Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Catatan Panduan Mendaki Gunung Sindoro via Tambi (1)

Banyak pula wisatawan yang datang untuk melakukan pendakian gunung saat berkunjung ke Dieng. Memang ada beberapa gunung yang bisa didaki di sekitar Dieng seperti Prau, Bismo, Pakuwaja, dan Sindoro.

Nama terakhir tersebut merupakan satu-satunya gunung sekitar Dieng dengan ketinggian di atas 3.000 meter di atas permukaan laut. Jalur pendakian Gunung setinggi 3.136 mdpl itu yang dekat dengan Dieng adalah via Kebun Teh Tambi.

KompasTravel sempat menjajal mendaki Gunung Sindoro usai berkunjung ke Dieng pada Minggu (30/6/2019) lalu melalui Basecamp Sigedang. Sementara Basecamp Pendakian Sindoro via Kebun Teh Tambi lainnya adalah Sikatok.

Pendakian Gunung Sindoro via Sigedang

KompasTravel memulai pendakian sekitar pukul 12.00 WIB usai shalat zuhur. Namun, perjalanan tidak langsung dilakukan dengan berjalan kaki, melainkan dengan jasa ojek sampai Pos I.

Perjalanan menuju Pos I dengan ojek bisa menghemat waktu sekitar satu jam perjalanan. Tarifnya pun cukup terjangkau, yakni hanya Rp 20.000. Pos I masih berada di kawasan Kebun Teh Tambi.

Menuju Pos II baru dilakukan dengan berjalan kaki. Rute pendakian menuju Pos II berada di antara kebun teh. Jika cuaca cerah, maka pemandangan hamparan teh yang luas dengan latar belakang Gunung Sindoro akan sangat memanjakan mata.

Perjalanan menuju Pos II bisa ditempuh dalam waktu sekitar setengah jam tergantung kecepatan. Menuju Pos II sebenarnya bisa ditempuh dengan naik ojek dengan tarif Rp 40.000 per orang. Jika beramai-ramai, ada jasa pickup untuk membawa pendaki sampai Pos II.

Meninggalkan Kebun Teh

Usai Pos II, jalur pendakian masih berada di sekitar kebun teh. Sebelum sampai di Pos III, pendaki akan terlebih dahulu sampai di Patok Besi atau batas antara kawasan kebun teh dengan hutan.

Samas seperti namanya, terdapat sebuah patok dari besi yang ada di sana. Perjalanan dari Pos II menuju Patok besi adalah sekitar setengah jam. Selanjutnya rute pendakian mulai memasuki kawasan hutan.

Hutan di jalur pendakian Gunung Sindoro via Tambi tidak terlalu lebat. Cahaya matahari masih bisa mencapai tanah. Menjelang pos III, tanaman lamtoro atau petai cina mulai mendominasi.

Sekitar dua jam melangkah, perjalanan sampai di Pos III atau kawasan Watu Tulis. Ada juga tulisan yang menyatakan jika Pos III adalah kawasan Watu Susu. Terdapat sebuah batu besar di sini yang menurut petugas basecamp tidak boleh dicorat-coret atau dinaiki.

Batas area camping di Pos III

Hanya berselang setengah jam, perjalanan akhirnya sampai di Area Camping Pos III. Perjalanan pada hari pertama pun hanya sampai di sini karena menurut petugas Basecamp Sigedang, pendaki dilarang berkemah di atas Area Camping Pos III.

Hal itu karena selain tidak ada lagi tempat datar untuk menggelar tenda, kondisinya juga cukup membahayakan karena asap belereng dari kawah aktif Gunung Sindoro yang sewaktu-waktu bisa terbawa angin. Dikawatirkan asap dari kawah itu turut mengandung racun.

Area Camping Pos III pun dianggap sebagai wilayah aman ketika asap belerang dari kawah Sindoro terbawa angin sampai ke bawah. Perjalanan dari Pos I sampai Area Camping Pos III adalah sekitar tiga jam.

Bisa dibilang area berkemah ini adalah batas antara hutan dengan medan terbuka. Memang di depan mata tampak hamparan rumput hijau yang membentang luas sampai ke puncak.

Lautan Awan di Tempat Berkemah

Pemandangan yang tersaji dari Area Camping Pos III juga sangat memanjakan mata. Panorama terbuka tersaji ke arah barat dan selatan membuat matahari terbenam terlihat begitu indah.

Selain itu, Dataran Tinggi Dieng dan Gunung Prau yang berada di selatan Gunung Sindoro juga tampak begitu jelas. Terlihat kawasan permukiman di Dataran Tinggi Dieng yang dikelilingi oleh pegunungan sekitarnya.

Semakin sore, panorama yang tersaji di depan mata semakin menawan. Awan yang mengelilingi Gunung Sindoro terlihat seperti lautan dengan Gunung Prau dan Dataran Tinggi Dieng bak pulau langit.

Momen matahari terbenam pun akhirnya tiba. Matahari terbenam tampak begitu menawan saat dilihat di balik pohon-pohon lamtoro yang mengering.

Pulangnya matahari ke peraduannya seakan disambut oleh perbukitan yang berada di ufuk barat.

Sementara itu di cakrawala barat, terlihat “atap Jawa Tengah” atau Gunung Slamet dengan ketinggian 3.428 mdpl yang puncaknya mengeluarkan asap.

Lebih jauh lagi, tampak pula “atap Jawa Barat” atau Gunung Ceremai dengan ketinggian 3.078 mdpl.

Perjalanan menuju puncak pun akan dilanjutkan pada dini hari sekitar pukul 02.30 WIB. Makan malam dan beristirahat merupakan aktivitas terbaik agar summit attack nanti bisa dilakukan dengan fisik yang bugar. 

Satu hal yang perlu diperhatikan adalah, saat berkemah jangan sekali-kali membuat api unggun khususnya ketika kemarau. Ini merupakan aturan yang harus dipatuhi pendaki yang mendaki Gunung Sindoro.

LANJUTAN... (2)

https://travel.kompas.com/read/2019/07/05/071000527/catatan-panduan-mendaki-gunung-sindoro-via-tambi-1

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke