Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dari Halte Ke Halte, Rekomendasi Kuliner sampai Tempat Rekreasi di Ibu Kota

JAKARTA, KOMPAS.com – Dari sekian banyak platform rekomendasi kuliner, Dari Halte ke Halte tak bisa dipandang sebelah mata. Meski baru berbasis di media sosial, Dari Halte Ke Halte (DHKH) menjadi rujukan populer bagi warga ibu kota karena faktor kedekatan dan aksesibilitas.

Lewat akun Instagram @darihalte_kehalte dan akun Twitter @drhaltekehalte, HalteMin (sebutan untuk admin dua akun tersebut) berbagi rekomendasi seputar tempat makan, ngopi, nongkrong, rekreasi, olahraga, sampai kegiatan seni budaya yang dekat dengan halte atau stasiun transportasi umum.

Konten yang paling dijadikan rujukan warganet tentu saja seputar kuliner. Kepada KompasTravel, Rabu (14/8/2019), salah satu HalteMin yakni Bowo (39) mengatakan tidak ada batasan jenis makanan atau minuman yang dapat dimuat dalam linimasa DHKH.

“Asalkan semua tempat makan bisa diakses dengan berjalan kaki dari halte atau stasiun terdekat,” tuturnya.

Tiap post diberikan keterangan layaknya bercerita dan obrolan antarteman. Soal makanan misalnya, HalteMin tak hanya menjelaskan seputar rasa dan harga, namun seringkali juga menjelaskan tentang kisah penjualnya.

Atas konsistensinya berbagi informasi, akun Instagram @darihalte_kehalte kini memiliki 29.000 pengikut, sedangkan Twitter memiliki 27.500 pengikut. Konten linimasa Instagram diperbaharui dua kali dalam seminggu, sementara untuk Instastory dan Twitter lebih sering dari itu.

“Artikel tersebut berisi tentang tempat-tempat menarik di sekitar stasiun BTS Bangkok. Artikel tersebut sangat berguna dan jadi panduan ketika pergi ke Bangkok untuk pertama kalinya tahun 2007,” tutur Bowo.

Kemudian sejak 2018, di saat Bowo semakin sering menggunakan Transjakarta, ia menyadari bahwa alat transportasi tersebut sudah menjangkau pelosok-pelosok Jakarta.

“Akhirnya, pada 2 Maret 2019, ide untuk membuat panduan tempat makan, ngopi, dan tempat menarik lain di seputar pemberhentian dan transit transportasi umum pun terwujud. Lahirlah akun Instagram @darihalte_kehalte,” kisah Bowo.

“Dari Halte Ke Halte juga lahir dari idealisme untuk mengajak warga ibu kota semakin mengenal dan jatuh cinta (lagi) dengan kota tempat tinggalnya dengan cara menjelajahi berbagai sudut kota,” tutur Bowo.

Komunitas hingga grup Whatsapp

Dari akun di media sosial, Dari Halte Ke Halte kini memiliki komunitas yang aktif bertukar informasi di dua grup, yakni Whatsapp dan Telegram.

“Banyak HalTeman (sebutan untuk para pengikut akun DHKH) yang memiliki kegemaran serupa, jalan-jalan keliling kota dan makan-makan. Mereka membutuhkan inspirasi tempat baru dan menarik untuk didatangi,” tutur Bowo.

Berawal dari obrolan di media sosial DHKH, banyak pengikut yang berkomentar bahwa mereka sebenarnya ingin keliling kota, tapi tidak memiliki teman. Akun DHKH kemudian menjadi sarana yang memfasilitasi mereka mendapatkan teman baru untuk jalan-jalan dan berwisata.

“Akhirnya, para HalTeman pun berinisiatif membuat grup chat. Saat ini DHKH memiliki dua grup chat, satu di Whatsapp dan satu lagi di Telegram,” tambah Bowo.

Di grup tersebut, lanjut dia, HalTeman saling berbagi informasi dan rekomendasi tentang berbagai tempat makan enak dengan harga terjangkau.

“Serta lokasinya relatif mudah didatangi dengan transportasi umum dan berjalan kaki,” tuturnya.

“Saat ini kami baru sanggup menangani dua platform, Instagram dan Twitter, tapi kami berencana untuk mengembangkannya ke Youtube. Pembuatan buku sedang dalam proses penjajakan. Selain itu, kami sedang mengembangkan sebuah situs web dwibahasa, Indonesia dan Inggris,” tutur Bowo.

Kabar baiknya, DHKH juga sedang menggodok konsep “ngider bareng” bersama para HalTeman untuk memfasilitasi Kamu yang ingin jalan-jalan bersama.

Menggerakkan perekonomian

Masifnya informasi seputar aktivitas wisata di ibu kota, terutama kuliner, dirasakan pihak Dari Halte Ke Halte berdampak cukup positif. Ada tempat makan yang relatif baru, namun merasakan lonjakan pengunjung yang signifikan sejak dipromosikan oleh akun tersebut.

“Ada yang menyampaikan langsung kepada HalteMin, ada juga yang menyampaikannya kepada para HaiTeman yang berkunjung kemudian menceritakan kembali di media sosial mereka,” tuturnya.

Salah satu yang paling baru, kisah Bowo, adalah Dimsum Arsyif yang terletak di Jalan Blora. Bapak penjual dimsum bercerita biasanya dagangan miliknya baru habis selepas maghrib.

“Pagi ini (14/8), sudah kehabisan stok dan sedang menunggu pasokan baru setelah dipromosikan DHKH,” katanya.

“Sampai sekarang kami tidak percaya bahwa efeknya bisa sebesar ini. Di sisi lain, kami senang karena tujuan membantu memajukan UMKM bisa tercapai. Harapannya adalah semoga usaha mereka bisa semakin berkembang lebih pesat dan ikut memajukan perekonomian rakyat,” ujar Bowo.

https://travel.kompas.com/read/2019/08/14/165259627/dari-halte-ke-halte-rekomendasi-kuliner-sampai-tempat-rekreasi-di-ibu-kota

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke