Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jangan Nekat Angkat Telepon di Kereta, Ketahui 5 Etika Berwisata di Jepang

KOMPAS.com- Dengan meningkatnya jumlah turis ke Jepang setiap tahunnya, warga Jepang memikirkan juga bagaimana sikap para wisatawan ini. Hal tersebut memengaruhi kehidupan warga di sana.

Seperti yang terjadi di Kyoto, ada seorang wisatawan yang melecehkan seorang maiko (geisha) demi mendapatkan foto.

Tak jarang pula didapati kelakukan tak sopan para pelancong saat berada di dalam kereta.

Supaya tak menjadi wisatawan yang menyebalkan saat berada di Jepang, ada baiknya kamu memperhatikan etika berikut, melansir livejapan.com.

Foto-foto menjadi tujuan wajib saat berwisata, apalagi di Jepang dengan beragam wisatanya.

Walaupun sudah menyusun rencana untuk mengambil foto di tempat wisata tertentu, ada baiknya kamu melihat situasi sekitar.

Terdapat destinasi wisata yang ramai dikunjungi, sehingga kamu harus antre demi berfoto dengan latar yang bagus.

Maka sebaiknya kamu mengambil foto tempat wisata atau landmark di Jepang saat keadaan sepi. Bisa juga kamu dan temanmu sekalian berfoto.

Namun tetap ingat bahwa ada wisatawan lain yang juga ingin berfoto dengan latar landmark tersebut, sehingga jangan terlalu lama foto-foto.

Selanjutnya, kamu bisa pergi ke destinasi wisata di Jepang yang tak terlalu ramai. Supaya kamu bisa lebih menikmati suasana dan juga berfoto dengan latar yang keren.

Kereta Jepang dikenal selalu penuh penumpang, sehingga ada etika tertentu bila kamu naik kendaraan umum ini.

Kalau menggunakan tas punggung saat berada di kereta atau bus, letakkan saja di bagian depan badan.

Tujuannya supaya kamu tak sampai menyenggol orang lain dengan tasmu. Dengan meletakkannya di bagian depan, kamu dapat lebih berhati-hati dalam bergerak.

Tak mendapat tempat duduk, carilah lokasi berdiri yang jauh dari pintu. Biasanya orang Jepang akan berdiri di lorong dengan rapi.

Selain itu, selalu dahulukan orang tua dan penyandang difabel. Beri mereka tempat dudukmu.

Penduduk Jepang mayoritas menganut agama Shinto dan Buddha.

Walaupun mungkin kamu tidak familiar dengan kepercayaan ini, tetapi secara umum tidak diperbolehkan membuat keributan dan bersikap kurang sopan di tempat suci manapun di dunia.

Bersikaplah hormat dan jangan mengambil foto sembarangan saat berada di kuil Shinto maupun Buddha. Terutama di depan tempat orang melempar koin untuk berdoa.

Mengambil foto di sini hampir sama seperti mengambil foto tanpa seizin Tuhan.

Bayangkan saja ketika kamu sedang berdoa dengan khusyuk, lalu ada seseorang mengambil foto selfie di depanmu.

Tentu saja itu tidak sopan. Jadi biarkan orang-orang berdoa dengan tenang.

Peraturan yang satu ini tergantung di mana kamu berada.

Bila kamu datang ke suatu restoran bersama teman-temanmu, kamu bisa menulis satu nama sebagai perwakilan untuk antrean.

Sementara teman-temanmu akan mengikutimu saat giliran dipanggil.

Namun hal ini tidak berlaku di semua tempat, seperti di taman bermain. Walaupun datang bersama temanmu, kalian harus antre sendiri-sendiri.

Bayangkan saja bila kamu sudah mengantre selama 30 menit, lalu ada teman dari orang di depanmu menerobos antrean. Tentu hal itu tak menyenangkanmu. Maka jangan lakukan hal yang sama.

Kalau kamu ingin mengantre bersama dengan teman yang datang menyusul, maka antrelah di bagian paling belakang.

Etika saat menaiki kereta di Jepang cukup spesifik. Seperti berhubungan dengan mengangkat telepon.

Jika sedang ada di dalam kereta terutama saat jam sibuk, jangan nekat menelepon.

Kamu tentu menyadari bahwa orang-orang di dalam kereta begitu diam dan tidak berisik.

Tak pelak mereka akan melempar pandangan sebal jika kamu memecah keheningan tersebut.

Ketika ingin menghubungi teman, lebih baik kirim pesan teks saja. Harus menelepon orang lain? Maka sebaiknya kamu turun di stasiun terdekat.

https://travel.kompas.com/read/2020/02/19/222800927/jangan-nekat-angkat-telepon-di-kereta-ketahui-5-etika-berwisata-di-jepang

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke