Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pantai Bosnik, Keindahan yang Tersembunyi di Papua

Jika dipikir-pikir, kalimat tersebutlah yang membuat khayalan tentang indahnya Pegunungan Arfak, tempat Ekspedisi Bumi Cendrawasih Mapala UI akan dilangsungkan, sedikit bergeser ke Biak.

Berbagai pertamyaan pun muncul, “Apa benar pulau yang hanya kami jadikan transit sebelum pindah ke Manokwari ini menyimpan pemandangan laut yang begitu indah?”

“Kira-kira keindahan laut apa yang dapat kami nikmati sebelum melanjutkan perjalanan kami?”

Mayor Yogi banyak bercerita tentang obyek wisata yang ada di Biak. Dari ceritanya, kami dapat menangkap sebuah pesan bahwa beliau begitu cinta dengan keindahan bawah laut pulau yang terletak di Teluk Cenderawasih ini.

Dalam persinggahan kami yang sebentar, kami disambut hangat oleh Kolonel Pnb Fajar Adriyanto sebagai pemimpin Landasan Udara (Lanud) Manuhua. Sekali lagi, ia menyarankan kami untuk berkeliling Pulau Biak sebelum menuju Manokwari.

Ia adalah Sersan II Sampir Purnomo, akrab disapa Pak Sampir, archer dan diver andalan di Lanud Manuhua.

Rencana kami untuk berkeliling Biak selama sehari penuh mulai rampung. Itu bersamaan dengan batalnya jadwal pelayaran kapal yang seharusnya membawa kami ke Manokwari.

Pak Sampir membawa kami mengeksplorasi berbagai berbagai tempat. Ia mengajak kami tujuan wisata andalan di Pulau Biak, yaitu Pantai Segara Indah atau yang paling akrab disapa oleh masyarakat sekitar dengan Pantai Bosnik.

Saat ditanya mengapa, Pak Sampir menjelaskan bahwa keindahan pantai di timur Biak tersebut sangat cocok untuk disaksikan saat hari mulai menjelang senja. Pantai Bosnik terletak di Desa Woniki, Biak Timur.

Sebenarnya pantai ini tidak terlalu jauh dari pusat kota, sekitar kurang lebih 45 menit ke arah timur. Aksesnya pun cukup mudah karena hanya tinggal menyusuri jalan beraspal di sepanjang pantai.

Matahari mulai menyelinap di balik awan-awan, menciptakan pantulan kekuningan di permukaan laut Bosnik. Pemandangan indah ini kami nikmati dari gazebo-gazebo yang terbaris rapi menghadap dua buah pulau kecil yang bersebelahan, yaitu Pulau Owi dan Pulau Auki.

Di balik bayang-bayang kedua pulau tersebut terlihat Pulau Japen yang jauh lebih besar. 

Sebelumnya, saat makan siang di tengah kota, Pak Sampir menjelaskan bahwa gugusan pulau di timur Biak bernama Kepulauan Pandaidori tersebut menyimpan kekayaan alam bahari yang luar biasa. Ada sekitar 20 spot menyelam dengan pantai-pantai landai yang cocok untuk snorkeling.

Lamunan sore hari di gazebo terpecahkan oleh suara teman-teman yang lain. Mereka begitu semangat untuk berenang di pantai.

Memang kondisi ombak yang tidak begitu besar dan pasir yang bersih menjadikan pantai ini sangat nyaman untuk bermain. Dengan air yang begitu jernih, kita dapat melihat dasar pantai beserta gradasi air lautnya.

Kami bergegas menghampiri dan ikut mendorong perahu ke daratan. Sepertinya keberuntungan menyertai kami, karena saat berkenalan, pemilik perahu tersebut rupanya seorang nelayan yang juga seorang kepala sekolah. Ia bernama Bapak Simon.

Ia membawa satu kotak boks pendingin penuh ikan yang baru saja ia tangkap di lepas pantai Bosnik. Tubuh yang lelah dan perut yang kelaparan mendorong kami untuk membeli hasil tangkapan Pak Simon.

Dengan melalui tawar-menawar akhirnya kami membeli 2/3 boks ikan dengan harga Rp 200.000, ditambah seekor gurita dengan harga Rp 50.000.

Tak terasa malam mulai menyelimuti Pantai Bosnik. Kami bergegas pulang dan mobil pun melaju kencang melewati jalanan Biak yang diterangi sesekali oleh lampu jalanan.

Tergambar oleh kami rencana malam itu untuk sampai di penginapan dan membuat barbeque seadanya. Malam hari di Biak memang tidak seperti malam hari biasanya di Jakarta. Hanya sepi yang ada. Namun, malam itu candaan dari petualangan yang kami lewati membuatnya gegap gempita.

(Artikel dari anggota Tim Ekspedisi Bumi Cenderawasih Mapala UI, Raihan Arul. Artikel dikirimkan langsung untuk Kompas.com di sela-sela kegiatan Ekspedisi Bumi Cenderawasih di Papua Barat)

*Catatan redaksi

Telah terjadi perubahan isi artikel. Sebelumnya, ada kesalahan penulisan informasi yang seharusnya tak ditampilkan yakni konsumsi kima. Kima adalah hewan laut yang dilindungi oleh pemerintah. 

https://travel.kompas.com/read/2018/08/06/221000827/pantai-bosnik-keindahan-yang-tersembunyi-di-papua

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke