Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Rumah Atsiri, Peninggalan Bung Karno yang Tak Banyak Diketahui

Area marigold tersebut kontras dengan apa yang penulis lihat ketika berkunjung ke taman ini 2016 silam.

Ketika itu, area taman masih terlihat kosong. Revitalisasi yang masih berlangsung di sejumlah bagian membuat lokasi ini terlihat kumuh dan berantakan. Jauh berbeda dengan yang terlihat sekarang.

Namun meski banyak yang berubah, dan Rumah Atsiri jauh terlihat lebih bagus, beberapa bagian yang merupakan gedung lawas tetap bisa penulis lihat pada acara kunjungan KompasTravel bersama Kementerian Pariwisata pada Senin (29/7/2019) lalu.

Paulus Mintarga, owner dari Rumah Atsiri Tawangmangu, yang juga bergelut di dunia arsitektur ini, menyebut bahwa dirinya berusaha menerapkan teknik konservasi berdasarkan apa yang ia ketahui.

“Bangunan lama kita bedakan dengan yang baru, supaya tetap bisa terlihat. Yang lama struktur beton semua. Kita mendesain berdasar apa yang sudah ada. Bangunan yang baru, dicoba untuk dikonek-kan. Kita mencoba dengan fungsi baru, ga usah dibongkar tapi bagaimana bisa berfungsi kembali. Prinsip konservasi itu kan seperti itu,” tuturnya.

Rumah atsiri merupakan bangunan yang didirikan sekitar tahun 1963. Pabrik ini dibangun kisaran tahun yang sama dengan pembangunan Gelora Bung Karno. Tempat ini dulunya merupakan pabrik citronella kerja sama antara pemerintah Indonesia-Bulgaria.
Menurut penuturan Paulus, Soekarno ketika itu, berkeinginan membuat pabrik citronella (sereh wangi) terbesar di ASEAN.

“Pak Karno bercita-cita mendirikan pabrik citronella terbesar di ASEAN. Ketika bisa mentransformasikan visi itu kita senang. Kita tetap pegang visinya. Tempat ini kita kembangkan untuk dunia industri atsiri di Indonesia.

Makanya, karena kita tak bisa produksi, kita mengembangkannya lewat jalur edukasi. Konsepnya edu-rekreasi,” tuturnya.

Dalam masa-masa perkembangannya sejak sebagai pabrik atsiri hingga sekarang menjadi Rumah Atsiri, tempat ini mengalami beberapa pemindah tanganan.

Di era Presiden Soeharto menurut penuturan Paulus, tempat ini sempat difungsikan sebagai tempat research, namun karena pabrik ini sejak awalnya memang ditujukan sebagai sebuah pabrik yang besar, pada akhirnya pengelolaan sebelum-sebelumnya mengalami kegagalan.

Bahkan sempat pabrik ini dikelola oleh orang yang kemudian justru menjual barang-barang logam yang ada di dalam pabrik. Kini hanya tinggal beberapa alat termasuk mesin pencacah yang bisa dilihat.

Ragam Aktivitas di Rumah Atsiri

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan wisatawan saat berkunjung ke Rumah atsiri Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah. Diantaranya, wisatawan akan diajak berkeliling area taman untuk berkenalan dengan aneka rupa jenis tanaman penghasil minyak atsiri.

Kami ditemani Nobi, salah satu pegawai Rumah Atsiri.

Dengan ramah ia menjelaskan kepada kami apa itu minyak atsiri, "Minyak atsiri itu minyak yang menghasilkan bau khas tanaman, dan memiliki sifat mudah menguap,” tuturnya.

Ia juga mengenalkan kami tanaman apa saja yang menghasilkannya. Mulai dari rosemary, bunga ceplok piring, kayu putih, citronella, dan beragam jenis tanaman lainnya.

“Kayu putih ini salah satu cirinya, selain dari baunya juga dari batangnya. Empuk dan berwarna putih,” ujarnya.

Ia lantas mengajak Kami semua untuk merasakan langsung bagaimana empuknya batang kayu putih.

Kami juga dibawa melihat bagian bangunan baru berdinding kaca yang digunakan untuk produksi minyak. Di sana, Kamii diperkenalkan mengenai teknik destilasi dengan alat-alatnya.

Selain tur taman, wisatawan nantinya juga bisa mendatangi kidz lab untuk praktek bersama anak-anak, menikmati hijau pemandangan dari atas jembatan layang, menjajal resto Rumah Atsiri yang menyajikan aneka rupa makanan dan minuman berunsur atsiri, serta membeli oleh-oleh khas tempat ini.

Rumah Atsiri dalam Konteks Pariwisata Berkelanjutan

Rumah Atsiri dilihat dari permodelannya menggambarkan bagaimana lokasi ini menunjukkan unsur pariwisata berkelanjutan.

Valerina Daniel, Ketua Tim Percepatan Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan, pernah menjelaskan bahwa pariwisata berkelanjutan mengusung unsur 3 P yakni: People, Planet dan Prosperity.

Rumah Atsiri menunjukkan, bagaimana tempat ini berusaha mempertahankan bangunan dari sisi heritagenya. Keberadaanya juga berupaya untuk selalu bersinergi dengan masyarakat desa. Paulus menyebut sekitar 90 orang masyarakat sekitar menjadi pegawai di Rumah Atsiri.

Beberapa warga juga diberikan pelatihan agar bisa membuat produk berkualitas yang kemudian bisa dijual di toko Rumah Atsiri seperti munculnya menu keripik pegagan, seledri dan kenikir yang jadi oleh-oleh Rumah Atsiri.

https://travel.kompas.com/read/2019/08/05/071000427/rumah-atsiri-peninggalan-bung-karno-yang-tak-banyak-diketahui

Terkini Lainnya

8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

Jalan Jalan
Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Travel Update
6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

Travel Tips
Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Travel Update
8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke