Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mongolia Gencar Membidik Wisatawan Indonesia

Saat ini China gencar memperkenalkan destinasi wisata di Mongolia kepada wisatawan Indonesia. Rabu (23/10/2018), para travel agent diundang ke Shangri La untuk mendengarkan paparan obyek wisata di Mongolia Dalam bertemakan 2018 China-Hohhot Tourism Promotion.

Salah satu travel agent yang sering membawa wisatawan Indonesia ke Mongolia Dalam adalah Grand China Travel. Khoe Ting Tjen, Direktur Grand China Travel kepada KompasTravel menjelaskan pihaknya rutin membawa wisatawan Indonesia berlibur ke Mongolia.

Menurut Khoe Ting Tjen yang akrab disapa Tingting, saat ini pihaknya menggunakan Citilink sebagai penerbangan carter dari Jakarta ke Ordos setiap Jumat dengan transit di Batam untuk mengisi bahan bakar. Total lama penerbangan dari Jakarta menuju Mongolia sekitar 7,5 jam.

"Ini charter flight tahun kedua. Kita carter setahun tapi yang bisa dipakai hanya 6-7 bulan. Pasalnya akhir tahun Mongolia tidak bisa didatangi, karena dingin sekali. Tamu Indonesia senang Ordos dan Hohhot," katanya.

Tingting memaparkan, Mongolia Dalam bukan untuk wisatawan yang gemar berbelanja atau untuk anak-anak.

Ia melanjutkan, wisatawan Jakarta yang mengunjungi Mongolia Dalam adalah mereka yang menyukai sejarah dan padang pasir.  
 
"Sepanjang Mongolia Dalam hampir semua pemandangan padang pasir. Di sini ada unta. Unta di Mongolia berpunuk dua. Kalau di Dubai berpunuk satu. Wisatawan sangat menyukai naik unta di padang pasir Mongolia. Malamnya mereka menginap di tenda," kata Tingting.

Menurut Tingting, pihaknya menawarkan paket 9 hari 7 malam ke Mongolia dengan harga paket Rp 12,9 juta per orang. Pesawat Citilink yang dicarter memiliki daya tampung 174 penumpang. Dalam satu pesawat, tamu yang kami bawa sekitar 40 wisatawan," katanya.

Ia memberi tips, saat yang tepat mengunjungi Mongolia adalah bulan Juni-Agustus karena musim panas.

Soal makanan, Tingting menyebut tak masalah bagi wisatawan Indonesia. "Makanan di sana lebih ke chinese food. Kalau makanan Mongolia lebih ke daging dan susu. "Kebanyakan makanan khas Mongolia dicampur susu, karena iklim disana dingin," katanya.

Tingting juga menyarankan, persyaratan utama jika ingin ke Mongolia adalah persiapan fisik. "Apalagi memasuki bulan Oktober, suhu disana sekitar 3-5 derajat celcius. Kalau sepatu, pakai yang nyaman saja," saran Tingting.
 
Pasalnya, lanjut Tingting, lokasi yang didatangi bukan kota melainkan gurun pasir dan padang rumput. "Suasana gurun yang dijual di sana," kata Tingting yang mengaku sudah 7 kali menyambangi Mongolia.   

"Mongolia menjual gurun. Mungkin di Indonesia tak ada gurun. Seperti orang China suka ke Bali karena tak punya pantai," kata Tingting.

Kerja Sama dengan Travel Agent

Pada kesempatan itu, 4 travel agent Indonesia melakukan penandatanganan kerja sama dengan operator wisata dari Mongolia Dalam.  

Menurut Osean, 2 bulan sebelum keberangkatan, paket-paket tersebut harus sudah mulai dijual. "Seperti untuk mengejar keberangkatan pada Februari 2019, maka bulan Desember 2018 harus sudah mulai jualannya," katanya.

Osean memiliki rencana menggunakan penerbangan reguler dari Jakarta membawa wisatawan Indonesia menuju Mongolia Dalam. "Alasannya lebih fleksibel," tambah Osean.

https://travel.kompas.com/read/2018/10/29/092000527/mongolia-gencar-membidik-wisatawan-indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke