkan Kunjungan Wisman

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Kemenparekraf Dorong Tingkatkan Kunjungan Wisman

Travel Update
Jumlah Pengunjung Gunung Telomoyo Pecahkan Rekor pada Juni 2024, Tembus 63.126 Orang

Jumlah Pengunjung Gunung Telomoyo Pecahkan Rekor pada Juni 2024, Tembus 63.126 Orang

Travel Update
Nilai Tukar Rupiah Melemah, Sektor Parekraf Bisa Apa?

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Sektor Parekraf Bisa Apa?

Travel Update
5 Tempat wisata anak di Jakarta yang murah, di Bawah Rp 50.000

5 Tempat wisata anak di Jakarta yang murah, di Bawah Rp 50.000

Jalan Jalan
Dorong Wisatawan Liburan #DiIndonesiaAja, Kemenparekraf Gandeng Tasya Kamila Luncurkan TVC “Libur Telah Tiba”

Dorong Wisatawan Liburan #DiIndonesiaAja, Kemenparekraf Gandeng Tasya Kamila Luncurkan TVC “Libur Telah Tiba”

Travel Update
Ada Diskon Traveloka hingga 68 Persen untuk Liburan Sekolah 2024

Ada Diskon Traveloka hingga 68 Persen untuk Liburan Sekolah 2024

Travel Update
Konser Musik di Tangerang Ricuh, Sandiaga: Jangan Sampai Citra Baik Konser Dicoreng

Konser Musik di Tangerang Ricuh, Sandiaga: Jangan Sampai Citra Baik Konser Dicoreng

Travel Update
Digitalisasi Perizinan Event Disahkan Presiden Joko Widodo Hari Ini

Digitalisasi Perizinan Event Disahkan Presiden Joko Widodo Hari Ini

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke