Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Anda Penggemar The Sound of Music? Kunjungilah Salzburg...

Kota kelahiran komponis Mozart ini menjadi salah satu pilihan destinasi impian Welah selama liburan kami di Eropa.

When the dog bites, when the bee stings
When I'm feeling sad
I simply remember my favorite things
And then I don't feel so bad

(BACA: 7 Tips Berlibur Keliling Eropa dan Persiapannya)

Mulai dari membeli online tiket wisata sampai memilih hotel bertema pertunjukan musikal dan film legendaris ini. Dari Salzburg Central Train Station kami menuju penginapan Der Salzbur HOF Hotel.

Hotel yang sarat dekorasi The Sound of Music di mana-mana. Mulai dari peta raksasa berisi rekam-jejak perjalanan keluarga Trapp di tembok lobi, di pintu-pintu, di restoran sampai di dalam lift.

Salzburg memang terkenal sebagai salah satu tujuan wisata populer di Austria.

(BACA: Terbuai Slogan I Amsterdam, Kami Langsung Jatuh Cinta...)

Selain keindahan kota tua (Situs Warisan Budaya Dunia UNESCO) dengan Arsitektur Baroque, Mozarts Geburthaus, Residenzplatz Arches, Mozarts Foot Bridge, Mirabell Palace, kota Festival Salzburg kelas dunia, pertunjukan opera, konser dan teater musim panas, kota ini juga dikenal sebagai lokasi pembuatan film "The Sound of Music".

The Happiest Sound in All the World

Siapa yang tak kenal atau mendengar The Sound of Music? Saya dan Welah sudah menonton film dan pertunjukan teater ‘sepanjang masa’ ini berkali-kali, termasuk pentasnya di Ciputra Artpreneur Jakarta pada tahun 2015.

(BACA: Berlibur di Eropa, Waspadai Copet)

The Sound of Music adalah film drama musikal Amerika yang diproduksi dan disutradarai oleh Robert Wise, dibintangi oleh Julie Andrews dan Christopher Plummer, bersama Richard Haydn dan Eleanor Parker.

Film ini diangkat dari buku non-fiksi ‘The Story of the Trapp Family Singers’ yang ditulis oleh Maria von Trapp. Buku yang diterbitkan pada tahun 1949 ini kemudian difilmkan 16 tahun kemudian dengan beberapa bagian cerita disesuaikan agar lebih menarik.

Film ini sukses besar secara komersial dan menjadi film box office terlaris dunia pada tahun 1965. The Sound of Music menerima lima Academy Awards dan dua Golden Globe Awards.

Plot film berdurasi hampir 3 jam ini bercerita tentang kisah hidup seorang Maria, wanita muda Austria yang belajar untuk menjadi seorang biarawati di Salzburg pada tahun 1938.

Ia dikirim ke Vila von Trapp milik duda pensiunan perwira angkatan laut untuk menjadi pengasuh ketujuh anaknya. Maria mengajarkan kecintaannya pada musik kedalam kehidupan keluarga ini melalui kebaikan dan kesabaran.

The Original Tour  

Pagi-pagi kami menuju Mirabellplatz yang menjadi titik temu agen perjalanan wisata Panorama Tour, perusahaan jasa wisata tertua di Salzburg.

Ia mengklaim bahwa The Sound of Music yang disugguhkannya adalah tur otentik dan asli warisan orang-orang yang yang terlibat langsung dalam pembuatan film laris beranggaran  8,2 juta dollar AS dengan keuntungan sebesar 286,2 juta dollar AS ini.

Welah sangat bersemangat begitu berada di dalam bus yang akan membawa kami mengikuti jejak keluarga von Trapp dan semua lokasi pembuatan film yang ada di kota Salzburg dan sekitarnya.

Pemandu wisata menyambut kami tak kalah semangatnya. Dia memberi daftar lagu soundtrack film The Sound of Music, yang akan kami nyanyikan bersama 20 orang lainnya selama perjalanan ‘napak tilas’ bagaikan difilm.

Kami memulai perjalanan dengan perkenalan pemandu tentang Julie Andrews sebagai peran utama dalam film The Sound of Music. Kabarnya Julie mengalahkan Grace Kelly untuk peran Maria.

Sedangkan untuk peran pria, Christopher Plummer terpilih daripada Sean Connery sebagai Kapten von Trapp. Kami juga disuguhkan video ‘belakang-layar’ pembuatan film sepanjang masa ini.

Bus kami melewati kota tua ke daerah pegunungan Saint Gilgen yang sangat indah. Dari kaca jendela, terpapar hamparan bukit hijau dan langit biru. Pemandu mengajak kami menyanyikan lagu ‘The Sound of Music’:

Lokasi pertama yang kami kunjungi adalah Biara Nonnberg Abbey, yang saat ini masih aktif. Di sini, diceritakan awal Maria belajar menjadi biarawati.

Namun, kecintaannya pada musik dan pegunungan dengan antusiasme serta imajinasi mudanya, Maria dinilai kurang disiplin yang menyebabkan kekhawatiran di antara para biarawati. Terbayang adegan para biarawati menyanyikan lagu tentang ‘Maria and The Nuns’:

Ibu Biara percaya bahwa Maria akan lebih bahagia di luar biara, kemudian menugaskannya ke sebuah rumah peristirahatan milik Kapten Georg von Trapp (Hellbrunner Pallace) untuk menjadi pengasuh ketujuh anaknya yaitu Liesl, Friedrich, Louisa, Kurt, Brigitta, Marta, dan Gretl.

Perhentian kedua adalah jalanan kecil (Hellbrunner Alley) menuju gerbang Vila von Trapp yang lebih mirip istana yang sekarang dikenal dengan Hellbrunner Palace dengan danau di belakang Villa von Trapp sebenarnya difilmkan di beberapa lokasi.

Di sini, kami menyusuri jalanan di samping tembok panjang bercat kuning dan membayangkan kekhawatiran Maria akan pekerjaan barunya sebagai pengasuh anak.

Saat itu ia melompat-lompat sambil berusaha menyemangati dirinya dengan bernyanyi ‘I Have Confidence’:

I have confidence the world can all be mine...
They'll have to agree I have confidence in me...

Diceritakan seperti di film, Kapten yang selama ini membesarkan anak-anaknya sendiri setelah kematian istrinya menerapkan aturan ala-militer yang sangat ketat.

Namun, Maria lebih memilih untuk menyebut nama mereka masing-masing.

Adegan lain yang saya ingat adalah adalah cara Maria menghibur anak-anak yang sedang ketakutan karena petir, memaafkan mereka ketika memasukkan kodok ke dalam saku pakaiannya.

Saat Kapten bepergian, Maria mengajak anak-anak piknik di pegunungan, bersepeda, naik kereta sembari mengajari mereka bernyanyi di Mirabell Gardens.

Di salah satu ikon lokasi pembuatan film ini kami teringat adegan anak-anak mengelilingi kolam Pegasus dan dengan Maria yang memakai anak-anak tangga di pintu masuk taman sebagai ‘tangga-nada’ untuk latihan lagu “Do-Re-Mi”.

Perjalanan selanjutnya menuju Leopoldskron Palace dengan pemandangan menawan danau cantik Leopoldskron. Di danau inilah yang menjadi lokasi adegan berperahu difilmkan.

Dari sini, kami bisa melihat halaman belakang dan taman istana pribadi Kapten, sambil membayangkan alur kisah berikutnya.

Terlebih lagi pakaian anak-anak yang dibuat Maria dari bahan bekas tirai jendela kamar, membuat Kapten murka dan memerintahkan Maria untuk kembali ke biara.

Namun tiba-tiba, Kapten mendengar anak-anaknya bernyanyi merdu dari dalam rumah hasil ajaran Maria. Penuh takjub, Kapten akhirnya bergabung dengan anak-anaknya dan bernyanyi lagu “Edelweiss” atas permintaan Maria.

Untuk pertama kalinya, sang Kapten menaruh perhatian terhadap Maria. Ia meminta maaf dan memohon Maria untuk tetap tinggal.

Ketertarikan Kapten semakin berkembang saat Kapten berdansa dengan Maria dalam sebuah pesta. Hal ini membuat Maria sebagai biarawati muda menjadi bingung akan perasaannya sendiri.

Saat mengetahui perasaan Maria yang sebenarnya, Ibu Biara mendorong Maria untuk kembali ke rumah von Trapp. Maria setuju tinggal sampai Kapten mendapatkan pengasuh pengganti. Namun, perasaan Kapten kepada Maria tidak berubah.

Setelah memutuskan pertunangannya, Kapten mengungkapkan perasaan cintanya kepada Maria di sebuah gazebo di belakang rumahnya.

“You are 16 going on 17. Baby its time to think
Better beware. Be canny and careful. Baby you're on the brink

You need someone. Older and wiser. Telling you what to do
I am 17 going on 18. I’ll take care of you”

Sayangnya saat kami tiba di lokasi, Gazebo yang menjadi ikon film ini pintunya digembok.

Di gazebo ini juga terdapat adegan Maria dan Kapten berciuman setelah Maria membalas ungkapan cinta Kapten dengan nyanyian “Something Good”:

For here you are, standing there, loving me
Whether or not you should
So somewhere in my youth or childhood
I must have done something good

Situs terakhir perjalanan wisata kami adalah di Mondsee. Di dalam Gereja Collegiate ini diambil adegan prosesi pernikahan Maria dan Kapten.

Kami ‘menyaksikan’ langsung Maria dengan gaun putih panjangnya berjalan menuju altar diiringi dentang lonceng gereja dan nyanyian merdu lagu “Maria” oleh para biarawati Abbey.

“How do you solve a problem like Maria? How do you catch a cloud and pin it down?
How do you find a word that means Maria? A flibbertigibbet a will-o'-the-wisp a clown

Many a thing you know you'd like to tell her. Many a thing she ought to understand
But how do you make her stay, and listen to all you say?. How do you keep a wave upon the sand? Oh, how do you solve a problem like Maria?
How do you hold a moonbeam in your hand?”

Kata pemandu kami lagi, "Walaupun dalam film diceritakan bahwa keluarga von Trapp mengungsi ke perbatasan Swiss dan daerah Bavaria Jerman, namun sebenarnya mereka migrasi ke Vermont, Amerika Serikat, di mana Maria von Trapp meninggal dunia pada tahun 1987 diusianya yang ke-82 tahun. Itu cerita aslinya."

Menurutnya lagi, sekuelnya Die Trapp-Familie dibuat dan dirilis di Amerika pada tahun 1958.

“So long, farewell, auf wiedersehen, good night.
I hate to go and leave this pretty sight.
So long, farewell auf wiedersehen, adieu.
Adieu, adieu, to yieu and yieu and yieu.” (NOVA DIEN)

https://travel.kompas.com/read/2017/09/17/132200327/anda-penggemar-the-sound-of-music-kunjungilah-salzburg-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke