Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Serasa Uji Nyali, Menyusuri Lorong Misterius Penuh Tulang Manusia

KOMPAS.com - Paris dikenal sebagai kota yang germerlap dengan nuansa romantisme.

Namun di balik itu, tepat berada di bawah Kota Paris, Perancis, kamu akan menemukan sebuah terowongan yang dipenuhi jutaan tulang belulang manusia.

Tempat ini disebut Catacombes de Paris atau Katakomba Paris. Sebuah ossuary alias tempat penyimpanan tulang manusia ini menjadi daya tarik wisata tersendiri.

Berusia tiga abad

Melansir nomadicmatt.com, catacombs atau katakomba ini dibangun pada akhir abad ke-18. Saat itu, ada perluasan lahan perkotaan yang berdampak pula pada makam di tengah kota.

Tulang belulang warga Paris di pemakaman itu pun dipindahkan ke sebuah terowongan. Pemindahan ini terjadi mulai akhir abad ke-18 sampai pertengahan abad ke-19.

Tulang-tulang tersebut selalu dipindahkan pada malam hari. Pemindahan disertai ritual yang dipimpin seorang pastor, sepanjang perjalanan dari makam menuju terowongan.

Awalnya, sisa tulang tersebut hanya disimpan dan diletakkan begitu saja.

Namun pada akhirnya, sisa tulang-tulang tersebut ditata dan ditampilkan dengan cara unik yang dapat kamu lihat sekarang.

Semenjak penataan usai, tempat ini mengundang rasa penasaran bagi warga setempat, bahkan keluarga kerajaan.

Semenjak akhir abad ke-18, katakomba ini dibuka untuk publik dan resmi menjadi obyek wisata mulai tahun 1867-an.

Menyusuri lorong penuh misteri

Menyusuri lorong gelap dan sempit, pengunjung dapat melihat susunan susunan tulang dengan tampilan yang menyeramkan. Rasa ngeri akan menyelimuti. 

Tempat ini begitu sepi, gelap, lembap, dan terasa ada aura menyedihkan. Ada banyak tulang dan kebanyakan hanya ditumpuk satu sama lain.

Kamu tidak akan pernah tahu milik siapa tengkorak itu, bisa saja seseorang yang meninggal karena wabah atau seorang bangsawan kaya.

Bisa dibilang, katakomba ini merupakan salah satu tempat wisata terbaik di Paris. Tempat ini kaya akan sejarah.

Pengunjung juga dapat melihat tanda-tanda coretan di dinding dari pengunjung yang sudah datang berabad-abad lalu.

Fakta di balik katakomba 

Kedalaman katakomba setara dengan bangunan lima lantai dengan luas permukaan 11.000 meter persegi.

Dengan panjang lorong sekitar 2 kilometer diperlukan waktu setidaknya 45 menit untuk menjelajahi katakomba. Lorong ini dipenuhi sisa tulang belulang dari sekitar 6 juta warga Paris.

Tempat ini berhawa dingin dengan suhu sekitar 14 derajat celcius. Jadi, sebaiknya pakai pakaian tebal saat berkunjung.

Rupanya tak hanya tulang belulang, terdapat pula atraksi menarik lainnya, yaitu sebuah kolam renang. Namun kolam ini tak tertera dalam peta.

Selain itu, bangunan ini dulu pernah dijadikan tempat persembunyian saat Perang Dunia II.

Cara berkunjung ke lorong penuh tulang

Katakomba Paris berlokasi di 1 Avenue du Colonel Henri Rol-Tanguy, Paris, Prancis.

Untuk sampai ke sini, kamu dapat naik kereta bawah tanah atau komuter dari Denfert-Rochereau atau menggunakan bus nomor 38 dan 68.

Sebelum pandemi Covid-19, jumlah kunjungan ke Catacombs of Paris dibatasi 200 orang per periode (sekali masuk), maka kamu harus mengantre cukup lama.

Kamu bisa memesan tempat terlebih dahulu untuk menghindari mengantre selama berjam-jam. Namun, jika tidak bisa memesan tempat, pastikan datang lebih awal.

Museum ini buka pada Selasa-Minggu pukul 10.00 – 20.30 (Senin tutup). Untuk tiket dihargai 13 Euro per orang, dapat dipesan di situs resmi Catacombes de Paris, www.catacombes.paris.fr/en.

Untuk panduan audio berbahasa Inggris, Perancis, Jerman, dan Spanyol akan dikenakan biaya tambahan sebesar Rp 75.000-an.

Jika kamu ingin mejelajahi tempat ini, sebaiknya jangan sendirian karena pernah ada kejadian orang tersesat dan meninggal.

https://travel.kompas.com/read/2020/02/20/225100327/serasa-uji-nyali-menyusuri-lorong-misterius-penuh-tulang-manusia

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke