Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Klarifikasi Ahli soal Hewan Diduga Harimau Jawa yang Tertangkap Kamera

Kejadian ini terjadi di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), di areal Padang Pengembalaan Cidaon. Lokasi tersebut memang menjadi tempat berkumpulnya hewan-hewan herbivora di TNUK, seperti banteng, merak, rusa, dan yang lainnya.

(BACA: 4 Nama Badak Baru di TN Ujung Kulon dan Cerita di Baliknya)

Kepala TN UK, Mamat Rahmat menanggapi serius hal tersebut. Pihak TN UK bersama para peneliti dan LSM langsung mengumpulkan fakta lapangan, dan mengolah data-datanya. Ia menuturkan bukti terkuat yang saat ini bisa dilihat hasilnya baru lewat foto dan video, saksi mata.

"Kucing besar itu tertangkap kamera sedang menikmati banteng mati. Di mana corak warnanya bebeda dengan corak macan tutul (Panthera pardus) yang sering dijumpai di kamera maupun langsung," ujar Rahmat, saat perayaan Hari Badak Dunia di TN UK, Sabtu (23/9/2017).

Ia menjelaskan, yang terekam dalam kamera pocket pegawai ialah corak loreng vertikal, seperti foto pada artikel ini. Namun tentu menurutnya hal itu juga bisa terjadi karena keterbatasan kemampuan kamera saat melakukan zoom digital sebanyak tujuh kali (maksimum).

Menurutnya secara sekilas, terlihat di video dan gambar, perawakannya lebih kecil dari harimau. Namun, pihak TN UK menduga hal ini bisa jadi anak harimau Jawa (Phantera tigris sondaica), karena siapa yang menyebabkan lumpuhnya banteng tidak terekam.

"Dari wujud ekor yang mengecil itu lebih ke macan, kalau harimau ekornya makin membesar ke ujung. Tapi suara 'auman' besar sekali pas perburuan, sayang kameranya gak langsung nangkep," ungkap Rahmat.

"Untuk foto kucing besar sampai saat ini tidak terbukti itu harimau. Dugaan kita itu macan dahan, atau Panthera pardus," terang Arnold Sitompul, Direktur Konservasi WWF, dalam acara yang sama.

Dugaan WWF sementara karena morfologi (ukuran/bentuk) kepalanya lebih kecil dari harimau, tinggi badan setara merak dewasa, panjang ekor juga kurang, mencerminkan ciri dasar harimau.

"Sayangnya dalam video dan foto itu tidak terlihat cara berburunya, apakah harimau atau macan. Makanya hasil kunjungan tim investigasi masih perlu diperkaya, masih terus berjalan dan saya belum dapet update terkini," tutup Arnold.

Tindakan lebih lanjut

Akhirnya para pihak TNUK, peneliti, polisi hutan, dan LSM konservasi pun membentuk tim khusus untuk melakukan pengarsipan data-data pendukung. Mulai dari mengambil sample-sample luka di banteng, kotoran-kotoran binatang di sekitarnya, jejak, kandungan air, hingga memasang puluhan camera trap tambahan yang dipantau terus selama dua bulan.

"Masih harus ditunggu sekitar dua bulan ke depan. Menunggu hasil camera trao, hasil DNA yang dikirim ke Kedokteran Hewan IPB yang juga akan bekerja sama dengan lembaga riset lainnya," kata Rahmat.

https://travel.kompas.com/read/2017/09/26/200800727/klarifikasi-ahli-soal-hewan-diduga-harimau-jawa-yang-tertangkap-kamera

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke