Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kesaksian Rizky, Pendaki yang Berada di Gunung Rinjani Saat Gempa Lombok

Saat dihubungi Kompas.com, Senin (30/7/2018), ia mengatakan, sudah dua kali melakukan pendakian ke Gunung Rinjani.

Pada pendakian kali ini, ia berangkat melalui jalur Sembalun pada Jumat (27/7/2018).

"Jumat sekitar pukul 10.00 WITA melakukan registrasi. Jam 11.00 mulai berangkat melakukan pendakian ke Gunung Rinjani," kata Rizky.

Sekitar 6 jam perjalanan, ia tiba di Pos 3. Kemudian, dilanjutkan dengan mendirikan tenda untuk beristirahat.

"Sampai di Pos 3 sekitar jam 5 sore, terus saya nge-camp sehari," ujar Rizky.

Pada Sabtu (28/7/2018) pagi, ia melakukan pendakian menuju Pelawangan Sembalun.

Sesampainya di Pelawangan, Rizky bersama temannya kembali mendirikan tenda, kemudian beristirahat untuk persiapan menuju puncak.

"Sabtu jam 9 pagi naik ke Pelawangan Sembalun. Sampai Pelawangan sekitar jam 2 atau 3 siang, setelah itu masak. Nge-camp untuk istirahat mempersiapkan summit," papar dia.

Pada Minggu (29/7/2018) pagi sekitar pukul 03.30 WITA, Rizky bersiap menuju puncak.

"Minggu sekitar jam setengah 2 dini hari bangun kemudian masak. Sekitar jam setengah 4 pagi berangkat ke puncak," kata Rizky.

Peristiwa gempa

Rizky mengatakan, biasanya dari Pelawangan menuju Puncak Rinjani membutuhkan waktu sekitar 3 jam.

Gempa terjadi ketika ia sudah melakukan perjalanan selama kurang lebih 2,5 jam.

"Saya sudah berjalan sekitar 2,5 jam. Summit biasanya 3 jam, jadi 30 menit sebelum puncak terjadi gempa itu," kata Rizky.

Awalnya, ia mengira guncangan yang terjadi bukan gempa, melainkan karena ia merasa pusing.

"Saya pikir saya pusing, lha kok goyang-goyang. Terus saya pegangan pohon edelweis, karena saya mau jatuh ke jurang," lanjut dia.

Gempa terasa beberapa kali

Ia mengatakan, gempa tidak hanya dirasakan satu kali.

"Gempanya besar, tidak hanya sekali. Terasa beberapa kali, selisihnya sebentar-sebentar," ujar dia.

Gempa susulan juga terasa beberapa kali.

"Gempa lagi, turun dikit gempa lagi, terus turun dikit gempa lagi. Gempa susulannya lumayan banyak," lanjut Rizky.

Gempa menyebabkan tebing gunung runtuh.

Tak hanya itu, jalur dari puncak menuju Pelawangan banyak yang retak dan longsor sehingga para pendaki yang turun dari puncak mencari jalan baru.

"Tebing gunung sebagian pada ambrol. Serem. Banyak jalur yang longsor. Yang turun dari summit pada nyari jalan sendiri (jalur baru) karena jalur lama pada retak dan ada yang longsor," kata Rizky.

Pendaki Panik

Sesaat setelah gempa pertama, banyak pendaki yang panik dan kemudian memutuskan untuk turun.

Panik. Yang sudah di puncak pada turun, yang mau naik ke puncak juga turun. Turun semua, bareng sama porter-porter yang lain," kata Rizky.

Karena kepanikan tersebut, ada beberapa pendaki yang meninggalkan tendanya.

"Ada yang tendanya ditinggal, ada yang tetap dibawa jadi beres-beres tenda. Banyak barang yang ditinggal di Pelawangan," lanjut dia.

Jalur turun dari Pelawangan sampai ke bawah masih dapat dilalui walaupun kondisinya retak.

Gempa juga menyebabkan sumber air yang ada di Pelawangan tertimbun longsor.

"Jalur setelah Pelawangan sampai bawah banyak yang retak, tapi masih bisa dilalui. Sumber mata air di Pelawangan tertimbun longsor," ujar Rizky.

Rizky berhasil turun sampai ke basecamp Sembalun pada Minggu sore.

"Minggu sore sekitar jam 5 baru sampai bawah. Pas sampai di Pos 2 sudah merasa agak aman, jadi saya agak santai, karena kaki saya juga kram," kata Rizky.

https://travel.kompas.com/read/2018/07/30/141500427/kesaksian-rizky-pendaki-yang-berada-di-gunung-rinjani-saat-gempa-lombok

Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke