Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Di Banyuwangi, Kopi Dijadikan Aksesoris oleh Anggota Karang Taruna

Mereka menjadikan biji kopi untuk aksesoris mulai gelang, hingga gantungan kunci. Ide tersebut muncul dari tradisi minum kopi yang sangat kuat di wilayah Banyuwangi dan banyaknya kebun kopi yang menghasilkan biji kopi berkualitas.

"Kebetulan kami juga punya produk kopi Banyuwangi yang dijual mulai dari yang green bean, roasting atau yang sudah digiling. Nah ide tersebut muncul saat kita roasting. Sepertinya menarik kalau dirangkai jadi gelang. Lalu kita coba-coba buat dan ternyata banyak yang minat," kata Hafid Ryan (24), Ketua Karang Karuna Desa Singolatren kepada Kompas.com Kamis (1/11/2018).

Ia kemudian menggandeng kedua rekan perempuannya untuk mendesain dan merangkai biji kopi hingga menjadi gelang, kalung, bross, gantungan kunci hingga tasbih.

Hafid mengaku memilih menggunakan biji kopi jenis arabica untuk membuat gelang, kalung dan bross karena bentuk bijinya lebih kecil.

Sementara untuk tasbih, mereka menggunakan biji Robusta yang lebih besar. Semua kopi yang digunakan mereka adalah kopi asli yang berasal dari Kabupaten Banyuwangi.

"Roasting juga nggak sembarangan. Kalau terlalu hitam jadi gosong dan mudah pecah kalau di bor. Tapi kalau terlalu light, ya juga nggak bagus karena keras, warnanya kurang bagus dan aroma kopinya kurang keluar," jelasnya.

Biasanya, Hafid akan memisahkan roasting biji kopi yang untuk aksesoris dengan biji kopi untuk konsumsi.

"Setelah di-roasting baru kita pilah biji kopi untuk aksesoris.Ukurannya harus sama dan kita pilih yang mulus. Baru kemudian dibor," jelas Hafid.

Sementara, Cici Fanisa Yulia (18) kepada Kompas.com menjelaskan biji kopi roasting yang sudah dipilah dibor dengan mata bor yang paling kecil. Langkah ini, menurutnya adalah bagian yang sulit karena tidak jarang biji kopi yang dibor akan pecah. Dari 10 biji kopi yang dibor, biasanya 3-5 biji kopi yang pecah.

"Harus telaten. Saya sendiri yang ngebor menggunakan bor yang dimodifikasi. Awal-awal pembuatan dulu sulit karena biji kopinya keras, ternyata penyebabnya roasting-nya kurang matang. Sekarang kita sudah punya standar sendiri," jelasnya.

Untuk satu gelang, biasanya ia menggunakan minimal 20 biji kopi arabica. Bahkan tidak jarang pembeli memesan gelang dengan model khusus.

Dalam satu hari, Cici dan rekan-rekannya mampu menggarap 20 gelang dan mereka menjualnya secara online dengan merek Bikopin yang diambil dari singkatan Biji Kopi Nisun yang artinya adalah biji kopi saya dalam bahasa daerah Using.

Untuk harga yang dijual antara Rp 25.000 untuk gelang hingga Rp 85.000 untuk tasbih besar. Agar aksesoris dari kopi tersebut awet Cici memberikan tips yaitu jangan dibanting, jangan kena air sabun dan jangan diseduh.

Hal tersebut penting karena bukan hanya untuk memperindah penampilan, tetapi aksesoris kopi bisa mengeluarkan aroma kopi yang khas.

"Jika ingin mengeluarkan aroma kopinya lagi, tinggal dibasahi air sedikit atau dimasukkan dalam toples yang berisi minimal 20 biji kopi yang sudah di-roasting. Nanti aroma kopinya akan kembali jadi ke mana-mana bau aroma kopi," jelas perempuan berjilbab tersebut.

https://travel.kompas.com/read/2018/11/03/090800727/di-banyuwangi-kopi-dijadikan-aksesoris-oleh-anggota-karang-taruna

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke