Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Kuliner Suikiaw, Pangsit, Wonton... Mirip tetapi Tak Sama!

Sebetulnya, dumpling secara khusus merujuk pada jenis makanan ringan yang dibungkus dengan kulit berbahan tepung. Dumpling  dapat diolah dan disajikan dengan berbagai cara.

Varian dumpling China bisa macam-macam, tergantung bahan, bentuk, hingga cara pengolahannya.

Kadang, beberapa variannya sekilas terlihat mirip sehingga cenderung disamakan dan menimbulkan salah kaprah. Di sisi lain, beberapa jenis dumpling malah dianggap berlainan karena perbedaan istilah.

Beberapa kalangan seringkali saru ketika mengenali beberapa jenis dumpling, sebut saja jiaozi, suikiaw, pangsit, dan wonton. Apakah keempatnya sama? Atau justru keempatnya berbeda?

Belum ada kepastian mengenai sejarah dumpling di China bermula. Namun, istilah jiaozi sendiri merujuk pada jenis dumpling berisi daging cincang yang digumpalkan dengan bungkus kulit berbahan tepung terigu.

Jenis jiaozi bisa berbeda-beda, tergantung cara pengolahannya. Umumnya, tradisi kuliner China mengenal tiga ragam cara pengolahan jiaozi, yakni direbus, dikukus, dan dipanggang.

Suikiaw merupakan salah satu varian jiaozi, yang diolah dengan cara direbus. Menurut pengamat kuliner Tionghoa, Aji Bromokusumo, hal ini dapat dilacak dari asal-usul istilah suikiaw.

“Suikiaw berasal dari istilah shui jiao (baca: swei ciao). “Shui” sendiri berarti “air”, menerangkan cara pengolahan suikiaw yang direbus,” jelas Aji kepada KompasTravel beberapa waktu silam.

Beberapa restoran China punya modifikasinya sendiri terhadap isi suikiaw, meskipun secara umum berupa cincangan daging babi dan bungkus kulit tepung terigu. Ada yang membubuhi potongan udang segar, menambahkan rajangan sawi putih, serta memakai kucai dan bengkoang.

Suikiaw kerapkali ditemui sebagai pelengkap mi ayam di rumah-rumah makan China. Tak jarang pula, suikiaw disantap dengan cara digado begitu saja.

Di Indonesia, suikiaw seringkali dijajakan bersama dengan guotie, atau yang lebih akrab disebut kuo tieh sesuai pelafalan Hokkian.

Hal ini tak mengherankan, karena kuo tieh merupakan jenis jiaozi yang diolah dengan cara dipanggang. Sederhananya, guotie adalah suikiaw mentah yang panggang, sehingga bagian bawahnya sedikit gosong.

“Di sini, saya pakai bahannya sama persis. Nggak ada beda,” ujar Kiki (53), pemilik rumah makan Kuo Tieh Shandong 68 kepada KompasTravel  Kamis (31/1/2019), mengenai kesamaan suikiaw dan kuo tieh.

Ketika ditanyakan mengenai perbedaan suikiaw dengan pangsit, Kiki mengatakan kalau keduanya sama sekali berbeda.

“Kulitnya saja beda. Kalau pangsit ‘kan licin, lebar. Suikiaw agak kesat dia” imbuh pria yang mengaku keturunan Shandong itu.

Memang, baik suikiaw dan kuo tieh sama-sama berbentuk ramping. Bungkus kulitnya dilipat hingga pipih memanjang. Sementara itu, kulit pangsit seringkali dibiarkan melebar berbentuk segi empat. Andai dilipat pun, pangsit kelihatan lebih mirip perahu origami, dengan gumpalan daging yang lebih bulat.

Dari segi pengolahannya, pangsit kadang-kadang juga digoreng secara deep fried, sedangkan suikiaw sudah pasti direbus.

Terakhir, apa itu wonton?

 “Wonton itu pelafalan orang Kanton terhadap ‘huen tuen’, artinya menelan awan,” kata Aji Bromokusumo, merujuk pada bentuknya yang menyerupai awan, persis dengan pangsit. Dengan kata lain, “wonton” hanyalah penyebutan atas “pangsit” yang lebih populer di Indonesia.

Sayangnya, salah kaprah dalam mengenali jenis-jenis dumpling tadi kerap membuat kalangan awam menyalahi pakem masing-masing jenis, semisal membuat suikiaw dengan kulit pangsit.

https://travel.kompas.com/read/2019/02/01/201000527/mengenal-kuliner-suikiaw-pangsit-wonton--mirip-tetapi-tak-sama-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke