Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tata Cara Afternoon Tea, Budaya Minum Teh dari Kerajaan Inggris


JAKARTA, KOMPAS.com – Inggris terkenal sebagai negara dengan budaya minum teh yang kuat. Istilah afternoon tea dan high tea muncul dari Inggris. 

Ashfiya Ahmad dari Asosiasi Teh Indonesia dalam Seminar Asosiasi Teh Indonesia : Tea Etiquettes : From East To West di SIAL Interfood 2019, menjelaskan seluk beluk budaya afternoon tea Inggris, dari sejarah sampai tata cara afternoon tea.

Ashfiya menjelaskan pada awalnya afternoon tea bertujuan untuk mengganjal perut sebelum tiba waktu makan malam.

Ratu Anna melihat jarak waktu antara jam makan malam dan makan siang di Inggris terlalu jauh. Akhirnya ia mengundang temannya untuk minum teh dan memakan sedikit camilan.

"Ratu Anna melihat jarak makan siang dari pukul 1.00 ke makan malam pukul 20.00 itu terlalu jauh dan lama. Dia waktu sore lapar lalu dia perlu ngeteh dan makan kue lalu dia panggil temen-temennya berpakaian yang baik-baik, ngomong, ngobrol," jelas Ashfiya Ahmad di SIAL Interfood, di JIEXPO, Sabtu (16/11/2019).

Untuk afternoon tea, biasanya membutuhkan peralatan dasar yang terdiri dari teko, gelas tatakanya, saringan, sendok, garpu dan pisau. Tak ketinggalan, piring bertingkat untuk menaruh camilan.

Budaya minum teh dari Inggris berkembang pada 1840-an. Kerajaan Inggris memiliki tatanan tersendiri dalam melangsungkan afternoon tea. 

Aturan dasar pertama adalah pakaian. Peserta afternoon tea harus berpakaian rapih dan pada era 1840an harus berpakaian formal. Saat ini peserta afternoon tea  lazimnya tidak mengunakan kaus, sneakers, dan celana jeans. 

Hal ini bertolak belakang dengan cara mengaduk umum berbentuk lingkaran. 

Usai mengaduk teh, tidak boleh meninggalkan sendok di dalam cangkir bagian depan. Sebab hal itu dinilai kurang etis. 

“Setelah aduk teh sendok jangan dihadapkan ke arah depan, tidak bolaeh di depan harus dibelakang jangan sampai kena mulut saat menikmati tehnya,”papar Ashfiya.

Saat meminum teh juga harus anggun dan postur tubuh harus tegak dan tidak membungkuk.

Peraturan lainnya yang tidak boleh dilakukan adalah memotong scone (roti khas Inggris) menggunakan pisau atau alat bantu lainnya. Jika memotong scone, dapat membuat tuan rumah tersinggung dan merasa kastanya direndahkan.

Sebab selain afternoon tea yang dahulu dilakukan oleh bangsawan ada juga high tea yang dilakukan oleh buruh. Pada high tea, mereka membelah roti dan berbagi satu sama lain. Inilah yang membuat memotong scone pada afternoon tea begitu terlarang. 

Saat ingin memakan camilan, peserta juga harus meminum tehnya dulu sebanyak satu sampai dua teguk teh. Setelah itu baru boleh memakan snacknya.

“Menikmati camilan juga tidak sembarangan harus ada tata caranya. Setelah meminum teh, camilan pertama yang wajib diambil adalah scone yang diberi mentega dan selai, kedua yang manis pie buah, lalu dilanjutkan dengan yang gurih sandwich atau croissant,” jelasnya.

Orang Inggris mencampurkan tehnya dengan susu. Hal ini sebagai wujud penerapan budaya asli orang Inggris yang sering mengkonsumsi susu.

Untuk tehnya sendiri orang Inggris lebih gemar menggunakan black tea saat afternoon tea.

Uniknya jika kamu menikmati afternoon tea di Inggris pasti akan menemukan pepatah “Kalau kamu minum teh dengan gula kastamu atau derajatmu akan turun”.

Di Kerajaan Inggris sampai saat ini ada master tea dan master camilan, mereka yang ahli dalam tata cara afternoon tea dan ahli membuat camilan. 

Afternoon tea di Inggris lebih menjadi ajang untuk mengajak orang berkumpul dan  bercengkerama untuk mempererat jalinan pertemanan, bukan acara kekeluargaan. 

https://travel.kompas.com/read/2019/11/18/073118527/tata-cara-afternoon-tea-budaya-minum-teh-dari-kerajaan-inggris

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke