Dalam festival ini, ada 24 distrik dari seluruh Raja Ampat yang unjuk kebolehan selama empat hari pelaksanaan acara pada18-21 Oktober 2017. Selain itu juga terdapat kado spesial, yakni penampilan dari kabupaten Manokwari Selatan dan Jayapura.
"Tarian dari seluruh distrik Raja Ampat ini untuk mengenalkan pada wisatawan, bahwa sangat beragam budaya di Raja Ampat ini," ujar Lasiman, Ketua Panitia Festival Bahari Raja Ampat 2017 kepada KompasTravel, Sabtu (21/10/2017).
Setiap daerah yang tampil memperlihatkan ciri khas yang berbeda. Semua distrik di Raja Ampat memang memiliki kisah rakyat sendiri, yang dituangkan dalam kearifan lokal dan tarian-tarian adatnya.
Dengan penampilan aneka tarian di festival ini, diharapkan budaya Raja Ampat lebih terangkat ke ranah internasional. Antara lain melalui media sosial wisatawan, dan media-media massa yang datang selama Festival Bahari Raja Ampat.
Penampilan tak kalah atraktif disajikan dari tamu kota tetangga, yaitu Manokwari Selatan dengan tari Amenya Ahanlo. Tarian ini bercerita tentang pembangunan di daerahnya yang kerap terhambat oleh sosok jahat.
"Makna dari tariannya, bahwa kitorang tidak bisa membangun Papua hanya sendiri. Kitorang juga rangkul kawan-kawan dari sekitar Sulawesi, Nusa Tenggara dan yang lainnya," ujar Wiliam Yenu selaku pelatih sanggar Tibes, Manokwari Selatan.
Selain itu juga ada tarian adat dari Jayapura, yang bermakna penghormatan bagi kepala sukunya. Tarian tersebut biasa dipertunjukkan pada hajatan, juga acara-acara besar di Jayapura.
https://travel.kompas.com/read/2017/10/22/070300227/ratusan-penari-tradisional-meriahkan-festival-bahari-raja-ampat-2017