Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menganyam Asa Ibu-ibu Flores Timur hingga Dikenal Wisman

Salah satu ciri khas kerajinan anyaman dari daerah ini mengguanakan pucuk daun lontar yang baru berusia tiga bulan. Daun tersebut menghasilkan warna kuning muda dengan permukaan yang halus tetapi kuat.

Anda bisa dengan mudah menemukan berbagai perkakas hasil anyaman tersebut di rumah-rumah warga, ataupun di pasar tradisional. Seperti wadah makanan, tempat hidangan, tas, topi, pajangan, juga tikar.

Kerajinan itu pun jadi komoditi yang diperjualbelikan di Flores Timur dan berbagai pulau-pulau sekitarnya. Namun, ternyata hal tersebut tidak kunjung mengangkat masalah ekonomi, dan kesehatan di daerah penghasilnya.

"Banyak kekurangan gizi, ibu dan anak-anak kecil terutama. Ada yang lagi hamil kekurangan gizi, karena sulit untuk makan, tidak bisa memenuhi kebutuhan gizi mereka sendiri. Lapangan kerja di Flores juga cenderung sulit pada saat itu," tutur Hanna Keraf, yang ditemui saat DBS Daily Kindness Trip, di Flores Timur, NTT, Kamis (11/10/2018).

Hal ini yang membuat tiga perempuan asal Flores pulang ke tanah kelahirannya, setelah mengenyam pendidikan di tiga negara berbeda. Ialah Azalea Ayuningtyas, Hanna Keraf, dan Melia Winata, mereka menemukan potensi anyaman sebagai kerajinan lokal yang bernilai ekonomi.

"Anyaman di sana kan sudah turun-temurun, kalau diolah dirapikan lagi bisa jadi produk khas yang bernilai tinggi, bahkan lebih dari suvenir atau oleh-oleh Flores Timur," tutur Hanna Keraf.

Lewat sosok Hemiliana Nirong Tukan (35), ia mengumpulkan satu persatu kader penganyam, untuk membuat Komunitas Du'Anyam. Nama Du’Anyam berasal dari bahasa daerah Flores, yaitu Du’a yang berarti Ibu dan Anyam yang dapat diartikan sebagai Ibu Anyam.

Permasalahan pun timbul, karena mayoritas penganyam ialah wanita berusia lanjut, sekitar di atas 40 tahun.

"Mereka menganggap aktivitas menganyam itu kerjaannya orangtua, yang sudah tidak produktif, yang muda gengsi untuk menganyam," tutur Hemiliana, saat dikunjungi di Desa Duntana.

Banyaknya pohon lontar yang jadi bahan baku utama di kampungnya membuat Hemiliana tidak patah arang menawarkan pekerjaan tersebut. Penolakan dan penangguhan sudah jadi makanannya sehari-hari saat itu.

"Ada aja yang nolak dulu, sudah biasa, ada yang tidak yakin, banyak yang keluar juga karena gak bisa belajar anyam itu," katanya.

Tiga tahun berjalan, Du'Anyam pun kian mendapat pengakuan dan berkembang pesat. Lebih dari 12 desa di Flores Timur, dan total 31 desa di NTT dengan 500-an perajin telah berpartisipasi memproduksi anyaman untuk Du'Anyam.

Dengan puluhan jenis karya anyaman, mulai tikar, keranjang, dekorasi ruagan, sandal, tas, dan lain-lain, Du'Anyam bisa menembus pasar ekspor ke berbagai negara.

"Sampai saat ini paling besar untuk produk pure lontar pesanan dari Amerika, 270 buah keranjang besar yang menghabiskan empat gulung daun lontar besar, atau lima-enam gulung daun lontar kecil," tutur Hanna.

"Sekarang ibu-ibu punya penghasilan lebih, bisa ditabung untuk pendidikan anak, untuk beli sesuatu," tutur Marni, Ketua Rumah Anyam di Watublolong, Solor, Flores Timur kepada KompasTravel.

Ia juga mengatakan seiring eksistensi Du'Anyam di kalangan wisatawan, media konvensional, dan media sosial, anak muda di Flores Timur banyak yang berminat menekuni anyaman, dan bergabung ke Du'Anyam.

Pada April 2018, Du’Anyam memperkenalkan serangkaian koleksi anyaman Flores secara internasional melalui ajang Salone Del Mobile di Milan, Italia. Mereka memperkenalkan keranjang anyaman tiga dimensi asal Flores yang hampir punah.

Du’Anyam merupakan salah satu wirausaha sosial asal Indonesia yang terpilih oleh DBS Foundation dari 14 wirausaha sosial se-Asia yang mendapatkan dana hibah sejumlah Rp 11 miliar melalui program "Social Enterprise Grant Programme".

"Hibah yang diberikan memungkinkan wirausaha sosial untuk menjadi role model bagi lingkungan dan negara mereka, memperbaiki dan meningkatkan bisnis sosial mereka saat ini, agar dapat memberikan dampak sosial yang lebih besar," kata Sharon Issabela, Public Relation and Community Relation DBS.

https://travel.kompas.com/read/2018/10/18/070600627/menganyam-asa-ibu-ibu-flores-timur-hingga-dikenal-wisman

Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke