Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Festival Bale Nagi, Ajang Promosi Pariwisata Flores Timur

Kami memutuskan menikmati akhir pekan di Pantai Oa dan Rako yang konon kedua pantai ini disebut-sebut cantik seperti gadis manis yang masih perawan.

Dari kota Maumere kami berangkat pukul 07.00. Cuaca pagi itu memang cerah. Motor yang kami tumpangi pun bisa melaju dengan cepat.

Tepat pukul 09.00 kami tiba di Hokeng, sebuah kampung yang letaknya di bawah kaki Gunung Lewotobi, Kecamatan Wulanggitang.

Kami istirahat sejenak di salah satu rumah teman jurnalis yang berasal dari kampung Hokeng. Kami disuguhkan dengan kopi khas Hokeng yang terkenal dengan sebutan "kopi leworok".

Sambil menikmati enaknya kopi leworok, kami mendengar cerita dari salah satu tokoh muda Kampung Hokeng bahwa di Pantai Oa sedang diselenggarakan Festival Bale Nagi. Semangat kami untuk pelisir ke Pantai Oa dan Pantai Rako pun semakin membuncah.

"Kita jalan sudah. Sekalian kita liput Festival Bale Nagi itu," ujar salah seorang teman jurnalis.

Kami pun melanjutkan perjalanan menuju Pantai Oa dan Rako. Letaknya tidak cukup jauh dari Kampung Hokeng. Kalau dengan kendaaran bermotor, dalam waktu 30 menit kita bisa sampai di 2 pantai ini.

Siang itu di Pantai Oa suasana tampak ramai. Ribuan warga tengah mengikuti meriahnya Festival Bale Nagi. Beraneka tarian, musik, adat dipentaskan dalam festival ini.

Ikut memeriahkan juga, masyarakat setempat berjualan kuliner khas desa, ada pula yang memamerkan kain tenun adat kepada pengunjung yang hadir.

"Bale Nagi artinya pulang kampung. Melalui beragam pentas yang digelar Festival Bale Nagi, kita ingin promosikan potensi wisata di Flores Timur. Ini adalah event perdana sebagai sarana promosi potensi wisata di Flores Timur," ujar Bupati Flotim, Anton Gege Hadjon dalam acara Festival Bale Nagi, Sabtu (6/4/2019).

Selama ini para wisatawan yang datang mengikuti prosesi Semana Santa selalu mengeluh akan minimnya tempat wisata untuk dinikmati selama berada di Larantuka, Flores Timur.

"Dengan terselenggaranya Festival Bale Nagi dengan berbagai atraksi aneka budaya, diharapkan para wisatawan bisa memiliki nilai lebih saat berkunjung ke Flotim. Artinya, para pengunjung tidak hanya menyaksikan prosesi Semana Santa, tetapi ada paket wisata lain untuk dikunjungi," kata Bupati Anton.

Ia menambahkan, tujuan lain dari Festival Bale Nagi adalah bagaimana pemerintah merangsang masyarakat agar terlibat aktif melestarikan budaya dan ekonomi berbasis wisata.

"Tujuan akhir dari festival itu lebih pada pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pariwisata. Sehingga konsep kita adalah pariwisata berbasis masyarakat," ungkapnya.

Anton berharap, dengan penyelenggaraan Festival Bale Nagi yang membutuhkan dana sebanyak Rp 530 juta itu, segala potensi wisata seperti budaya, karya seni,  kuliner, tenun ikat, dan wisata alam di Flotim bisa diketahui dunia luar.

Sementara itu, Kepala Desa Pantai Oa, Damianus mengatakan pihaknya sudah serius menata Pantai Oa sejak tahun 2016.

"Sejak tahun 2016, kami sudah mengucurkan dana untuk penataan pantai ini. Jalan dan halaman tempat parkir kendaraan kami tata dengan baik. Kemudian, kami juga sudah bangun 2 kamar mandi dan 2 MCK," ungkat Damianus.

Damianus mengatakan, kunjungan wisatawan di pantai membeludak pada saat hari libur besar. Terkadang juga riuh ramai pengunjung pada akhir pekan.

"Setiap pengunjung, kami tarik retribusi. Untuk sepeda motor Rp 5 ribu dan untuk mobil Rp 10 ribu. Ini kami mulai tahun 2016," kata Damianus.

Ia mengungkapkan, hasil retribusi dari setiap pengunjung dikumpulkan untuk pengembangan penataan Pantai Oa, seperti pembangunan lopo-lopo dan pengembangan tempat untuk kuliner lokal.

Damianus mengatakan, masih ada yang perlu dibenahi di Pantai Oa, yakni infrastruktur jalan dan listrik.

"Jalan masih ada yang rusak. pasokan istrik juga belum masuk di Pantai Oa ini. Sehingga harapan kami, semoga dengan adanya Festival Bale Nagi di Pantai Oa, tahun ini jalan bisa diperbaiki dan jaringan listrik bisa masuk," katanya.

"Memang kita sudah ajukan ke Pemda Flotim, jawabannya tahun ini jalan dan listrik pasti masuk di desa ini," tambah Damianus.

Untuk diketahui, Festival Bale Nagi berlangsung selama 3 pekan. Festival ini mulai diselenggarakan tanggal 6-27 April 2019.

https://travel.kompas.com/read/2019/04/14/090300227/festival-bale-nagi-ajang-promosi-pariwisata-flores-timur-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke