Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cara Anak-anak Muda Rayakan Hari Warisan Dunia di Candi Borobudur

Perayaan dilakukan dengan rangkaian kegiatan dan workshop dengan tema "Borobudur dalam Potret Lansekap Budaya" pada 17-18 April 2018.

Kegiatan itu antata lain melakukan pengamatan dengan mendengar dan melihat kondisi yang ada di lokasi sekitar Candi Borobudur serta melakukan wawancara dengan pengelola situs serta perwakilan pemerintah dan masyarakat

Mereka disebar di 18 titik di sekitar Candi Borobudur, antara lain Candi Borobudur, Candi Pawon, Candi Mendut, Balkondes Borobudur, Punthuk Setumbu, Gereja Ayam, Rafting, Candirejo, Dinas Pariwisata Magelang, Bappeda Magelang dan lainnya.

Kepala Sub-Direktorat Warisan Budaya Benda Dunia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Yunus Arbi, mengatakan perayaan Hari Warisan Dunia saat ini bukan lagi hanya mengenalkan apa itu warisan dunia, tetapi lebih kepada bagaimana mentransfer pengetahuan kepada generasi muda.

Yunus menegaskan hal yang juga perlu ditekankan kepada generasi muda adalah identifikasi titik-titik kerawanan dalam upaya keberlanjutan kawasan Situs Warisan Dunia, sehingga mereka kemudian bisa memberikan kontribusi solutif di masa mendatang.

Iskandar M Siregar, Kepala Seksi Konservasi Balai Konservasi Borobudur (BKB), menambahkan kegiatan perayaan Hari Warisan Dunia merupakan agenda Kementerian Pendidikan dan Kebudayaaan dalam upaya menciptakan lebih banyak kesadaran akan pemahaman dan pelestarian Candi Borobudur sebagai warisan budaya dunia.

"Candi Borobudur dan situs-situs lainnya adalah titipan nenek moyang, tugas kita adalah menjaga, merawat, melestarikannya," ujarnya.

"Kami ingin memfasilitasi transfer pengetahuan antar generasi dalam memahami Borobudur sebagai salah satu Warisan Dunia di Indonesia, dan bagaimana cara kerjanya dengan lansekap budaya dan dinamika perkembangan modern yang melingkupinya," kata Iskandar.

Diskusi

Kegiatan dilanjutkan sengan diskusi hasil pemetaan yang dilakukan hari sebelumnya, dipandu oleh pengamat budaya dari Yogyakarta, Hairus Salim.

Dalam diskusi ini potensi kawasan Borobudur menjadi bahan diskusi yang cukup hangat.

Para peserta menyampaikan masukan dan pemikiran yang cukup segar tentang bagaimana Borobudur bisa dikembangkan sebagai kawasan, berikut tantangan dinamika sosial dan budayanya.

"Warisan budaya ini sebenarnya pembelajaran, bisa jadi bahan karya seni, kita harus bangga dengan milik kita sendiri. Orang Korea bangga dengan K-popnya, Amerika dengan patung Liberty-nya. Jangan kita terlalu bangga/mengidolakan mereka," tuturnya.

https://travel.kompas.com/read/2018/04/19/074222827/cara-anak-anak-muda-rayakan-hari-warisan-dunia-di-candi-borobudur

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke