Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Legenda Pantai Enagera di Kaki Gunung Api Ebulobo Flores (1)

Salah satu dari ratusan obyek wisata di Pulau Flores yang masih tersembunyi di bagian selatan dari Kabupaten Nagekeo adalah Pantai Enagera.

Pantai Enagera terletak di Desa Wolotelu, Kecamatan Maupongo, Kabupaten Nagekeo belumlah terkenal dibanding dengan obyek wisata di berbagai tempat di bagian utara dan selatan dari Pulau Flores.

Kalangan tertentu atau warga sekitar itu yang hanya mengetahui obyek wisata itu. Bahkan, warga Desa Wolotelu dan Maupongo serta sekitarnya yang sering berwisata di obyek itu berenang dan mandi.

Orang luar atau wisatawan asing belum mengetahui obyek wisata pantai untuk berlibur dan menikmati senja di obyek wisata unik tersebut. Bahkan, anak-anak usia sekolah di Desa Wolotelu menikmati alam dan pantai Enagera ketika senja tiba di ujung barat dari pantai tersebut.

Sesungguhnya, selain obyek wisata Pantai Enagera yang unik karena pasir dan bebatuannya, juga ada kisah unik dan menarik bagi wisatawan asing dan Nusantara untuk menelusuri kawasan yang berada di bawah kaki gunung api Ebulobo Flores.

Inilah legenda asal usul nama pantai Enagera yang berhasil dihimpun Kompas.com, Senin (25/2/2019) malam. Malam itu sebagai orang baru yang ingin meliput obyek wisata dan Festival Pantai Enagera I Nagekeo meminta izin dan restu agar selama peliputan berjalan dengan lancar dan dijaga leluhur setempat.

Pemilik ulayat Pantai Enagera sekaligus pewaris leluhur itu, Laurensius Ame, Kornelis Gere dan Mikael Bene kepada Kompas.com, Selasa (26/2/2019), menjelaskan, nama pantai Enagera di selatan dari Kabupaten Nagekeo.

Ena dalam bahasa Keo itu berarti pasir dan Gera itu nama leluhur yang menjaga pantai serta wilayah sekitarnya. Biasanya pewaris menyebutnya Gera Gae. Jadi leluhur itu yang menjaga pantai Ena.

Ame mengisahkan bahwa leluhur itu yang menjaga dan penjaga pantai yang penuh dengan pasir (Ena) dan bebatuan yang sangat berbeda dengan pantai lain di kawasan Selatan dari Kabupaten Nagekeo.

“Kami sebagai generasi penerus dan pewaris mengabadikan dan menghormat leluhur itu dengan memberikan nama Pantai Enagera di kawasan Selatan dari Kabupaten Nagekeo di Pulau Flores,” jelasnya.

Menurut Gere, selain nama leluhur itu, pantai ini sangat unik dan memiliki nilai mistisnya. Di mana, setiap tahunnya, pasir akan berada di bibir pantai pada bulan April. Juga ada sebuah batu di bibir pantai itu untuk meminta hujan oleh keturunannya. Jadi pada bulan Januari sampai Maret, pantai ini dipenuhi bebatuan yang unik. Lalu memasuki bulan April bibir pantai ini penuh dengan pasir.

“Kami juga tidak tahu mengapa hal ini terjadi. Namun, dari tahun ke tahun bahwa peristiwa itu terus terjadi di Pantai tersebut. Kami pikir disinilah tanda-tanda mistis dari pantai ini,” kata Gere.

Festival Pantai Enagera I Ajang Promosi

Mikael Bene menjelaskan, Festival Pantai Enagera I yang diinisiatif oleh pemuda milenial Maupongo didukung oleh pemangku adat dari Pantai Enagera tersebut.

Senin malam, (25/2/2019) sejumlah pemuda Maupongo bersama dengan pemerintah Desa Wolotelu bertemu pewaris sekaligus penjaga Pantai Enagera di rumah adat yang berada tak jauh dari pantai itu untuk meminta restu dan melaksanakan ritual adat sebagai penghormatan terhadap leluhur agar pelaksanaan dari Festival ini berjalan lancar, aman.

Malam itu, Fredi, Lodi, Aston dan Yohanes Lado dan Kompas.com bertemu tua-tua adat di rumah adat untuk meminta izin dan restu leluhur agar pelaksanaan festival Pantai Enagera I sebagai ajang promosi berjalan dengan aman dan lancar karena Pantai Enagera selama ini belum dipromosikan secara luas.

“Inisiatif dan kreasi anak muda atau kaum milenial Maupongo sangat didukung oleh tokoh-tokoh adat di Desa Wolotelu,” kata Fredi.

Selasa, (26/2/2019) Festival Pantai Enagera I dibuka langsung oleh Wakil Bupati Nagekeo, Marianus Waja bersama dengan sejumlah pejabat Kabupaten Nagekeo serta Putri Pariwisata Kabupaten Nagekeo 2018.

Pemuda milenial Maupongo berani bergerak dan berinisiatif menggelar Festival Pantai Enagera, Desa Wolotelu, Kecamatan Maupongo, Kabupaten Nagekeo mempromosikan obyek wisata pantai Enagera yang minim promosi dan tersembunyi di Pantai Selatan dari Kabupaten Nagekeo tersebut.

Para pemuda Maupongo berani mengambil langkah cepat dengan menggelar festival Pantai Enagera pertama sejak Kabupaten Kabupaten Nagekeo yang sudah berusia 13 tahun. Pemuda milenial Maupongo yang mendiami lembah Sawu, di bawah kaki Gunung berapi Ebulobo cepat membaca peluang pengembangan pariwisata di Kabupaten Nagekeo.

Festival Pantai Enagera dilaksanakan tanpa menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Nagekeo. Para pemuda bergerak dalam keterbatasan dana dalam menggelar sebuah event besar dengan menghadirkan sejumlah penyanyi kondang Nasional, seperti Mario Klau, Aldo Longa serta belasan atraksi budaya dan tarian-tarian khas Nagekeo.

Kumpulan pemuda itu menangkap peluang pariwisata di Kabupaten Nagekeo yang selama ini belum tersentuh dengan promosinya selama satu minggu. Festival Pantai Enagera dimulai Selasa (26/2/2019) sampai Selasa (5/3/2019).

Ketua Pelaksana Penyelenggara Festival Pantai Enagera, Festival Enagera Beach, Dominikus Kuchu Dua kepada Kompas.com, Selasa (26/2/2019) menjelaskan, Pantai Enagera, Desa Wolotelu yang berada di Pantai Selatan dari Kabupaten Nagekeo merupakan salah satu obyek wisata yang dimiliki Kabupaten Nagekeo.

Selain itu, visi pembangunan Bupati Nagekeo, dr Yohanes Don Bosco Do dan Wakil Bupati Nagekeo, Marianus Waja yang berbasis pada pertanian dan pariwisata telah merasuki generasi milenial Maupongo khususnya dan Nagekeo umumnya untuk berpikir visioner dan bertindak strategis agar apa yang menjadi visi besar dari Pemkab Nagekeo lima tahun ke depan ini dapat terwujud demi meningkatkan kesejahteraan rakyat dan kemajuan daerah Kabupaten Nagekeo.

“Pemuda milenial Nagekeo dan Maupongo khususnya sebagai pelopor dan penggerak perubahan dituntut untuk progresif, mengangkat dan memperjuangkan berbagai potensi daerah demi menciptakan perubahan dan kemajuan bersama. Nagekeo tidak hanya sebagai sebuah wilayah administrasi pemerintahan, tetapi sebagai identitas jati diri dan Nagekeo sebagai sebuah destinasi impian di masa akan datang,” jelas Dominikus Kuchu Dua.

Kuchu mengatakan, menyimak dan belajar dari daerah-daerah lain di Indonesia seperti Kabupaten Banyuwangi di Jawa Timur dan Kabupaten Morotai di Maluku Utara yang begitu maju pesat dalam pembangunan pariwisata, maka pemuda Maupongo-Nagekeo mendiskusikan dan melakukan gebrakan serta terobosan menyelenggarakan Festival Pantai Ena Gera I 2019 ini.

“Sebagai orang muda milenial, kami menyadari berbagai keterbatasan akibat dari pengalaman yang minim untuk mengelola sebuah kegiatan yang pertama dan perdana semenjak Kabupaten Nagekeo dibentuk menjadi daerah otonom tersendiri. Sehingga tidak heran jika dalam perjalanan proses penyelenggaraan ini mendapatkan begitu banyak tantangan. Tetapi dalam jiwa dan semangat berkorban serta ketulusan untuk sebuah perubahan, kami terus melangkah dengan penuh semangat di bawah inspirasi Pemimpin Daerah Nagekeo yang selalu menguatkan orang muda Nagekeo agar jangan pernah menyerah,” ungkapnya.

Kuchu menjelaskan, tantangan yang disampaikan Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat dan pemimpin Nagekeo agar pemuda milenial Nusa Tenggara Timur tampil sebagai event organizer (EO) untuk mengelola potensi apa saja di seluruh Nusa Tenggara Timur. Para pemuda Maupongo menangkap pertama tantangan dari Gubernur NTT dengan mengelola festival Pantai Enagera I Nagekeo.

“Tantangan yang disampaikan Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat dan Bupati Nagekeo, dr Yohanes Don Bosco Do dan Wakil Bupati Nagekeo, Marianus Waja memicu dan memacu pemuda milenial Maupongo untuk bergerak dan memulai dalam keterbatasannya. Intinya, tantangan itu harus di mulai dari sekarang dan digerakkan oleh pemuda millennial,” jelasnya.

Bupati Nagekeo, dr Yohanes Don Bosco Do kepada Kompas. com, Senin (25/2/2019), mengatakan masa kepemimpinan kami lima tahun berikut akan menggerakkan generasi milenial di Kabupaten Nagekeo untuk mempromosikan berbagai potensi di wilayah Kabupaten Nagekeo. Visi lima tahun kedepan berbasis pertanian dan pariwisata. Untuk itu kaum milenial di Kabupaten Nagekeo harus berkreatif dan berinisiatif untuk menggelar berbagai event budaya dan event pertanian. Pertanian dan pariwisata saling berkaitan satu sama lain.

“Saat syukuran kemenangan di Lapangan Mbay, ibu kota Kabupaten Nagekeo saya menantang pemuda dan pemudi Nagekeo dengan kalimat “Pemuda jangan pernah menyerah”. Pemuda harus terus bergerak dan bertindak untuk mempromosikan berbagai keunikan alam, budaya dan pertanian di seluruh wilayah Kabupaten Nagekeo. Bukan saatnya lagi menunggu apa yang dilakukan pemerintah. Pemerintah menyiapkan berbagai aturan-aturan. Pemuda yang bergerak,” katanya.

Bupati Don menjelaskan, potensi pertanian dan pariwisata di Kabupaten Nagekeo belum gencar dipromosikan. Misalnya, buah durian dari kawasan lembah Sawu di Maupongo, pisang khas Maupongo yang selama di bawa ke Bali dan Surabaya, pantai-pantai yang eksotis, perkampungan adat dan Etu atau tinju adat. Banyak hal yang bisa digerakkan oleh generasi milenial di Kabupaten Nagekeo.

Wakil Bupati Nagekeo, Marianus Waja saat membuka Festival Pantai Enagera I Nagekeo, Selasa (26/2/2019) mengapreasi apa yang digerakkan oleh pemuda Maupongo dengan menggelar event besar tanpa dana dari Pemerintah Kabupaten Nagekeo. Bahkan, saat Festival Pantai Enagera ini, pemuda Maupongo tampil sebagai EO. Pemuda  Maupongo mulai bergerak dan tidak lagi menunggu apa yang dilakukan Pemerintah Daerah Kabupaten Nagekeo.

“Saya sebagai pribadi dan Wakil Bupati Nagekeo memberikan penghargaan kepada kaum milenial Maupongo yang berani mengambil keputusan dan melangkah lebih maju dengan menggelar Festival Pantai Enagera I 2019 ini. Apabila pemuda Nagekeo bergerak dengan potensi yang dimiliki maka Pemerintah Kabupaten Nagekeo siap memberikan dukungan penuh. Kaum milenial harus mengisi roda pembangunan dengan mengangkat berbagai potensi yang ada di sekitar lingkungan masing-masing,” katanya.

Waja menjelaskan, visi Pemkab Nagekeo berbasis pertanian dan pariwisata yang sangat potensial di seluruh wilayah Kabupaten Nagekeo. Untuk itu pemuda lintas generasi berani memulai dan bergerak dalam keterbatasan yang dimilikinya. Berani memulai dan bergerak cepat sesuai dengan perkembangan zaman saat ini," ujarnya.

“Festival Pantai Ena Gera yang diselenggarakan oleh komunitas milenial Maupongo adalah upaya merespon berbagai dinamika pembangunan dalam upaya mewujudkan Nagekeo Kabupaten Pariwisata,” jelasnya.

Kaum muda jangan terus menunggu melainkan mulai bergerak dengan cepat untuk mengangkat potensi pariwisata dan pertanian di Kabupaten Nagekeo. Banyak keunikan-keunikan di Kabupaten Nagekeo yang belum tersentuh promosi yang luas.

“Berbagai pihak, baik Gereja maupun Pemkab Nagekeo menunggu keterlibatan aktif dari kaum milenial untuk mengangkat keunikan-keunikan alam, budaya dan pantai di seluruh wilayah Maupongo. Intinya mulai bergerak dan berinisiatif dan bertindak untuk mempromosikan keunikan-keunikan yang masih tersembunyi di Lembah Sawu, Pantai Selatan dari Kabupaten Nagekeo. Jika pemuda sudah bergerak dan berbuat maka semua pihak siap mendukung dengan cara masing-masing. Jangan lagi menunggu dan hanya bergelut di seputar ide. Ide harus diimplementasikan dengan cepat dan ada hasilnya. Berani memulai dari keterbatasan yang dimiliki,” jelasnya.

Sampah Plastik di Tebing Menuju Pantai Enagera

Senin (25/2/2019) setelah Kompas.com tiba di Pastoran Joann Baptista-Wolosambi, Kecamatan Maupongo dari perjalanan jauh dari arah Barat dengan menumpang bus umum Rute Manggarai-Maupongo, Harapan Tontang, berbincang dengan panitia Festival Pantai Enagera di Pastoran bersama dengan Pastor Paroki, Romo Rudolf Alfonsus Eka. Sebagaimana biasanya tamu di jamu dengan minuman kopi khas Maupongo.

Selesai minum kopi, Yohanes Lado, staf Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Nagekeo menawarkan untuk berwisata ke Pantai Enagera sambil mengamati persiapan dan mengambil gambar pantai serta senja di pantai tersebut.

Sebelum tiba di lokasi Pantai Enagera, Lado meminta saya untuk mengabadikan Pantai Enagera dari bibir tebing di pinggir jalan. Namun, saat saya turun untuk mengabadikan keindahan Pantai Enagera, mata saya terkejut dengan penuh sampah plastik seperti botol-botol minuman yang dibuang di tebing tersebut.

Jadi mungkin tebing-tebing di sisi kiri dari arah Maupongo, ibu kota Kecamatan Maupongo sebagai tempat pembuangan sampah.

Staf Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Nagekeo sekaligus penggiat masalah sampah plastik di daerah itu, Yohanes Lado kepada Kompas.com, Selasa (26/2/2019) menjelaskan, pihakny lagi perang dengan sampah plastik di Kabupaten Nagekeo.

"Saya bersama dengan berbagai elemen di Kabupaten Nagekeo sedang gencar memerangi sampah plastik. Beberapa waktu lalu, semua elemen di Kota Mbay, ibu kota Kabupaten Nagekeo memungut sampah plastik di berbagai tempat. Apa yang dilihat di tebing menuju Pantai Enagera yang penuh dengan sampah akan dibersihkan dengan melibatkan anak-anak sekolah dan masyarakat setempat.

“Sampah plastik di Kabupaten Nagekeo harus dibersihkan oleh semua elemen demi Kabupaten Nagekeo bersih dan nyaman di kunjungi wisatawan asing dan Nusantara. Saya terus memposting gerakan memungut sampah di berbagai tempat di Kabupaten Nagekeo. Masalah sampah di obyek wisata menjadi masalah bersama untuk ditangani secara bersama-sama,” jelasnya.

Cara Menjelajahi Obyek Wisata Pantai Enagera, wisatawan dari arah Timur belok kiri di pertigaan Gako, Boawae. Tepat di depan SMPN Gako Boawae. Wisatawan dari arah barat, belok kanan di pertigaan Gako, Boawae, selanjutnya wisatawan menjelajahi kawasan sejuta tanaman di kiri kana jalan di kawasan selatan dari Gunung Api Ebulobo.

https://travel.kompas.com/read/2019/03/12/203200727/legenda-pantai-enagera-di-kaki-gunung-api-ebulobo-flores-1-

Terkini Lainnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE Meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE Meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke