Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ini Kata Para Dubes Uni Eropa Usai Keliling Kampung Pelangi Semarang

Dubes Vincent bersama 12 dubes negara-negara Eropa lainnya mengelilingi kampung itu dengan berjalan kaki. Sebelum berjalan menyusuri gang-gang, rombongan mendapat pemaparan soal pembentukan Kampung Pelangi.

Setelah itu, mereka berkeliling ria. Mereka menyusuri rumah bercat warna-warni dari satu gang ke gang lainnya. Jalanan menanjak di Bukit Brintik tidak menjadi kendala.

Di sela perjalanan, mereka banyak mengabadikan momen dengan gawai yang dibawa. Tidak sedikit pula warga setempat yang minta foto dari rombongan dari Uni Eropa tersebut, dan sekedar beramah tamah.

“Kunjungan ini sifatnya permulaan dan kita tanda tangan Letter of Content untuk peluang kerjasama dengan Semarang,” kata Guérend.

12 duta besar negara Eropa yang hadir yaitu Duta Besar Austria Helena Steinhaus, Duta Besar Belgia Patrick Herman, Duta Besar Kroasia Drazen Margeta, Duta Besar Denmark Rasmus Abildgaard Kristensen, Duta Besar Jerman Michael Freiherr von Ungern-Strenberg, Duta Besar Yunani Georgios Dogoritis, Duta Besar Irlandia Kyle O’Sullivan, dan Duta Besar Italia Vittorio Sandalli.

Duta Besar Kroasia Drazen Margeta menambahkan, pihaknya semula tidak pernah membayangkan untuk dapat mengunjungi Semarang. Namun, pandangannya soal Semarang berubah ketika melihat sisi ibu kota Jawa Tengah itu.

Menurut dia, Semarang tidak jauh berbeda dengan kota di negaranya, Zagreb. Di negaranya, indeks kebahagiaan warganya juga beragam.

Sebanyak 391 rumah di bukit Brintik di Kelurahan Kalisari itu dicat warna-warni sejak 2017 lalu.

Menurut Sekretaris Dinas Penataan Ruang dan Kawasan Permukiman Kota Semarang M Irwansyah, 391 rumah saat ini telah diubah bentuk rumahnya. Seluruh komponen ikut terlibat dalam proses perbaikan itu.

Kawasan di Bukit Brintik dulunya dikenal kumuh, tetapi seiring waktu wilayah ini bersih dan menjadi tujuan wisata. Penataan kampng pelangi juga disertai dengan normalisasi Kali Semarang, penataan pusat kulinerhingga taman pandang bernama Taman Kasmaran.

“Wali Kota tahu yang pertama bukan Semarang, tapi beliau ingin mengubah kampung kumuh jadi lebih sehat, itu saja,” paparnya.

https://travel.kompas.com/read/2018/01/25/170000727/ini-kata-para-dubes-uni-eropa-usai-keliling-kampung-pelangi-semarang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke